- Perak menguat di sekitar $50,00 seiring Dolar AS melemah dan selera risiko stabil.
- Ekspektasi penurunan suku bunga Federal Reserve lebih lanjut pada bulan Desember terus mendukung logam mulia.
- Ketegangan geopolitik dan kalender data AS yang padat membuat investor tetap berhati-hati.
Perak (XAG/USD) sedikit naik di awal minggu dan diperdagangkan di sekitar $50,00, naik 0,20% pada hari Senin. Seperti Emas, yang momentum terbarunya didorong oleh perubahan ekspektasi kebijakan moneter, logam putih ini mendapatkan manfaat dari Dolar AS (USD) yang lebih lemah saat pasar menilai kembali kemungkinan penurunan suku bunga Federal Reserve (The Fed) lainnya pada bulan Desember. Pesan campur dari pejabat Fed telah memicu pengambilan untung pada Dolar AS, menurunkan biaya peluang untuk memegang aset-aset yang tidak berimbal hasil dan mendukung Perak.
Investor tetap berhati-hati menjelang beberapa rilis makroekonomi kunci minggu ini, termasuk Produk Domestik Bruto (PDB) AS untuk kuartal ketiga dan Indeks Harga Belanja Konsumsi Pribadi (PCE), yang merupakan pengukur inflasi kunci bagi Fed. Para pelaku pasar, yang sudah mengamati aksi harga yang terikat dalam kisaran minggu lalu di logam mulia, lebih memilih untuk menunggu katalis ini sebelum berkomitmen pada pergerakan arah yang jelas.
Pada saat yang sama, risiko geopolitik terus mendukung Perak. Eskalasi konflik Rusia-Ukraina dan ketegangan yang diperbarui di Timur Tengah mempertahankan permintaan untuk aset-aset safe-haven, sebuah tren yang juga terlihat dalam aliran terbaru ke Emas.
Kelemahan Dolar AS, yang dipicu oleh perubahan ekspektasi suku bunga, dikombinasikan dengan ketidakpastian geopolitik yang meningkat, dapat terus menawarkan latar belakang yang mendukung bagi Perak dalam beberapa hari mendatang. Namun, fase konsolidasi terbaru mendorong kehati-hatian menjelang rilis data AS pertengahan minggu, yang dapat menghidupkan kembali volatilitas di pasar logam mulia.
Pertanyaan Umum Seputar Perak
Perak adalah logam mulia yang banyak diperdagangkan di kalangan investor. Secara historis, perak telah digunakan sebagai penyimpan nilai dan alat tukar. Meskipun kurang populer dibandingkan Emas, investor dapat beralih ke Perak untuk mendiversifikasi portofolio investasi mereka, untuk nilai intrinsiknya atau sebagai lindung nilai potensial selama periode inflasi tinggi. Para investor dapat membeli Perak fisik, dalam bentuk koin-koin atau batangan, atau memperdagangkannya melalui sarana seperti Dana yang Diperdagangkan di Bursa, yang melacak harganya di pasar internasional.
Harga Perak dapat bergerak karena berbagai faktor. Ketidakstabilan geopolitik atau ketakutan akan resesi yang dalam dapat membuat harga Perak meningkat karena statusnya sebagai tempat berlindung yang aman, meskipun pada tingkat yang lebih rendah daripada Emas. Sebagai aset tanpa imbal hasil, Perak cenderung naik dengan suku bunga yang lebih rendah. Pergerakannya juga bergantung pada bagaimana Dolar AS (USD) berperilaku karena aset tersebut dihargai dalam dolar (XAG/USD). Dolar yang kuat cenderung menjaga harga Perak tetap stabil, sedangkan Dolar yang lemah cenderung mendorong harga naik. Faktor lain seperti permintaan investasi, pasokan pertambangan – Perak jauh lebih melimpah daripada Emas – dan tingkat daur ulang juga dapat memengaruhi harga.
Perak banyak digunakan dalam industri, khususnya di sektor-sektor seperti elektronik atau energi surya, karena memiliki salah satu konduktivitas listrik tertinggi dari semua logam – lebih dari Tembaga dan Emas. Lonjakan permintaan dapat meningkatkan harga, sementara penurunan cenderung menurunkannya. Dinamika ekonomi AS, Tiongkok, dan India juga dapat berkontribusi pada perubahan harga: bagi AS dan khususnya Tiongkok, sektor industri besar mereka menggunakan Perak dalam berbagai proses; di India, permintaan konsumen terhadap logam mulia ini yang digunakan dalam perhiasan juga memainkan peran penting dalam menentukan harga.
Harga Perak cenderung mengikuti pergerakan Emas. Ketika harga Emas naik, Perak biasanya mengikutinya, karena statusnya sebagai aset-aset safe haven serupa. Rasio Emas/Perak, yang menunjukkan jumlah ons Perak yang dibutuhkan untuk menyamakan nilai satu ons Emas, dapat membantu menentukan valuasi relatif antara kedua logam tersebut. Beberapa investor mungkin menganggap rasio yang tinggi sebagai indikator bahwa Perak dinilai terlalu rendah, atau Emas dinilai terlalu tinggi. Sebaliknya, rasio yang rendah mungkin menunjukkan bahwa Emas dinilai terlalu rendah relatif terhadap Perak.