- Harga Emas naik mendekati $4.070 di awal perdagangan sesi Asia hari Rabu.
- Para pedagang akan memantau dengan cermat laporan NFP AS yang tertunda untuk bulan September, yang dijadwalkan akan dirilis pada hari Kamis.
- Komentar hawkish dari The Fed AS mungkin membatasi kenaikan Emas.
Harga Emas XAU/USD menarik beberapa pembeli ke sekitar $4.070, menghentikan penurunan tiga hari berturut-turut selama awal perdagangan sesi Asia pada hari Rabu. Logam mulia ini naik di tengah sentimen risk-off saat para pedagang bersiap untuk menghadapi kembalinya data ekonomi AS yang telah lama ditunggu. Risalah rapat FOMC akan menjadi sorotan di akhir hari Rabu, menjelang laporan Nonfarm Payrolls (NFP) AS untuk bulan September.
Laporan NFP AS untuk bulan September dan Oktober 2025 tidak dirilis sesuai jadwal karena penutupan pemerintah AS. Penundaan data ketenagakerjaan ini memperumit keputusan Federal Reserve (The Fed) pada suku bunga menjelang pertemuan bulan Desember. Hal ini, pada gilirannya, dapat meningkatkan aset-aset safe-haven tradisional seperti Emas.
Laporan ketenagakerjaan AS untuk bulan September kini diprakirakan dirilis pada hari Kamis. Ekonomi AS diprakirakan akan menambah 50.000 lapangan pekerjaan di bulan September, sementara Tingkat Pengangguran diprakirakan tetap di 4,3% selama periode yang sama. Jika laporan tersebut lebih lemah dari yang diprakirakan, ini dapat memberikan tekanan jual pada Dolar AS (USD) dan mendukung harga komoditas yang berdenominasi USD.
Di sisi lain, pernyataan hawkish dari para pejabat The Fed meredakan ekspektasi penurunan suku bunga pada bulan Desember dan mungkin membatasi kenaikan logam kuning ini. Wakil Ketua The Fed, Philip Jefferson, mengatakan pada hari Senin bahwa The Fed harus melanjutkan “perlahan” penurunan suku bunga lebih lanjut. Sementara itu, beberapa pengambil kebijakan The Fed, termasuk Presiden The Fed Atlanta, Bostic, dan Presiden The Fed Kansas, City Schmid, menyuarakan kekhawatiran pada inflasi atau memberikan sinyal dukungan untuk mempertahankan suku bunga stabil.
Para pedagang saat ini memprakirakan peluang 46,6% untuk penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin (bp) pada bulan Desember, turun dari lebih dari 60% minggu lalu, menurut alat CME FedWatch.
Pertanyaan Umum Seputar Emas
Emas telah memainkan peran penting dalam sejarah manusia karena telah banyak digunakan sebagai penyimpan nilai dan alat tukar. Saat ini, selain kilaunya dan kegunaannya sebagai perhiasan, logam mulia tersebut secara luas dipandang sebagai aset safe haven, yang berarti bahwa emas dianggap sebagai investasi yang baik selama masa-masa sulit. Emas juga secara luas dipandang sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan terhadap mata uang yang terdepresiasi karena tidak bergantung pada penerbit atau pemerintah tertentu.
Bank-bank sentral merupakan pemegang Emas terbesar. Dalam upaya mereka untuk mendukung mata uang mereka di masa sulit, bank sentral cenderung mendiversifikasi cadangan mereka dan membeli Emas untuk meningkatkan kekuatan ekonomi dan mata uang yang dirasakan. Cadangan Emas yang tinggi dapat menjadi sumber kepercayaan bagi solvabilitas suatu negara. Bank sentral menambahkan 1.136 ton Emas senilai sekitar $70 miliar ke cadangan mereka pada tahun 2022, menurut data dari World Gold Council. Ini merupakan pembelian tahunan tertinggi sejak pencatatan dimulai. Bank sentral dari negara-negara berkembang seperti Tiongkok, India, dan Turki dengan cepat meningkatkan cadangan Emasnya.
Emas memiliki korelasi terbalik dengan Dolar AS dan Obligasi Pemerintah AS, yang keduanya merupakan aset cadangan utama dan aset safe haven. Ketika Dolar terdepresiasi, Emas cenderung naik, yang memungkinkan para investor dan bank sentral untuk mendiversifikasi aset-aset mereka di masa sulit. Emas juga berkorelasi terbalik dengan aset-aset berisiko. Rally di pasar saham cenderung melemahkan harga Emas, sementara aksi jual di pasar yang lebih berisiko cenderung menguntungkan logam mulia ini.
Harga dapat bergerak karena berbagai faktor. Ketidakstabilan geopolitik atau ketakutan akan resesi yang parah dapat dengan cepat membuat harga Emas meningkat karena statusnya sebagai aset safe haven. Sebagai aset tanpa imbal hasil, Emas cenderung naik dengan suku bunga yang lebih rendah, sementara biaya uang yang lebih tinggi biasanya membebani logam kuning tersebut. Namun, sebagian besar pergerakan bergantung pada perilaku Dolar AS (USD) karena aset tersebut dihargakan dalam dolar (XAU/USD). Dolar yang kuat cenderung menjaga harga Emas tetap terkendali, sedangkan Dolar yang lebih lemah cenderung mendorong harga Emas naik.