- Harga emas Antam 1 gram turun Rp6.000 ke Rp2.403.000, setelah sempat menyentuh puncak bulanan di Rp2.425.000.
- Harga emas Antam kini memasuki fase konsolidasi setelah rally awal Desember
- Konsolidasi emas global di bawah USD 4.201 menahan ruang penguatan menjelang data ADP-JOLTS dan FOMC.
Harga emas batangan Antam pada perdagangan Selasa (9 Desember 2025) tercatat melemah tipis. Harga emas 1 gram dipasarkan di level Rp2.403.000, turun Rp6.000 dibandingkan posisi sebelumnya. Pergerakan ini menandai fase koreksi ringan setelah Antam sempat menyentuh puncak bulanan di kisaran Rp2.425.000 pada awal Desember.
Pelemahan harga terjadi di tengah konsolidasi emas global yang kini bergerak di USD 4.181 – masih tertahan di bawah zona resistance teknis – karena pelaku pasar menimbang ulang arah kebijakan Federal Reserve dan pergerakan dolar AS. Minat beli domestik tetap terjaga, namun laju kenaikan tertahan oleh sentimen global yang masih berhati-hati.
Dengan struktur harga saat ini, emas Antam masih berada dalam fase penyeimbangan tren menjelang rilis data tenaga kerja AS (ADP & JOLTS) dan keputusan FOMC, yang berpotensi menjadi pemicu arah berikutnya bagi pergerakan emas global maupun harga fisik di dalam negeri. Data ADP dan JOLTS akan menjadi penentu arah pasar malam ini. Angka yang lebih lemah berpeluang menguatkan ekspektasi pelonggaran The Fed, menekan dolar AS dan menopang emas. Sebaliknya, data yang kuat dapat menahan optimisme pemangkasan suku bunga, menjaga kekuatan dolar, dan membatasi ruang penguatan aset safe haven.
Sebagai pelengkap sentimen pasar, saham Aneka Tambang (ANTM) tercatat melemah 1,0% ke level 2.970 hingga Sesi I, dengan pergerakan dalam perdagangan harian di kisaran 2.920-2.990. Pergerakan ini mencerminkan sikap hati-hati pelaku pasar saham yang juga masih menunggu konfirmasi arah dari emas global dan dinamika makro.
Emas Global Konfirmasi Koreksi, Momentum Melemah di Bawah Level Kritis

Secara teknis, pergerakan emas global pada perdagangan hari ini menunjukkan bahwa skenario koreksi lanjutan yang diwaspadai dalam analisis kemarin mulai terkonfirmasi. Setelah sempat bertahan di sekitar area Fibonacci 23,6% (USD 4.201), harga kini telah bergerak lebih rendah ke bawah level tersebut, mengarah ke zona USD 4.180, sekaligus mempertegas bahwa breakdown dari ascending trendline biru sejak akhir November tidak lagi bersifat sementara.
Tekanan lanjutan ini membuat Fibonacci 38,2% di area USD 4.162 kini menjadi support utama terdekat yang akan segera diuji, dengan lapisan penyangga berikutnya di USD 4.131 dan USD 4.099 sebagai zona penyeimbang tren jangka pendek. Selama zona ini masih mampu bertahan, struktur kenaikan jangka menengah belum sepenuhnya patah, namun rally kini jelas berada dalam fase pendinginan.
Dari sisi momentum, Relative Strength Index (RSI) yang sebelumnya masih bertahan sedikit di atas 50 kini telah turun ke bawah area netral, mengonfirmasi bahwa dorongan naik jangka pendek telah melemah dan harga masuk ke fase konsolidasi dengan bias korektif. Ini sejalan dengan pergeseran psikologi pasar yang mulai mengurangi agresivitas beli menjelang rilis data tenaga kerja AS dan keputusan kebijakan moneter The Fed.
Sementara itu, skenario false break yang kemarin masih terbuka kini mulai menyempit peluangnya. Untuk menghidupkan kembali skenario bullish lanjutan, emas harus mampu menembus kembali USD 4.201 dan disusul penembusan jelas di atas USD 4.245-4.264. Selama area tersebut belum berhasil direbut kembali, bias kenaikan masih tertahan.