- Harga Antam menembus rekor Rp2,296 juta per gram, naik 2,64% dalam sepekan mengikuti rally emas dunia ke atas $4.000 per ons.
- Sentimen global tetap bullish, didorong ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed, risiko shutdown AS, dan pembelian agresif bank sentral.
- Saham ANTM melonjak 5,7%, mencerminkan antusiasme investor terhadap sektor emas di tengah tren penguatan logam mulia global.
Harga Emas Antam kembali mencetak rekor tertinggi baru di Rp2.296.000 per gram, naik Rp12.000 dari perdagangan sebelumnya di Rp2.284.000. Dalam sepekan, logam mulia ini telah melonjak sekitar 2,64%, mengikuti rally emas global yang terus mencetak rekor baru di tengah meningkatnya permintaan aset aman (safe haven).
Secara global, harga emas melanjutkan tren kenaikan tajam dan kini diperdagangkan di sekitar $4.035 per ons, naik 1,27% secara harian. Kenaikan ini didorong oleh taruhan pemangkasan suku bunga The Fed, risiko penutupan pemerintah AS yang memasuki minggu kedua, serta ketegangan perdagangan dan geopolitik. Pembelian emas oleh bank sentral juga terus menopang harga, dengan People’s Bank of China (PBoC) menambah 40.000 ons (≈1,24 ton) pada September – bulan ke-11 berturut-turut – membawa total cadangan ke 74,06 juta ons (≈2.303,5 ton) atau meningkat 39,2 ton sejak November 2024.
Pasar kini memprakirakan peluang pemotongan suku bunga 25 bp pada Oktober dan Desember, sementara Commerzbank menaikkan proyeksi harga emas menjadi $4.000 per ons pada akhir tahun ini dan $4.200 per ons pada akhir tahun depan (sebelumnya $3.600 dan $3.800), mencerminkan prospek bullish yang masih dominan.
Sejalan dengan lonjakan harga emas dunia, saham Aneka Tambang Tbk (ANTM) juga menguat 5,7% atau 180 poin ke level 3.320 pada sesi II perdagangan. Saham dibuka di 3.170 dan bergerak di kisaran 3.150-3.380, menunjukkan arus beli kuat di tengah antusiasme investor terhadap saham-saham berbasis emas.
Pada malam waktu Indonesia, fokus pasar tertuju pada serangkaian pidato pejabat The Fed dan puncak perhatian mengarah ke risalah rapat FOMC Kamis dini hari (01.00 WIB), yang diharapkan memberi sinyal baru terkait arah suku bunga serta pandangan terhadap inflasi dan prospek ekonomi AS.
Prospek Harga Emas (XAU/USD)
Secara teknis, tren naik tetap dominan dengan posisi harga jauh di atas Exponential Moving Average (EMA) 50 di $3.631 dan EMA 200 di $3.258, menegaskan momentum bullish jangka menengah hingga panjang masih kuat. Setelah menembus resistensi utama di sekitar $3.700, area tersebut kini berubah menjadi support baru, sementara target penguatan berikutnya terbuka menuju $4.100-$4.200.
Meski demikian, indikator Relative strength index (RSI) yang mencapai 86,9 menunjukkan kondisi pasar sudah jenuh beli (overbought), sehingga peluang terjadinya konsolidasi jangka pendek mulai meningkat. Koreksi sehat ke area $3.950-$3.880 masih mungkin terjadi tanpa mengubah tren utama.
Analis FXStreet Dhwani Mehta menilai rally emas berpotensi menghadapi koreksi teknikal jika harga gagal bertahan di atas $4.000 pada penutupan harian. Apabila momentum bullish berlanjut, emas berpeluang menguji resistance psikologis $4.050, dengan target lanjutan di $4.100. Namun, jika pembeli kehilangan kendali, harga dapat terkoreksi menuju support awal di $3.950, lalu $3.884 sebagai level terendah minggu ini. Garis pertahanan utama bagi tren naik disebut berada di sekitar $3.820, yang menjadi batas penting untuk menjaga struktur bullish tetap utuh.
Secara keseluruhan, struktur bullish emas tetap kokoh, baik secara teknis maupun fundamental, didorong oleh ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed, ketidakpastian politik AS, serta pembelian agresif oleh bank sentral global yang terus menopang daya tarik logam mulia ini.