- Emas bertahan di dekat $4.080 seiring pemulihan Dolar AS membatasi kenaikan, dengan para trader mengharapkan The Fed untuk mempertahankan suku bunga tidak berubah bulan depan.
- DXY naik ke 99,47 seiring komentar hawkish The Fed menekan Bullion, menjaga XAU/USD tetap dalam kisaran $4.000–$4.050.
- Fokus beralih ke risalah FOMC pada hari Rabu dan rilis NFP pasca penutupan pertama yang dijadwalkan pada hari Kamis.
Emas (XAU/USD) diperdagangkan dengan fluktuasi selama sesi hari Senin saat para pelaku pasar kini mengharapkan Federal Reserve (The Fed) akan mempertahankan suku bunga tidak berubah pada pertemuan bulan Desember, sementara mereka juga menunggu rilis tranche pertama data ekonomi AS minggu ini.
XAU/USD diperdagangkan datar saat pasar memperkirakan kemungkinan kurang dari 50% untuk pemotongan suku bunga Desember dan menunggu NFP serta risalah FOMC
Pada saat berita ini ditulis, XAU/USD diperdagangkan di $4.080, hampir tidak berubah. Pemulihan Greenback didukung oleh pejabat Federal Reserve yang mengeluarkan komentar hawkish. Oleh karena itu, pasar uang telah memperkirakan kemungkinan kurang dari 50% untuk pengurangan suku bunga sebesar 25 basis poin (bps) pada pertemuan bulan Desember.
Akibatnya, Indeks Dolar AS (DXY), yang melacak nilai dolar terhadap sekumpulan enam mata uang, naik 0,20% di 99,47. Ini membuat harga Bullion lebih mahal bagi pembeli asing; oleh karena itu, Emas dapat terus diperdagangkan dalam kisaran $4.000-$4.050 menjelang rilis data ekonomi AS.
Di depan minggu ini, Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) akan mengungkapkan risalahnya pada hari Rabu. Biro Statistik Tenaga Kerja AS (BLS) akan mengungkapkan angka Nonfarm Payrolls bulan September pada hari Kamis.
Penggerak pasar harian: Emas jatuh di tengah Dolar AS yang kuat
- Sebaliknya, imbal hasil obligasi Treasury AS meningkat, dengan imbal hasil obligasi Treasury AS bertenor 10 tahun turun satu setengah basis poin menjadi 4,133%. Imbal hasil riil AS — yang berkorelasi secara invers dengan harga Emas – juga turun hampir dua bps menjadi 1,852%.
- Wakil Ketua The Fed Philip Jefferson menyampaikan bahwa risiko kenaikan inflasi kemungkinan telah menurun, berlawanan dengan risiko penurunan di pasar tenaga kerja. Dia mengatakan bahwa perusahaan enggan untuk merekrut atau memecat dan menambahkan bahwa kebijakan moneter saat ini agak ketat.
- Para pelaku pasar uang telah memperkirakan The Fed yang lebih hawkish, karena data dari Alat FedWatch CME menunjukkan peluang sebesar 43% untuk pemotongan 25 basis poin pada pertemuan bulan Desember. Ini berarti bahwa peluang untuk mempertahankan suku bunga berada di 57%.
Prospek teknis: Emas berputar di sekitar $4.050
Tren naik yang lebih luas untuk Emas tetap utuh, dengan logam ini rebound di sekitar Simple Moving Average (SMA) 20-hari di $4.050. Jika XAU/USD ditutup di atas level tersebut, ini dapat mendorong XAU/USD menuju $4.100 sebelum menguji level $4.200.
Namun, kegagalan untuk bertahan di atas $4.050 akan membuat Emas rentan untuk jatuh menuju $4.000 sebelum berpotensi menantang terendah 28 Oktober di dekat $3.886.

Pertanyaan Umum Seputar Emas
Emas telah memainkan peran penting dalam sejarah manusia karena telah banyak digunakan sebagai penyimpan nilai dan alat tukar. Saat ini, selain kilaunya dan kegunaannya sebagai perhiasan, logam mulia tersebut secara luas dipandang sebagai aset safe haven, yang berarti bahwa emas dianggap sebagai investasi yang baik selama masa-masa sulit. Emas juga secara luas dipandang sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan terhadap mata uang yang terdepresiasi karena tidak bergantung pada penerbit atau pemerintah tertentu.
Bank-bank sentral merupakan pemegang Emas terbesar. Dalam upaya mereka untuk mendukung mata uang mereka di masa sulit, bank sentral cenderung mendiversifikasi cadangan mereka dan membeli Emas untuk meningkatkan kekuatan ekonomi dan mata uang yang dirasakan. Cadangan Emas yang tinggi dapat menjadi sumber kepercayaan bagi solvabilitas suatu negara. Bank sentral menambahkan 1.136 ton Emas senilai sekitar $70 miliar ke cadangan mereka pada tahun 2022, menurut data dari World Gold Council. Ini merupakan pembelian tahunan tertinggi sejak pencatatan dimulai. Bank sentral dari negara-negara berkembang seperti Tiongkok, India, dan Turki dengan cepat meningkatkan cadangan Emasnya.
Emas memiliki korelasi terbalik dengan Dolar AS dan Obligasi Pemerintah AS, yang keduanya merupakan aset cadangan utama dan aset safe haven. Ketika Dolar terdepresiasi, Emas cenderung naik, yang memungkinkan para investor dan bank sentral untuk mendiversifikasi aset-aset mereka di masa sulit. Emas juga berkorelasi terbalik dengan aset-aset berisiko. Rally di pasar saham cenderung melemahkan harga Emas, sementara aksi jual di pasar yang lebih berisiko cenderung menguntungkan logam mulia ini.
Harga dapat bergerak karena berbagai faktor. Ketidakstabilan geopolitik atau ketakutan akan resesi yang parah dapat dengan cepat membuat harga Emas meningkat karena statusnya sebagai aset safe haven. Sebagai aset tanpa imbal hasil, Emas cenderung naik dengan suku bunga yang lebih rendah, sementara biaya uang yang lebih tinggi biasanya membebani logam kuning tersebut. Namun, sebagian besar pergerakan bergantung pada perilaku Dolar AS (USD) karena aset tersebut dihargakan dalam dolar (XAU/USD). Dolar yang kuat cenderung menjaga harga Emas tetap terkendali, sedangkan Dolar yang lebih lemah cenderung mendorong harga Emas naik.