- Harga emas Antam naik ke Rp1,94 juta per gram, sejalan dengan penguatan saham ANTM 2,8%.
- Emas global melemah tipis ke USD 3.380 akibat dolar menguat, namun isu independensi The Fed memberi dukungan.
- Analis menilai emas masih berpeluang menguji USD 3.400-3.435 jika sentimen kembali menguat.
Pasar emas domestik bergerak positif pada Rabu, dengan harga emas Antam 1 gram naik Rp8.000 menjadi Rp1.940.000, dari posisi Rp1.932.000 sehari sebelumnya. Arah positif juga tercermin pada saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang ditutup menguat 2,8% atau 80 poin di level Rp2.960. Sepanjang sesi, ANTM sempat dibuka di Rp2.920, menyentuh level tertinggi harian Rp2.990, dan menjaga support dalam perdagangan harian di Rp2.890.
Namun di pasar global, harga emas spot justru melemah tipis ke USD 3.380 per ons pada sesi Eropa, turun 0,42% setelah bergerak di kisaran USD 3.373,90-USD 3.394,41. Tekanan berasal dari penguatan dolar AS, meski muncul faktor penahan koreksi berupa kekhawatiran atas independensi The Fed. Hal ini menyusul pernyataan Presiden Donald Trump yang mengatakan dirinya mencopot Gubernur The Fed Lisa Cook terkait dugaan penyimpangan pinjaman hipotek, sebuah langkah yang memicu perdebatan mengenai batas kewenangan presiden atas bank sentral. Cook menampik tuduhan tersebut dan dan menyatakan tidak akan mengundurkan diri
Menurut Kelvin Wong, Analis Senior OANDA, peluang teknis emas dalam jangka pendek masih terbuka: “Kita bisa melihat dalam jangka pendek masih ada potensi tekanan naik untuk menguji USD 3.400, dan di atasnya akan berada di level USD 3.435,” ujarnya kepada Reuters.
Prospek Harga Emas (XAU/USD)
Meski tertekan, harga emas masih bertahan di atas support Exponential Moving Average (EMA) 50 di USD 3.341,21, sementara EMA-200 di USD 3.098,20 tetap memberi fondasi tren jangka panjang yang positif.
Secara teknis teknis masih berada dalam fase konsolidasi dengan area support terdekat di USD 3.340-3.300 dan resistance kuat di sekitar USD 3.400-3.450. Indikator Relative strength index (RSI) berada di level 54,93, menunjukkan momentum netral dengan ruang penguatan terbuka bila harga mampu menembus resistance.
Dari sisi fundamental, pasar menanti rilis PDB kuartal 2 dan Indeks Harga PCE AS akhir pekan ini sebagai penentu arah suku bunga The Fed. Data yang lebih tinggi dari ekspektasi berpotensi menahan emas di bawah resistance karena memperkuat dolar, sementara data yang lebih lemah dapat membuka jalan bagi rally lanjutan di atas USD 3.400.
Bagi investor domestik, dinamika ini menjadi katalis penting, mengingat saham-saham tambang emas seperti ANTM cenderung bergerak sejalan dengan volatilitas harga logam mulia global.