- Emas Antam 1 gram turun Rp6.000 ke Rp1.945.000.
- Saham ANTM melemah 4,5% seiring koreksi harga emas global.
- Pasar menunggu data inflasi AS dan pidato pejabat The Fed pada hari Selasa.
Harga emas batangan Antam ukuran 1 gram pada perdagangan Senin tercatat Rp1.945.000, turun Rp6.000 dari posisi sebelumnya di Rp1.951.000. Koreksi ini terjadi di tengah pergerakan harga emas dunia yang relatif datar, menandakan faktor teknikal dan pergerakan rupiah menjadi penggerak utama harga domestik.
Seiring melemahnya harga emas fisik, saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) juga mengalami tekanan. ANTM bergerak di level 3.090, merosot 140 poin atau 4,5% dari perdagangan sebelumnya. Sepanjang sesi, saham sempat dibuka di 3.060, menyentuh level tertinggi 3.070, dan terendah 2.950.
Di pasar global, harga emas spot terkoreksi 1% ke USD 3.365 per ons setelah gagal menembus resistance teknis di kisaran USD 3.435 per ons. Komoditas ini masih bergerak dalam pola sideways yang terbentuk sejak pertengahan April, dengan tekanan jual muncul setiap kali harga mendekati area resistance.
Dari dalam negeri, data makro menunjukkan Indeks Penjualan Riil (IPR) Juni 2025 tumbuh 1,3% YoY menjadi 231,9, melambat dari 1,9% pada Mei. Secara bulanan, kontraksi hanya 0,2%, lebih ringan dari 1,3% pada Mei. Arus modal asing pun menunjukkan tren positif, dengan beli neto Rp9,24 triliun pada 4–7 Agustus, didorong masuknya dana ke SBN sebesar Rp6,27 triliun. Meski premi CDS 5 tahun naik tipis ke 74,21 bp, SBN tetap menjadi instrumen unggulan investor asing.
Dari eksternal, Presiden AS Donald Trump kembali menekan isu perdagangan kedelai, berharap Tiongkok melipatgandakan pembelian dari AS menjelang tenggat gencatan tarif 12 Agustus.
Sementara itu, Gubernur The Fed Michelle Bowman menilai pelemahan pasar tenaga kerja lebih berisiko dibanding inflasi, mendukung proyeksi tiga kali pemangkasan suku bunga tahun ini. Nada serupa datang dari Presiden The Fed St. Louis Alberto Musalem.
Pasar kini memprakirakan peluang hampir 90% pemangkasan suku bunga The Fed pada September, dengan setidaknya dua penurunan 25 bp hingga akhir tahun. Spekulasi kepemimpinan The Fed juga mengemuka setelah Trump mencalonkan Stephen Miran untuk menggantikan Adriana Kugler dan mempertimbangkan pergantian Jerome Powell, dengan Christopher Waller disebut kandidat utama.
Data inflasi AS untuk Juli 2025 akan dirilis pada hari Selasa pukul 12:30 GMT (19:30 WIB), mencakup Inflasi Inti MoM (prakiraan 0,3% dari sebelumnya 0,2%), Inflasi Inti YoY (prakiraan 3,0% dari sebelumnya 2,9%), Tingkat Inflasi MoM (prakiraan 0,2% dari sebelumnya 0,3%), dan Inflasi YoY (prakiraan 2,8% dari sebelumnya 2,7%). Para investor akan memantau dengan seksama harga barang yang sebagian besar diimpor di AS untuk mengukur dampak tarif. Rangkaian rilis ini akan diikuti pidato dua pejabat The Fed, yakni Thomas Barkin dan Lorie K. Logan Schmid, yang berpotensi memberi sinyal tambahan mengenai arah kebijakan moneter.
Prospek Harian Harga Emas (XAU/USD)
Grafik harian menunjukkan harga masih bergerak dalam area konsolidasi sejak Mei, dengan level Exponential Moving Average (EMA) 50 di USD 3.334 menjadi support terdekat, sementara EMA-200 jauh di bawah di USD 3.067 sebagai penopang tren jangka panjang. Indeks Relative Strength Index (RSI) berada di 51,76, menandakan momentum netral tanpa indikasi overbought atau oversold yang jelas.
Secara teknis, kegagalan menembus resistance di kisaran USD 3.435 berpotensi memicu tekanan lanjutan menuju support USD 3.275 dan USD 3.175. Sebaliknya, penembusan di atas resistance akan membuka peluang penguatan menuju USD 3.500 hingga USD 3.600. Pergerakan harga saat ini juga dipengaruhi oleh ekspektasi pasar terhadap kebijakan suku bunga The Fed, di mana sinyal pelonggaran dapat menjadi katalis positif bagi emas sebagai aset lindung nilai.
Bagi pasar domestik, kombinasi penurunan harga emas dunia dan penguatan tipis rupiah menekan harga emas Antam, sementara saham ANTM turut terimbas sentimen negatif dari sektor komoditas logam. Investor jangka pendek akan mencermati apakah harga emas dunia mampu bertahan di atas EMA-50 sebagai indikasi bertahannya tren naik jangka menengah.
Indikator Ekonomi
Indeks Harga Konsumen non Pangan & Energi (Thn/Thn)
Kecenderungan inflasi atau deflasi diukur dengan menjumlahkan harga sekeranjang barang dan jasa secara berkala dan menyajikan datanya sebagai Indeks Harga Konsumen (IHK). Data IHK dikumpulkan setiap bulan dan dirilis oleh Departemen Statistik Tenaga Kerja AS. Laporan bulanan ini membandingkan harga barang-barang pada bulan referensi dengan bulan sebelumnya. IHK Tidak termasuk Makanan & Energi tidak menyertakan komponen makanan dan energi yang lebih fluktuatif untuk memberikan pengukuran tekanan harga yang lebih akurat. Secara umum, angka yang tinggi dipandang sebagai bullish bagi Dolar AS (USD), sedangkan angka yang rendah dianggap sebagai bearish.
Baca lebih lanjut
Rilis berikutnya
Sel Agu 12, 2025 12.30
Frekuensi:
Bulanan
Konsensus:
3%
Sebelumnya:
2.9%
Sumber:
US Bureau of Labor Statistics
Federal Reserve AS memiliki mandat ganda untuk menjaga stabilitas harga dan memaksimalkan lapangan kerja. Berdasarkan mandat tersebut, inflasi harus berada pada kisaran 2% YoY dan telah menjadi pilar terlemah dari arahan bank sentral sejak dunia mengalami pandemi yang masih berlangsung hingga saat ini. Tekanan harga terus meningkat di tengah permasalahan dan kemacetan rantai pasokan, dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) berada pada level tertinggi dalam beberapa dekade. The Fed telah mengambil langkah-langkah untuk mengendalikan inflasi dan diprakirakan akan mempertahankan sikap agresif di masa mendatang.