- Emas turun dari level tertinggi harian di $3.385 setelah Gubernur Fed Lisa Cook menolak untuk mengundurkan diri.
- Logam mulia mencapai level tertinggi baru dua minggu lebih awal di hari itu setelah perintah Trump untuk memecatnya.
- Dolar AS tetap melemah di tengah ekspektasi yang meningkat akan pemangkasan Fed dan kekhawatiran yang berkembang tentang independensi bank tersebut.
Rally Emas dari level terendah hari Senin di $3.350 telah terbatasi pada hari Selasa setelah mencapai level tertinggi baru dua minggu di $3.385. Logam mulia terhenti di bawah $3.380, saat Dolar AS mendapatkan kembali posisi yang hilang, setelah penolakan Gubernur Fed Lisa Cook terhadap permintaan Presiden Trump untuk memecatnya.
Trump mengejutkan pasar, sekali lagi, pada hari Senin, mengumumkan perintah untuk memecat Gubernur Federal Reserve Lisa Cook atas dugaan penipuan hipotek. Berita ini berdampak pada Dolar AS dengan para investor khawatir tentang kemampuan bank sentral untuk bertindak secara independen, di tengah ekspektasi bahwa langkah ini akan mendorong siklus pelonggaran moneter yang lebih cepat oleh bank sentral.
Pasangan XAU/USD, bagaimanapun, terbatasi pada sesi Eropa hari Selasa, saat Indeks Dolar AS melonjak dari level terendah setelah komentar Cook yang menolak perintah pemecatan Trump.
Dalam konferensi pers pada hari Selasa, Gubernur Cook mengatakan bahwa dia akan terus menjalankan tugasnya di bank sentral dan bahwa presiden tidak memiliki wewenang untuk memecatnya. Komentar-komentar ini telah mengembalikan beberapa kepercayaan pada bank dan memberikan dukungan kepada Dolar AS.
Dari perspektif yang lebih luas, bagaimanapun, Dolar AS tetap melemah terhadap logam mulia, yang telah menghargai hampir 2% di tengah taruhan yang lebih tinggi untuk pelonggaran Fed. Dalam konteks ini, data Indeks Harga PCE pada hari Jumat akan memberikan petunjuk lebih lanjut tentang keputusan Fed pada bulan September dan menentukan arah jangka pendek Emas.
Pertanyaan Umum Seputar Emas
Emas telah memainkan peran penting dalam sejarah manusia karena telah banyak digunakan sebagai penyimpan nilai dan alat tukar. Saat ini, selain kilaunya dan kegunaannya sebagai perhiasan, logam mulia tersebut secara luas dipandang sebagai aset safe haven, yang berarti bahwa emas dianggap sebagai investasi yang baik selama masa-masa sulit. Emas juga secara luas dipandang sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan terhadap mata uang yang terdepresiasi karena tidak bergantung pada penerbit atau pemerintah tertentu.
Bank-bank sentral merupakan pemegang Emas terbesar. Dalam upaya mereka untuk mendukung mata uang mereka di masa sulit, bank sentral cenderung mendiversifikasi cadangan mereka dan membeli Emas untuk meningkatkan kekuatan ekonomi dan mata uang yang dirasakan. Cadangan Emas yang tinggi dapat menjadi sumber kepercayaan bagi solvabilitas suatu negara. Bank sentral menambahkan 1.136 ton Emas senilai sekitar $70 miliar ke cadangan mereka pada tahun 2022, menurut data dari World Gold Council. Ini merupakan pembelian tahunan tertinggi sejak pencatatan dimulai. Bank sentral dari negara-negara berkembang seperti Tiongkok, India, dan Turki dengan cepat meningkatkan cadangan Emasnya.
Emas memiliki korelasi terbalik dengan Dolar AS dan Obligasi Pemerintah AS, yang keduanya merupakan aset cadangan utama dan aset safe haven. Ketika Dolar terdepresiasi, Emas cenderung naik, yang memungkinkan para investor dan bank sentral untuk mendiversifikasi aset-aset mereka di masa sulit. Emas juga berkorelasi terbalik dengan aset-aset berisiko. Rally di pasar saham cenderung melemahkan harga Emas, sementara aksi jual di pasar yang lebih berisiko cenderung menguntungkan logam mulia ini.
Harga dapat bergerak karena berbagai faktor. Ketidakstabilan geopolitik atau ketakutan akan resesi yang parah dapat dengan cepat membuat harga Emas meningkat karena statusnya sebagai aset safe haven. Sebagai aset tanpa imbal hasil, Emas cenderung naik dengan suku bunga yang lebih rendah, sementara biaya uang yang lebih tinggi biasanya membebani logam kuning tersebut. Namun, sebagian besar pergerakan bergantung pada perilaku Dolar AS (USD) karena aset tersebut dihargakan dalam dolar (XAU/USD). Dolar yang kuat cenderung menjaga harga Emas tetap terkendali, sedangkan Dolar yang lebih lemah cenderung mendorong harga Emas naik.