- Harga Emas menghadapi tekanan jual menjelang pidato Fed Powell di Simposium Jackson Hole.
- Powell dari Fed diprakirakan akan menegaskan pendekatan "menunggu dan melihat" terhadap prospek kebijakan moneter.
- Para pedagang memangkas taruhan dovish Fed menjelang pidato Jerome Powell.
Harga Emas (XAU/USD) diperdagangkan 0,3% lebih rendah sekitar $3.330,00 selama sesi perdagangan Eropa pada hari Jumat. Logam mulia ini menghadapi tekanan jual karena para ahli pasar percaya bahwa Ketua Federal Reserve (Fed) Jerome Powell dapat menegaskan argumennya bahwa pendekatan "menunggu dan melihat" terhadap prospek suku bunga adalah tepat dalam lingkungan saat ini dalam pidatonya di Simposium Jackson Hole (JH) pada pukul 14:00 GMT.
"Skenario yang paling mungkin adalah bahwa Powell tidak akan memberikan petunjuk definitif tentang apa yang akan dilakukan Fed selanjutnya menjelang data non-farm payrolls dan CPI yang krusial," kata analis di Commonwealth Bank.
Notulen pertemuan kebijakan moneter Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) pada bulan Juli juga menunjukkan pada hari Rabu bahwa mayoritas anggota, termasuk Jerome Powell, menekankan perlunya waktu untuk mendapatkan kejelasan absolut tentang "ukuran dan ketahanan efek tarif yang lebih tinggi terhadap inflasi".
Menjelang pidato Fed Powell, para pedagang juga telah memangkas taruhan yang mendukung pemotongan suku bunga oleh Fed dalam pertemuan bulan September. Menurut alat CME FedWatch, probabilitas Fed memotong suku bunga pada bulan September telah mereda menjadi 73,3% dari 85,4% yang terlihat seminggu yang lalu.
Pemeliharaan suku bunga pada level yang lebih tinggi oleh Fed menjadi pertanda buruk bagi aset-aset yang tidak memberikan imbal hasil, seperti Emas.
Para pedagang meningkatkan taruhan dovish Fed lebih awal bulan ini setelah rilis laporan Nonfarm Payrolls (NFP) untuk bulan Juli, yang menunjukkan revisi signifikan pada jumlah pekerja baru yang dipekerjakan pada bulan Mei dan Juni ke arah bawah.
Di tingkat global, ketidakpastian yang meningkat mengenai perdamaian antara Rusia dan Ukraina diperkirakan akan terus mendukung harga Emas. Pada hari Kamis, Moskow meluncurkan serangan massal terhadap target-target di Ukraina. Ini terjadi pada saat Presiden AS Donald Trump sedang membujuk para pemimpin dari kedua negara untuk mengakhiri perang yang telah berlangsung selama tiga tahun.
Analisis teknis Emas
Harga Emas diperdagangkan dalam pola Segitiga Simetris, yang menunjukkan kontraksi volatilitas yang tajam. Batas atas dari pola grafik yang disebutkan di atas diplot dari tertinggi 22 April di sekitar $3.500, sementara batas bawah ditempatkan dari terendah 15 Mei di dekat $3.180,86.
Logam kuning ini bergetar di dekat Exponential Moving Average (EMA) 20-hari di sekitar $3.351,00, menunjukkan tren menyamping.
Relative Strength Index (RSI) 14-hari berosilasi dalam kisaran 40,00-60,00, menunjukkan keraguan di antara para pelaku pasar.
Melihat ke bawah, harga Emas akan jatuh menuju level support angka bulat $3.200 dan terendah 15 Mei di $3.121, jika menembus di bawah terendah 29 Mei di $3.245.
Sebaliknya, harga Emas akan memasuki wilayah yang belum dipetakan jika menembus di atas level psikologis $3.500 secara tegas. Resistensi potensial akan berada di $3.550 dan $3.600.
Grafik harian Emas
Pertanyaan Umum Seputar Emas
Emas telah memainkan peran penting dalam sejarah manusia karena telah banyak digunakan sebagai penyimpan nilai dan alat tukar. Saat ini, selain kilaunya dan kegunaannya sebagai perhiasan, logam mulia tersebut secara luas dipandang sebagai aset safe haven, yang berarti bahwa emas dianggap sebagai investasi yang baik selama masa-masa sulit. Emas juga secara luas dipandang sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan terhadap mata uang yang terdepresiasi karena tidak bergantung pada penerbit atau pemerintah tertentu.
Bank-bank sentral merupakan pemegang Emas terbesar. Dalam upaya mereka untuk mendukung mata uang mereka di masa sulit, bank sentral cenderung mendiversifikasi cadangan mereka dan membeli Emas untuk meningkatkan kekuatan ekonomi dan mata uang yang dirasakan. Cadangan Emas yang tinggi dapat menjadi sumber kepercayaan bagi solvabilitas suatu negara. Bank sentral menambahkan 1.136 ton Emas senilai sekitar $70 miliar ke cadangan mereka pada tahun 2022, menurut data dari World Gold Council. Ini merupakan pembelian tahunan tertinggi sejak pencatatan dimulai. Bank sentral dari negara-negara berkembang seperti Tiongkok, India, dan Turki dengan cepat meningkatkan cadangan Emasnya.
Emas memiliki korelasi terbalik dengan Dolar AS dan Obligasi Pemerintah AS, yang keduanya merupakan aset cadangan utama dan aset safe haven. Ketika Dolar terdepresiasi, Emas cenderung naik, yang memungkinkan para investor dan bank sentral untuk mendiversifikasi aset-aset mereka di masa sulit. Emas juga berkorelasi terbalik dengan aset-aset berisiko. Rally di pasar saham cenderung melemahkan harga Emas, sementara aksi jual di pasar yang lebih berisiko cenderung menguntungkan logam mulia ini.
Harga dapat bergerak karena berbagai faktor. Ketidakstabilan geopolitik atau ketakutan akan resesi yang parah dapat dengan cepat membuat harga Emas meningkat karena statusnya sebagai aset safe haven. Sebagai aset tanpa imbal hasil, Emas cenderung naik dengan suku bunga yang lebih rendah, sementara biaya uang yang lebih tinggi biasanya membebani logam kuning tersebut. Namun, sebagian besar pergerakan bergantung pada perilaku Dolar AS (USD) karena aset tersebut dihargakan dalam dolar (XAU/USD). Dolar yang kuat cenderung menjaga harga Emas tetap terkendali, sedangkan Dolar yang lebih lemah cenderung mendorong harga Emas naik.