Pasangan AUD/USD menguat ke dekat 0,6870 pada sesi Amerika Utara hari Selasa. Dolar Australia naik dengan kuat setelah dorongan stimulus besar-besaran Tiongkok untuk menghidupkan kembali belanja rumah tangga dan permintaan real estat serta meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
Dalam konferensi pers pada hari Selasa, regulator utama Tiongkok menguraikan penurunan tajam dalam suku bunga acuan dan pembentukan fasilitas swap RMB500 miliar dan dana pinjaman ulang RMB300 miliar oleh People’s Bank of China (PBoC). Pengumuman stimulus besar-besaran telah memperkuat prospek Dolar Australia (AUD), yang menjadi proksi bagi ekonomi Tiongkok.
Dolar Australia sudah berkinerja baik di balik hasil kebijakan hawkish Reserve Bank of Australia (RBA) di mana bank sentral mempertahankan suku bunga tidak berubah di 4,35% untuk kedelapan kali berturut-turut. RBA mempertahankan suku bunga tetap stabil di kondisi pasar tenaga kerja yang optimis dan tekanan harga yang terus berlanjut.
Sementara itu, Dolar AS (USD) menghadapi tekanan jual saat para investor memprakirakan Federal Reserve (The Fed) dapat memilih untuk melanjutkan siklus pelonggaran kebijakan yang agresif. Indeks Dolar AS (DXY), yang melacak nilai Greenback terhadap enam mata uang utama, merosot hingga ke dekat 100,60.
Menurut FedWatch CME tool, probabilitas The Fed untuk menurunkan suku bunga sebesar 50 bp menjadi 4,25%-4,50% pada bulan November mendekati 52% dari 29% seminggu yang lalu.
Pekan ini, para investor akan sangat fokus pada data inflasi Belanja Konsumsi Pribadi (Personal Consumption Expenditure/PCE) AS untuk bulan Agustus, yang akan dipublikasikan pada hari Jumat. Para ekonom memprakirakan indeks harga PCE inti, yang merupakan pengukur inflasi yang disukai The Fed, tumbuh ke 2,7% dari 2,6% pada bulan Juli.