- Emas mencoba memantul dari terendah di bawah $3.900 tetap terbatasi di area $4.045
- Penguatan Dolar AS setelah sikap hawkish The Fed membebani pemulihan logam mulia.
- Gagal menembus area resistance $4.045 membuat support $3.900 terekspos.
Emas (XAU/USD) telah memantul dari terendah minggu lalu di bawah level $3.900, namun para pembeli tetap tidak dapat mengkonfirmasi di atas area support sebelumnya di sekitar $4.045 (terendah 24 Oktober), yang membuat pergerakan harga berfluktuasi tanpa bias yang jelas di sekitar level $4.000 pada hari Senin, dengan para investor menunggu data manufaktur AS yang akan dirilis nanti pada hari ini.
Melihat dari sudut pandang yang lebih luas, logam mulia tetap tertekan, karena Dolar AS mengoreksi penurunan sebelumnya, didorong oleh sikap kebijakan moneter The Fed. Bank sentral AS memangkas suku bunga, seperti yang diprakirakan minggu lalu, tetapi Ketua Powell memperingatkan tentang kepercayaan berlebihan pada pelonggaran moneter lebih lanjut pada bulan Desember, yang mengirim imbal hasil obligasi AS melonjak dan Dolar AS naik bersamanya.
Analisis Teknis: Support di Area $3.900 Tetap Berlaku

Sudut pandang teknis menunjukkan gambaran yang beragam, dengan Relative Strength Index (RSI) 4-jam berada di sekitar level 50, menyoroti pasar terhenti. Para pembeli gagal menembus area resistance antara $4.030 dan $4.045 (tertinggi 29 dan 31 Oktober), yang membuat area support sekitar $3.900 terekspos.
Konfirmasi di atas level $4.045 diperlukan untuk meredakan tekanan bearish dan menjauhkan diri dari terendah minggu lalu. Itu akan mengalihkan fokus menuju area $4.150 (tertinggi 23 Oktober). Lebih jauh, target berikutnya adalah area support sebelumnya di depan $4.220, yang menahan para penjual pada 17, 19, dan 20 Oktober.
Di sisi bawah, penurunan lebih lanjut di bawah terendah 28 Oktober, dekat $3.890, akan membawa terendah 2 Oktober dekat $3.820 ke dalam titik fokus. Level tersebut berada beberapa pip di atas target terukur dari retracement A-B=C-D dari tertinggi $4.370, yang terletak di $3.795.
Pertanyaan Umum Seputar Emas
Emas telah memainkan peran penting dalam sejarah manusia karena telah banyak digunakan sebagai penyimpan nilai dan alat tukar. Saat ini, selain kilaunya dan kegunaannya sebagai perhiasan, logam mulia tersebut secara luas dipandang sebagai aset safe haven, yang berarti bahwa emas dianggap sebagai investasi yang baik selama masa-masa sulit. Emas juga secara luas dipandang sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan terhadap mata uang yang terdepresiasi karena tidak bergantung pada penerbit atau pemerintah tertentu.
Bank-bank sentral merupakan pemegang Emas terbesar. Dalam upaya mereka untuk mendukung mata uang mereka di masa sulit, bank sentral cenderung mendiversifikasi cadangan mereka dan membeli Emas untuk meningkatkan kekuatan ekonomi dan mata uang yang dirasakan. Cadangan Emas yang tinggi dapat menjadi sumber kepercayaan bagi solvabilitas suatu negara. Bank sentral menambahkan 1.136 ton Emas senilai sekitar $70 miliar ke cadangan mereka pada tahun 2022, menurut data dari World Gold Council. Ini merupakan pembelian tahunan tertinggi sejak pencatatan dimulai. Bank sentral dari negara-negara berkembang seperti Tiongkok, India, dan Turki dengan cepat meningkatkan cadangan Emasnya.
Emas memiliki korelasi terbalik dengan Dolar AS dan Obligasi Pemerintah AS, yang keduanya merupakan aset cadangan utama dan aset safe haven. Ketika Dolar terdepresiasi, Emas cenderung naik, yang memungkinkan para investor dan bank sentral untuk mendiversifikasi aset-aset mereka di masa sulit. Emas juga berkorelasi terbalik dengan aset-aset berisiko. Rally di pasar saham cenderung melemahkan harga Emas, sementara aksi jual di pasar yang lebih berisiko cenderung menguntungkan logam mulia ini.
Harga dapat bergerak karena berbagai faktor. Ketidakstabilan geopolitik atau ketakutan akan resesi yang parah dapat dengan cepat membuat harga Emas meningkat karena statusnya sebagai aset safe haven. Sebagai aset tanpa imbal hasil, Emas cenderung naik dengan suku bunga yang lebih rendah, sementara biaya uang yang lebih tinggi biasanya membebani logam kuning tersebut. Namun, sebagian besar pergerakan bergantung pada perilaku Dolar AS (USD) karena aset tersebut dihargakan dalam dolar (XAU/USD). Dolar yang kuat cenderung menjaga harga Emas tetap terkendali, sedangkan Dolar yang lebih lemah cenderung mendorong harga Emas naik.