- Harga emas Antam naik ke Rp2.164.000/gram, saham ANTM menguat 3,4% ke 3.700.
- Emas global tembus di atas USD 3.750 per ons, dipicu pelemahan dolar AS, ekspektasi The Fed, dan ketegangan geopolitik.
- Pasar menanti rilis PMI AS dan pidato Powell malam ini sebagai katalis arah selanjutnya.
Harga Emas Antam dan Saham ANTM Harga emas batangan Antam pada Selasa menunjukkan tren kenaikan baru. Berdasarkan data LogamMulia.com, posisi terakhir berada di Rp2.164.000 per gram pada pukul 08.16 WIB, naik Rp41.000 dari level sebelumnya di Rp2.123.000. Kenaikan ini terjadi bersamaan dengan rupiah yang berada di Rp16.688 per dolar AS mendekati Rp16.742 – area terlemah sejak akhir April 2025 – sehingga memperkuat peran emas sebagai instrumen lindung nilai bagi investor domestik.
Sinyal positif juga tercermin pada saham emiten emas, PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), yang sejak pagi menguat 120 poin atau 3,4% ke level 3.700. Sepanjang sesi, ANTM bergerak di rentang 3.600-3.730, mencerminkan optimisme pasar bahwa penguatan harga emas global dan domestik akan terus menopang kinerja sektor tambang.
Rally Emas Global Ditemani Perdebatan di The Fed
Di pasar global, harga emas spot melanjutkan rally dengan posisi terakhir di USD 3.751 per ons, setelah menorehkan rekor tertinggi sepanjang masa di USD 3.759. Dorongan utama datang dari pelemahan dolar AS serta ekspektasi pelonggaran The Fed. Dalam pertemuan pekan lalu, The Fed memangkas suku bunga 25 bp ke kisaran 4,00%-4,25% dan membuka peluang penurunan lebih lanjut menuju 3,6% pada akhir tahun.
Namun, nada dari pejabat The Fed masih beragam. Presiden The Fed St. Louis, Alberto Musalem, menekankan bahwa pemangkasan terakhir lebih bersifat pencegahan untuk menahan pelemahan pasar tenaga kerja, tetapi ruang pelonggaran tetap terbatas karena inflasi belum kembali ke target. Senada, Presiden The Fed Cleveland, Beth Hammack, menyerukan kehati-hatian agar kebijakan tidak terlalu cepat dilonggarkan. Di sisi lain, Gubernur baru Stephen Miran justru menilai suku bunga saat ini terlalu ketat, sekitar dua poin persentase di atas level netral, dan mendorong pemangkasan lebih agresif 50 bp, bahkan siap berbeda pandangan dengan mayoritas bila diperlukan. Perbedaan pandangan ini membuat pasar berhitung ulang atas arah kebijakan jangka pendek.
Geopolitik Global Perkuat Safe Haven
Di luar faktor moneter, ketidakpastian geopolitik kembali memperkuat daya tarik emas sebagai aset lindung nilai. Konflik Rusia-Ukraina kian memanas dengan laporan saling serang drone di kawasan sipil, diiringi tuduhan NATO terkait pelanggaran wilayah udara oleh Rusia yang dibantah Moskow.
Di Timur Tengah, situasi kian genting. Menurut laporan terbaru Reuters, dua rumah sakit di Gaza terpaksa menutup operasi akibat kerusakan parah dan bom di sekitarnya. Tank-tank Israel juga dilaporkan bergerak ke utara dan tenggara Gaza City menggunakan kendaraan muatan ledakan untuk meruntuhkan bangunan yang disebut digunakan Hamas. Intensitas serangan udara dan ofensif darat Israel menimbulkan kekhawatiran internasional akan meluasnya konflik, sekaligus memperkuat permintaan emas sebagai pelindung nilai.
Dengan kombinasi pelemahan rupiah, rally emas global, penguatan saham tambang, serta eskalasi geopolitik, arah harga emas ke depan berpotensi tetap positif. Investor kini menanti rilis PMI Pendahuluan AS September dan pidato Ketua The Fed Jerome Powell malam ini sebagai katalis tambahan.
Prospek Harga Emas (XAU/USD)
Secara teknis, harga emas global masih menunjukkan tren bullish kuat. Grafik harian memperlihatkan harga spot di USD 3.751 per ons, mendekati zona proyeksi resistance berikutnya di USD 3.760-3.780 sebelum ke resistance psikologis di USD 3.800.
Indikator Relative strength index (RSI) berada di 78,07 yang menandakan kondisi jenuh beli ekstrem, sehingga potensi konsolidasi jangka pendek terbuka. Namun, posisi harga yang bertahan jauh di atas Exponential Moving Average (EMA) 50 di USD 3.494 dan EMA-200 di USD 3.186 menegaskan momentum kenaikan jangka menengah masih kuat, dengan target berikutnya menuju USD 3.800.
Analis FXStreet, Haresh Menghani, menegaskan penutupan emas di atas USD 3.700 menjadi pemicu baru tren bullish. Setiap koreksi dipandang sebagai peluang beli, dengan support terdekat di USD 3.726-3.725 dan angka bulat USD 3.700. Jika level ini ditembus, area USD 3.686-3.685 hingga USD 3.651-3.650 akan menjadi penanda momentum naik yang mulai lelah.
Indikator Ekonomi
PMI Gabungan S&P Global
Indeks Manajer Pembelian (PMI) Gabungan S&P Global, yang dirilis setiap bulan, adalah indikator utama yang mengukur aktivitas bisnis swasta AS di sektor manufaktur dan jasa. Data ini berasal dari survei kepada eksekutif senior. Setiap respons diberi bobot sesuai dengan ukuran perusahaan dan kontribusinya terhadap total output manufaktur atau jasa yang dihitung oleh sub-sektor tempat perusahaan tersebut berada. Respons survei mencerminkan perubahan, jika ada, di bulan ini dibandingkan dengan bulan sebelumnya dan dapat memprediksi perubahan tren dalam seri data resmi seperti Produk Domestik Bruto (PDB), produksi industri, ketenagakerjaan, dan inflasi. Indeks ini bervariasi antara 0 dan 100, dengan level 50,0 menandakan tidak ada perubahan dibandingkan bulan sebelumnya. Pembacaan di atas 50 menunjukkan bahwa ekonomi swasta umumnya sedang berkembang, yang merupakan tanda bullish untuk Dolar AS (USD). Sementara itu, pembacaan di bawah 50 menandakan bahwa aktivitas umumnya menurun, yang dianggap sebagai bearish untuk USD.
Baca lebih lanjut
Rilis berikutnya
Sel Sep 23, 2025 13.45 (Pendahuluan)
Frekuensi:
Bulanan
Konsensus:
54.6
Sebelumnya:
54.6
Sumber:
S&P Global