- Emas Antam naik Rp5.000 ke Rp2.409.000, namun masih tertahan di bawah resistance psikologis Rp2.425.000 seiring emas global bergerak di sekitar USD 4.214.
- Saham ANTM menguat 1,7% ke 2.960 dengan nilai transaksi Rp103,7 miliar di sesi I, mencerminkan minat beli yang tetap ada namun mulai selektif.
- Pasar menanti keputusan Federal Reserve, dengan FedWatch CME Group menunjukkan peluang pemangkasan suku bunga 87,2%, menjadi penopang psikologis bagi emas.
Harga emas Antam pada Senin (8 Desember) tercatat naik Rp5.000 ke Rp2.409.000 per gram, menandai pemulihan terbatas setelah tekanan koreksi dalam beberapa hari sebelumnya. Meski demikian, harga masih berada di bawah puncak mingguan Rp2.425.000, yang kini berfungsi sebagai zona resistance psikologis jangka pendek. Kenaikan terbatas ini menunjukkan pasar emas domestik mulai membangun stabilisasi, namun belum masuk fase rally baru. Dinamika harga tetap sangat dipengaruhi oleh pergerakan emas global yang bergerak di sekitar USD 4.214, arah DXY, serta ekspektasi pasar menjelang keputusan The Fed.
Di pasar saham, ANTM mengawali pekan dengan bias positif terukur, setelah naik 1,7% ke level 2.960 dari posisi sebelumnya di 2.910. Pergerakan di sesi I sempat menyentuh level tertinggi 2.970, sebelum kembali bergerak di area konsolidasi. Nilai transaksi Rp103,7 miliar mengindikasikan minat beli masih terjaga, meski pelaku pasar mulai lebih selektif dalam memperluas eksposur. Penguatan ini mencerminkan respons pasar terhadap stabilnya harga emas domestik serta ekspektasi pelonggaran kebijakan moneter AS, namun ruang lanjutan bagi ANTM masih akan diuji oleh volatilitas harga emas global dan arah dolar.
Inflasi Inti AS Mereda, Sentimen Konsumen Menguat: Dolar Terbatas, Emas Bertahan Stabil
Sementara itu, data yang dirilis Jumat lalu dari Amerika Serikat menunjukkan sinyal campuran antara inflasi dan sentimen konsumen. Core PCE (yoy) melandai ke 2,8% dari 2,9%, menegaskan bahwa tekanan inflasi inti terus mereda, sementara pendapatan pribadi tumbuh 0,4% mencerminkan daya beli yang masih terjaga. Di sisi lain, ekspektasi inflasi konsumen 1-tahun turun ke 4,1% dari 4,5%, dan 5-tahun melemah ke 3,2%, diikuti lonjakan Michigan Consumer Sentiment ke 55. Kombinasi ini memberi tekanan terbatas pada dolar AS karena memperkuat ekspektasi pelonggaran suku bunga, sekaligus memberi ruang stabilisasi bagi harga emas, meski penguatannya masih tertahan menjelang keputusan The Fed.
Pasar Menanti Keputusan The Fed: Peluang Pemangkasan jadi Penopang Psikologis Emas
Kini, fokus pasar global tertuju pada keputusan suku bunga Federal Reserve, Rabu (10 Desember), yang diprakirakan bertahan di 3,75%. Selain keputusan bunga, perhatian juga mengarah pada pernyataan kebijakan moneter, proyeksi ekonomi (SEP), dot plot suku bunga 1-3 tahun hingga jangka panjang, serta konferensi pers FOMC, yang akan menjadi penentu arah ekspektasi pasar berikutnya. Berdasarkan FedWatch Tool milik CME Group, pasar saat ini memprakirakan peluang pemangkasan suku bunga mencapai 87,2% ke kisaran 350-375 bp. Dominannya ekspektasi pelonggaran ini menjadi penopang psikologis bagi harga emas, seiring potensi pelemahan dolar dan turunnya imbal hasil riil.
Emas Global Tembus Trendline Naik, Antam Diprakirakan Bergerak Terbatas di Tengah Fase Penentuan Arah

Secara teknis, pada perdagangan terakhir, emas (XAU/USD) telah menembus ascending trendline (warna biru) yang terbentuk sejak akhir November dan kini bergerak di bawah trendline tersebut di sekitar USD 4.214. Fibonacci Retracement 23,6% di USD 4.201 kini menjadi basis support terdekat. Jika level ini gagal dipertahankan, ruang koreksi terbuka menuju USD 4.162 (Fibonacci 38,2%), lalu USD 4.131. Sementara itu, Relative Strength Index (RSI) berada sedikit di atas level netral 50, mengindikasikan hilangnya dorongan naik jangka pendek dan membuka peluang pergerakan sideways sambil menunggu katalis berikutnya.
Namun, jika harga mampu kembali menembus dan bertahan di atas trendline biru serta level USD 4.245, maka breakdown saat ini berpotensi menjadi false break, dan emas berpeluang kembali menguji USD 4.295-4.330, setelah menembus USD 4.264.
Dengan struktur teknis emas global yang masih berada dalam fase penentuan arah, pergerakan emas Antam ke depan diprakirakan masih bergerak bertahap dan cenderung terbatas. Selama XAU/USD belum kembali menembus resistance utama, emas Antam berpeluang berfluktuasi di kisaran Rp2.400.000-Rp2.425.000 per gram. Arah berikutnya akan sangat ditentukan oleh respons pasar terhadap keputusan suku bunga The Fed dan dinamika dolar, di mana skenario pelonggaran membuka peluang kenaikan lanjutan, sementara penguatan dolar berpotensi kembali menahan laju emas domestik.