- NZD/USD menguat mendekati 0,5770 di awal sesi Asia hari Senin.
- Pertemuan Trump-Xi Jinping pada hari Kamis akan menjadi sorotan.
- The Fed secara luas diantisipasi untuk memangkas suku bunga pada pertemuan mendatang 28-29 Oktober.
Pasangan mata uang NZD/USD menarik beberapa pembeli ke sekitar 0,5770 selama awal sesi Asia pada hari Senin. Dolar Selandia Baru (NZD) menguat terhadap Dolar AS (USD) di tengah optimisme baru seputar perundingan perdagangan AS-Tiongkok. Para investor akan memantau dengan seksama pertemuan antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden Tiongkok Xi Jinping di Korea Selatan pada hari Kamis nanti.
Menteri Keuangan AS Scott Bessent mengatakan pada hari Minggu bahwa AS telah mencapai kesepakatan kerangka dengan Tiongkok untuk menghindari penerapan tarif tambahan 100% pada impor Tiongkok. Seorang juru bicara Departemen Keuangan AS mencatat bahwa hari pertama perundingan telah "sangat konstruktif."
Hasil positif dari perundingan tersebut akan menghilangkan hambatan untuk pertemuan pada hari Kamis antara Trump dan Xi Jinping di Korea Selatan. Meredanya kekhawatiran tentang perang dagang antara dua ekonomi terbesar di dunia dapat meningkatkan Kiwi yang menjadi proxy Tiongkok, karena Tiongkok adalah mitra dagang utama bagi Selandia Baru.
Federal Reserve AS (Fed) secara luas diperkirakan akan memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bp) pada pertemuan mendatang 28-29 Oktober. Ini akan menjadi pengurangan kedua berturut-turut, setelah langkah serupa pada bulan September 2025. Pergeseran dovish yang diantisipasi diperkirakan akan membebani Greenback dan bertindak sebagai pendorong bagi pasangan mata uang ini.
Di sisi Kiwi, Reserve Bank of New Zealand (RBNZ) memangkas Official Cash Rate (OCR) sebesar 50 basis poin (bp) menjadi 2,5% pada pertemuan bulan Oktober, yang merupakan pemangkasan yang lebih besar dari yang diharapkan. RBNZ menyatakan bahwa mereka tetap terbuka untuk pemangkasan suku bunga lebih lanjut jika diperlukan untuk membantu ekonomi dan inflasi kembali ke targetnya.
Pertanyaan Umum Seputar Dolar Selandia Baru
Dolar Selandia Baru (NZD), yang juga dikenal sebagai Kiwi, adalah mata uang yang diperdagangkan di kalangan para investor. Nilainya secara umum ditentukan oleh kesehatan ekonomi Selandia Baru dan kebijakan bank sentral negara tersebut. Namun, ada beberapa kekhususan unik yang juga dapat membuat NZD bergerak. Kinerja ekonomi Tiongkok cenderung menggerakkan Kiwi karena Tiongkok adalah mitra dagang terbesar Selandia Baru. Berita buruk bagi ekonomi Tiongkok kemungkinan berarti lebih sedikit ekspor Selandia Baru ke negara tersebut, yang memukul ekonomi dan dengan demikian mata uangnya. Faktor lain yang menggerakkan NZD adalah harga susu karena industri susu merupakan ekspor utama Selandia Baru. Harga susu yang tinggi meningkatkan pendapatan ekspor, memberikan kontribusi positif bagi ekonomi dan dengan demikian terhadap NZD.
Bank Sentral Selandia Baru (RBNZ) bertujuan untuk mencapai dan mempertahankan tingkat inflasi antara 1% dan 3% dalam jangka menengah, dengan fokus untuk mempertahankannya di dekat titik tengah 2%. Untuk tujuan ini, bank menetapkan tingkat suku bunga yang sesuai. Ketika inflasi terlalu tinggi, RBNZ akan menaikkan suku bunga untuk mendinginkan ekonomi, tetapi langkah tersebut juga akan membuat imbal hasil obligasi lebih tinggi, meningkatkan daya tarik para investor untuk berinvestasi di negara tersebut dan dengan demikian meningkatkan NZD. Sebaliknya, suku bunga yang lebih rendah cenderung melemahkan NZD. Apa yang disebut perbedaan suku bunga, atau bagaimana suku bunga di Selandia Baru dibandingkan atau diharapkan dibandingkan dengan yang ditetapkan oleh Federal Reserve AS, juga dapat memainkan peran penting dalam menggerakkan pasangan mata uang NZD/USD.
Rilis data ekonomi makro di Selandia Baru merupakan kunci untuk menilai kondisi ekonomi dan dapat memengaruhi valuasi Dolar Selandia Baru (NZD). Ekonomi yang kuat, yang didasarkan pada pertumbuhan ekonomi yang tinggi, pengangguran yang rendah, dan keyakinan yang tinggi, baik untuk NZD. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi menarik investasi asing dan dapat mendorong Bank Sentral Selandia Baru untuk menaikkan suku bunga, jika kekuatan ekonomi ini disertai dengan inflasi yang tinggi. Sebaliknya, jika data ekonomi lemah, NZD cenderung terdepresiasi.
Dolar Selandia Baru (NZD) cenderung menguat selama periode risk-on, atau ketika para investor menganggap risiko pasar yang lebih luas rendah dan optimis terhadap pertumbuhan. Hal ini cenderung mengarah pada prospek yang lebih baik untuk komoditas dan apa yang disebut ‘mata uang komoditas’ seperti Kiwi. Sebaliknya, NZD cenderung melemah pada saat terjadi turbulensi pasar atau ketidakpastian ekonomi karena para investor cenderung menjual aset-aset berisiko tinggi dan beralih ke aset-aset safe haven yang lebih stabil.