- Harga Emas diperdagangkan sideways di sekitar $3.750 menjelang data Inflasi PCE AS untuk bulan Agustus.
- Inflasi PCE AS diperkirakan tumbuh secara stabil dengan laju tahunan sebesar 2,9%.
- Data PDB Q2 AS yang optimis telah membebani ekspektasi dovish The Fed.
Harga Emas (XAU/USD) diperdagangkan dalam kisaran ketat di sekitar $3.750 selama sesi perdagangan Eropa pada hari Jumat. Logam kuning ini mengonsolidasikan diri saat para investor menunggu data Indeks Harga Belanja Konsumsi Pribadi (PCE) AS untuk bulan Agustus, yang akan diterbitkan pada pukul 12:30 GMT.
Para investor akan memantau data inflasi AS dengan cermat untuk mendapatkan petunjuk tentang laju di mana Federal Reserve (The Fed) akan mengurangi suku bunga di sisa tahun ini, dengan para pejabat menyatakan bahwa jalur kebijakan moneter akan tetap berada di sisi bawah.
Inflasi PCE inti AS, yang merupakan ukuran inflasi pilihan The Fed, diperkirakan tumbuh dengan laju moderat sebesar 0,2% secara bulanan dibandingkan dengan pembacaan sebelumnya sebesar 0,3%, dengan angka tahunan meningkat secara stabil sebesar 2,9%.
Pada hari Kamis, ekspektasi dovish The Fed mereda setelah data Produk Domestik Bruto (PDB) Q2 AS yang direvisi menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi lebih kuat dari ekspektasi awal. Data menunjukkan bahwa ekonomi tumbuh sebesar 3,8%, lebih cepat dari estimasi awal sebesar 3,3%.
Menurut alat CME FedWatch, probabilitas The Fed menurunkan suku bunga sebesar 50 bps pada akhir tahun mereda menjadi 62% dari 73,3% yang terlihat pada hari Rabu.
Secara teoritis, meredanya ekspektasi dovish The Fed menjadi pertanda buruk bagi aset-aset yang tidak memberikan imbal hasil, seperti Emas.
Analisis teknis Emas
Harga Emas diperdagangkan dalam kisaran perdagangan Kamis di sekitar $3.750 pada hari Jumat. Tren jangka pendek harga Emas tetap bullish karena Exponential Moving Average (EMA) 20-hari miring ke atas di sekitar $3.644,80. Garis tren yang miring ke atas dari terendah 22 Agustus di sekitar $3.321,50 akan bertindak sebagai support kunci untuk harga Emas.
Relative Strength Index (RSI) 14-hari berosilasi di dalam kisaran 60,00-80,00, mengindikasikan momentum bullish yang kuat.
Di sisi atas, harga Emas dapat memperpanjang kenaikannya menuju $3.900 jika berhasil menembus di atas tertinggi 23 September sebesar $3.791.
Grafik harian Emas
Pertanyaan Umum Seputar Emas
Emas telah memainkan peran penting dalam sejarah manusia karena telah banyak digunakan sebagai penyimpan nilai dan alat tukar. Saat ini, selain kilaunya dan kegunaannya sebagai perhiasan, logam mulia tersebut secara luas dipandang sebagai aset safe haven, yang berarti bahwa emas dianggap sebagai investasi yang baik selama masa-masa sulit. Emas juga secara luas dipandang sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan terhadap mata uang yang terdepresiasi karena tidak bergantung pada penerbit atau pemerintah tertentu.
Bank-bank sentral merupakan pemegang Emas terbesar. Dalam upaya mereka untuk mendukung mata uang mereka di masa sulit, bank sentral cenderung mendiversifikasi cadangan mereka dan membeli Emas untuk meningkatkan kekuatan ekonomi dan mata uang yang dirasakan. Cadangan Emas yang tinggi dapat menjadi sumber kepercayaan bagi solvabilitas suatu negara. Bank sentral menambahkan 1.136 ton Emas senilai sekitar $70 miliar ke cadangan mereka pada tahun 2022, menurut data dari World Gold Council. Ini merupakan pembelian tahunan tertinggi sejak pencatatan dimulai. Bank sentral dari negara-negara berkembang seperti Tiongkok, India, dan Turki dengan cepat meningkatkan cadangan Emasnya.
Emas memiliki korelasi terbalik dengan Dolar AS dan Obligasi Pemerintah AS, yang keduanya merupakan aset cadangan utama dan aset safe haven. Ketika Dolar terdepresiasi, Emas cenderung naik, yang memungkinkan para investor dan bank sentral untuk mendiversifikasi aset-aset mereka di masa sulit. Emas juga berkorelasi terbalik dengan aset-aset berisiko. Rally di pasar saham cenderung melemahkan harga Emas, sementara aksi jual di pasar yang lebih berisiko cenderung menguntungkan logam mulia ini.
Harga dapat bergerak karena berbagai faktor. Ketidakstabilan geopolitik atau ketakutan akan resesi yang parah dapat dengan cepat membuat harga Emas meningkat karena statusnya sebagai aset safe haven. Sebagai aset tanpa imbal hasil, Emas cenderung naik dengan suku bunga yang lebih rendah, sementara biaya uang yang lebih tinggi biasanya membebani logam kuning tersebut. Namun, sebagian besar pergerakan bergantung pada perilaku Dolar AS (USD) karena aset tersebut dihargakan dalam dolar (XAU/USD). Dolar yang kuat cenderung menjaga harga Emas tetap terkendali, sedangkan Dolar yang lebih lemah cenderung mendorong harga Emas naik.