- Emas melanjutkan penurunan di bawah $4.150 dengan Dolar AS didukung di tengah penghindaran risiko yang lebih tinggi.
- Harapan yang menyusut akan pemotongan suku bunga Fed pada bulan Desember membebani logam mulia pada hari Jumat.
- XAU/USD berada di bawah tekanan bearish yang semakin meningkat, mendekati level support penting di $4.100.
Emas (XAU/USD) bergerak lebih rendah pada sesi perdagangan yang bergejolak pada hari Jumat, terbebani oleh Dolar AS yang lebih kuat di tengah sentimen penghindaran risiko. Logam mulia ini telah menembus di bawah area resistance sebelumnya, di $4.150 menjelang pembukaan sesi AS, mencapai terendah harian di dekat $4.130 sejauh ini.
Selanjutnya
Greenback memangkas beberapa kerugian pada hari Jumat saat sentimen pasar memburuk dengan pasar ekuitas Eropa berada di zona merah, mengikuti jejak Wall Street dan Asia. Selanjutnya, komentar hawkish dari pejabat Fed telah mendorong investor untuk mengurangi harapan pelonggaran Fed pada bulan Desember, yang telah memberikan beberapa dukungan kepada Dolar AS.
Analisis Teknis: Beruang mengincar level support $4.100

Dari perspektif teknis, tinggi yang lebih rendah yang dicetak sebelumnya pada hari Kamis, ditambah dengan penurunan pada Relative Strength Index (RSI) 4-jam, yang sedang mendekati level 50 pada saat berita ini ditulis, dan persilangan bearish pada Moving Average Convergence Divergence (MACD), berfungsi sebagai peringatan bagi para pembeli.
Di bawah $4.150 (tinggi 11 November, terendah Kamis), level support berikutnya berada di area $4.100, di mana terendah 11 dan 12 November bertemu dengan support garis tren dari terendah awal November. Lebih jauh ke bawah, area resistance sebelumnya di $4.050 (tinggi 31 Oktober) akan menjadi fokus.
Resistance terdekat berada di tinggi harian $4.210, menjelang tinggi Kamis, di dekat $4.245. Para bull perlu menembus di atas level-level ini untuk melanjutkan tren naik dan mengalihkan pandangan mereka menuju tertinggi sepanjang masa di sekitar $4.380 (tinggi 20 dan 21 Oktober).
Pertanyaan Umum Seputar Emas
Emas telah memainkan peran penting dalam sejarah manusia karena telah banyak digunakan sebagai penyimpan nilai dan alat tukar. Saat ini, selain kilaunya dan kegunaannya sebagai perhiasan, logam mulia tersebut secara luas dipandang sebagai aset safe haven, yang berarti bahwa emas dianggap sebagai investasi yang baik selama masa-masa sulit. Emas juga secara luas dipandang sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan terhadap mata uang yang terdepresiasi karena tidak bergantung pada penerbit atau pemerintah tertentu.
Bank-bank sentral merupakan pemegang Emas terbesar. Dalam upaya mereka untuk mendukung mata uang mereka di masa sulit, bank sentral cenderung mendiversifikasi cadangan mereka dan membeli Emas untuk meningkatkan kekuatan ekonomi dan mata uang yang dirasakan. Cadangan Emas yang tinggi dapat menjadi sumber kepercayaan bagi solvabilitas suatu negara. Bank sentral menambahkan 1.136 ton Emas senilai sekitar $70 miliar ke cadangan mereka pada tahun 2022, menurut data dari World Gold Council. Ini merupakan pembelian tahunan tertinggi sejak pencatatan dimulai. Bank sentral dari negara-negara berkembang seperti Tiongkok, India, dan Turki dengan cepat meningkatkan cadangan Emasnya.
Emas memiliki korelasi terbalik dengan Dolar AS dan Obligasi Pemerintah AS, yang keduanya merupakan aset cadangan utama dan aset safe haven. Ketika Dolar terdepresiasi, Emas cenderung naik, yang memungkinkan para investor dan bank sentral untuk mendiversifikasi aset-aset mereka di masa sulit. Emas juga berkorelasi terbalik dengan aset-aset berisiko. Rally di pasar saham cenderung melemahkan harga Emas, sementara aksi jual di pasar yang lebih berisiko cenderung menguntungkan logam mulia ini.
Harga dapat bergerak karena berbagai faktor. Ketidakstabilan geopolitik atau ketakutan akan resesi yang parah dapat dengan cepat membuat harga Emas meningkat karena statusnya sebagai aset safe haven. Sebagai aset tanpa imbal hasil, Emas cenderung naik dengan suku bunga yang lebih rendah, sementara biaya uang yang lebih tinggi biasanya membebani logam kuning tersebut. Namun, sebagian besar pergerakan bergantung pada perilaku Dolar AS (USD) karena aset tersebut dihargakan dalam dolar (XAU/USD). Dolar yang kuat cenderung menjaga harga Emas tetap terkendali, sedangkan Dolar yang lebih lemah cenderung mendorong harga Emas naik.