Sekretaris Kabinet Utama Jepang, Minoru Kihara, menyatakan selama sesi Eropa pada hari Senin bahwa pemerintah memprakirakan Bank of Japan (BoJ) akan melakukan operasi kebijakan moneter yang tepat untuk membawa inflasi secara berkelanjutan ke tingkat target yang diinginkan.
Pernyataan tambahan
Memprakirakan BOJ akan melakukan kebijakan moneter yang tepat untuk secara berkelanjutan dan stabil mencapai target inflasi.
Pemerintah memprakirakan BOJ akan melanjutkan operasi kebijakan moneter yang tepat.
Fokus inflasi seharusnya didorong oleh kenaikan upah daripada inflasi yang didorong oleh biaya.
Implikasi FX
USD/JPY telah turun 0,5% ke dekat 155,30 selama sesi perdagangan Eropa pada hari Senin. Pasangan mata uang ini berada di bawah tekanan jual yang intens setelah pernyataan hawkish dari Gubernur BoJ Kazuo Ueda.
Pertanyaan Umum Seputar Bank of Japan
Bank of Japan (BoJ) adalah bank sentral Jepang yang menetapkan kebijakan moneter di negara tersebut. Mandatnya adalah menerbitkan uang kertas dan melaksanakan kontrol mata uang dan moneter untuk memastikan stabilitas harga, yang berarti target inflasi sekitar 2%.
Bank of Japan memulai kebijakan moneter yang sangat longgar pada tahun 2013 untuk merangsang ekonomi dan mendorong inflasi di tengah lingkungan inflasi yang rendah. Kebijakan bank tersebut didasarkan pada Pelonggaran Kuantitatif dan Kualitatif (QQE), atau mencetak uang kertas untuk membeli aset seperti obligasi pemerintah atau perusahaan untuk menyediakan likuiditas. Pada tahun 2016, bank tersebut menggandakan strateginya dan melonggarkan kebijakan lebih lanjut dengan terlebih dahulu memperkenalkan suku bunga negatif dan kemudian secara langsung mengendalikan imbal hasil obligasi pemerintah 10 tahunnya. Pada bulan Maret 2024, BoJ menaikkan suku bunga, yang secara efektif menarik diri dari sikap kebijakan moneter yang sangat longgar.
Stimulus besar-besaran yang dilakukan Bank Sentral Jepang menyebabkan Yen terdepresiasi terhadap mata uang utama lainnya. Proses ini memburuk pada tahun 2022 dan 2023 karena meningkatnya perbedaan kebijakan antara Bank Sentral Jepang dan bank sentral utama lainnya, yang memilih untuk menaikkan suku bunga secara tajam untuk melawan tingkat inflasi yang telah mencapai titik tertinggi selama beberapa dekade. Kebijakan BoJ menyebabkan perbedaan yang semakin lebar dengan mata uang lainnya, yang menyeret turun nilai Yen. Tren ini sebagian berbalik pada tahun 2024, ketika BoJ memutuskan untuk meninggalkan sikap kebijakannya yang sangat longgar.
Pelemahan Yen dan lonjakan harga energi global menyebabkan peningkatan inflasi Jepang, yang melampaui target BoJ sebesar 2%. Prospek kenaikan gaji di negara tersebut – elemen utama yang memicu inflasi – juga berkontribusi terhadap pergerakan tersebut.