- Harga emas Antam 1 gram turun Rp7.000 ke Rp1.917.000, melemah 2,15% sejak Jumat.
- Saham ANTM naik 0,3% ke 2.910 di sesi 2, dengan rentang harian 2.900-2.960.
- Pelemahan dolar AS menopang emas global di US$3.359, +0,32% sejauh ini.
Harga dasar emas batangan Antam pada Rabu berada di Rp1.917.000 per gram, turun Rp7.000 dari posisi sehari sebelumnya di Rp1.924.000. Sejak penutupan Jumat lalu, logam mulia ini telah terkoreksi sekitar 2,15%. Sementara itu, saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) menguat tipis 10 poin atau 0,3% ke 2.910 di sesi 2, setelah pagi tadi dibuka di 2.930, menyentuh tertinggi 2.960, dan terendah 2.900.
Harga emas dunia menguat 0,32% ke US$3.359 per ons troy pada Rabu, didorong pelemahan indeks dolar AS (DXY) ke 98,02 dari posisi sehari sebelumnya. Koreksi dolar terjadi bersamaan dengan meningkatnya keyakinan bahwa Federal Reserve akan memangkas suku bunga pada September, setelah data inflasi konsumen AS sebagian besar sejalan dengan ekspektasi pasar.
Biro Statistik Tenaga Kerja AS melaporkan IHK tahunan tetap di 2,7% pada Juli, di bawah prakiraan 2,8%, sementara inflasi inti naik ke 3,1% dari 2,9% pada Juni. Data ini mendukung pandangan bahwa tekanan harga akibat tarif bersifat sementara, dan memperkuat ekspektasi pemangkasan suku bunga. Instrumen FedWatch CME menunjukkan peluang di atas 95% untuk pemangkasan suku bunga pada September. Pasar kini memprakirakan penurunan suku bunga setidaknya dua kali sebelum akhir tahun, menekan dolar dan memberi ruang bagi kenaikan emas global.
Dari sisi geopolitik, perpanjangan gencatan tarif AS-Tiongkok selama tiga bulan oleh Presiden Donald Trump meredakan kekhawatiran terhadap perang dagang dan menopang sentimen pasar. Harapan juga diarahkan pada pertemuan AS-Rusia Jumat ini yang dinilai berpotensi memicu peluang meredanya konflik Ukraina.
Menjelang akhir pekan, fokus pasar akan bergeser ke rilis Indeks Harga Produsen (IHP) AS pada Kamis dan Indeks Sentimen Konsumen University of Michigan pada Jumat. Dengan kombinasi pelemahan dolar, optimisme dagang, tensi geopolitik, dan ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed, harga emas global mendapat dorongan untuk bertahan di wilayah positif, sementara emas domestik Antam masih tertekan oleh koreksi sejak pekan lalu. Sentimen ini membuka peluang penguatan emas dunia dalam jangka pendek, namun pemulihan harga emas dalam negeri diprakirakan akan lebih lambat jika tekanan kurs rupiah terhadap dolar AS kembali meningkat.
Prospek Harga Emas Global (XAU/USD)
Harga emas sejauh ini masih bergerak sideways dalam rentang US$3.175-US$3.435 yang bertahan sejak pertengahan April. Posisi harga yang tetap di atas Exponential Moving Average (EMA) 200 di US$3.073 menandakan tren jangka panjang masih bullish, meski momentum jangka menengah cenderung datar. EMA 50 di US$3.335 berfungsi sebagai support dinamis jangka menengah, dan harga yang bergerak tipis di atasnya memberi indikasi awal potensi rebound. Selama harga bertahan di atas EMA 50 dan EMA 200, sentimen teknis cenderung netral-bullish.
Support terdekat berada di EMA 50 (US$3.334,97), diikuti support horizontal US$3.275 dan support kuat US$3.175. Resistance terdekat berada di US$3.435 sebagai batas atas kisaran, lalu US$3.500 tertinggi 22 April dan US$3.600 sebagai target psikologis jika breakout terjadi. Relative strength index (RSI) (14) berada di level 51,20 pada grafik mingguan, menandakan momentum masih netral, sehingga ruang pergerakan masih terbuka ke dua arah.
Skenario bullish akan terkonfirmasi jika harga menembus konsisten di atas US$3.435 dengan volume kuat, membuka peluang ke target psikologis yang disebutkan. Sebaliknya, skenario bearish terjadi jika harga menembus di bawah EMA 50, yang dapat memicu uji support US$3.275 hingga US$3.175. Selama harga tetap dalam kisaran, strategi buy the dip dekat support dan jual dekat resistance masih relevan.