- Harga Emas turun mendekati $3.325 saat investor menjadi berhati-hati menjelang pidato Ketua Fed Powell di Simposium Jackson Hole.
- Anggota Fed: Michelle Bowman dan Christopher Waller mendukung pemotongan suku bunga dalam pertemuan bulan Juli.
- Para investor memprakirakan Fed akan memotong suku bunga dalam pertemuan bulan September.
Harga Emas diperdagangkan 0,6% lebih rendah mendekati $3.325,00 selama sesi perdagangan Eropa pada hari Kamis. Logam kuning menghadapi tekanan jual di atas $3.350,00 karena notulen pertemuan kebijakan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) bulan Juli telah menunjukkan bahwa mayoritas pejabat enggan mendukung penyesuaian kebijakan moneter sampai mereka mendapatkan kejelasan tentang “besaran dan ketahanan efek tarif yang lebih tinggi terhadap inflasi”.
Namun, dua pejabat, Gubernur Michelle Bowman dan Christopher Waller, berargumen mendukung pengurangan suku bunga karena mereka memprioritaskan pendinginan kondisi tenaga kerja di atas risiko terlepasnya ekspektasi inflasi konsumen. Pada bulan Juli, Fed mempertahankan suku bunga stabil di kisaran 4,25%-4,50%, seperti yang diprakirakan.
Pemeliharaan sikap kebijakan moneter yang restriktif oleh Fed menjadi pertanda buruk bagi aset yang tidak memberikan imbal hasil, seperti Emas.
Untuk mendapatkan petunjuk baru tentang prospek kebijakan moneter, para investor menunggu pidato Ketua Federal Reserve (Fed) Jerome Powell di Simposium Jackson Hole (JH) pada hari Jumat.
Menurut alat CME FedWatch, ada hampir 81,6% kemungkinan bahwa Fed akan memotong suku bunga sebesar 25 basis poin (bp) menjadi 4,00%-4,25% dalam pertemuan bulan September.
Di tingkat global, para investor mencari perkembangan baru tentang diskusi mengenai mengakhiri perang antara Rusia dan Ukraina. Sebuah laporan dari Politico telah menunjukkan bahwa Gedung Putih sedang mempertimbangkan Budapest sebagai lokasi potensial untuk pertemuan trilateral antara Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, Presiden Rusia Vladimir Putin, dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy untuk gencatan senjata Moskow-Kyiv.
Awal pekan ini, Presiden AS Trump bertemu dengan anggota NATO dan Presiden Ukraina Zelensky untuk membahas konsesi yang ditawarkan oleh Rusia untuk perdamaian di Ukraina.
Analisis teknis Emas
Harga Emas diperdagangkan dalam pola Segitiga Simetris, yang menunjukkan kontraksi volatilitas yang tajam. Batas atas dari pola grafik yang disebutkan di atas diplot dari tertinggi 22 April di sekitar $3.500, sementara batas bawah ditempatkan dari terendah 15 Mei di dekat $3.180,86.
Logam kuning bergetar di dekat Exponential Moving Average (EMA) 20-hari di sekitar $3.351,00, menunjukkan tren sideways.
Relative Strength Index (RSI) 14-hari berosilasi dalam kisaran 40,00-60,00, menunjukkan keraguan di antara para pelaku pasar.
Melihat ke bawah, harga Emas akan jatuh menuju level support angka bulat $3.200 dan terendah 15 Mei di $3.121, jika menembus di bawah terendah 29 Mei di $3.245.
Sebaliknya, harga Emas akan memasuki wilayah yang belum dipetakan jika menembus di atas level psikologis $3.500 secara tegas. Potensi resistance akan berada di $3.550 dan $3.600.
Grafik Harian Emas
Pertanyaan Umum Seputar Emas
Emas telah memainkan peran penting dalam sejarah manusia karena telah banyak digunakan sebagai penyimpan nilai dan alat tukar. Saat ini, selain kilaunya dan kegunaannya sebagai perhiasan, logam mulia tersebut secara luas dipandang sebagai aset safe haven, yang berarti bahwa emas dianggap sebagai investasi yang baik selama masa-masa sulit. Emas juga secara luas dipandang sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan terhadap mata uang yang terdepresiasi karena tidak bergantung pada penerbit atau pemerintah tertentu.
Bank-bank sentral merupakan pemegang Emas terbesar. Dalam upaya mereka untuk mendukung mata uang mereka di masa sulit, bank sentral cenderung mendiversifikasi cadangan mereka dan membeli Emas untuk meningkatkan kekuatan ekonomi dan mata uang yang dirasakan. Cadangan Emas yang tinggi dapat menjadi sumber kepercayaan bagi solvabilitas suatu negara. Bank sentral menambahkan 1.136 ton Emas senilai sekitar $70 miliar ke cadangan mereka pada tahun 2022, menurut data dari World Gold Council. Ini merupakan pembelian tahunan tertinggi sejak pencatatan dimulai. Bank sentral dari negara-negara berkembang seperti Tiongkok, India, dan Turki dengan cepat meningkatkan cadangan Emasnya.
Emas memiliki korelasi terbalik dengan Dolar AS dan Obligasi Pemerintah AS, yang keduanya merupakan aset cadangan utama dan aset safe haven. Ketika Dolar terdepresiasi, Emas cenderung naik, yang memungkinkan para investor dan bank sentral untuk mendiversifikasi aset-aset mereka di masa sulit. Emas juga berkorelasi terbalik dengan aset-aset berisiko. Rally di pasar saham cenderung melemahkan harga Emas, sementara aksi jual di pasar yang lebih berisiko cenderung menguntungkan logam mulia ini.
Harga dapat bergerak karena berbagai faktor. Ketidakstabilan geopolitik atau ketakutan akan resesi yang parah dapat dengan cepat membuat harga Emas meningkat karena statusnya sebagai aset safe haven. Sebagai aset tanpa imbal hasil, Emas cenderung naik dengan suku bunga yang lebih rendah, sementara biaya uang yang lebih tinggi biasanya membebani logam kuning tersebut. Namun, sebagian besar pergerakan bergantung pada perilaku Dolar AS (USD) karena aset tersebut dihargakan dalam dolar (XAU/USD). Dolar yang kuat cenderung menjaga harga Emas tetap terkendali, sedangkan Dolar yang lebih lemah cenderung mendorong harga Emas naik.