Pound Sterling Lemah saat Inflasi Tinggi dan Lemahnya Permintaan Tenaga Kerja di Inggris Picu Risiko Stagflasi

  • Pound Sterling tampak akan mengalami lebih banyak penurunan karena suasana gelisah di pasar.
  • Jeda pengetatan kebijakan yang tiba-tiba oleh BoE menyoroti prospek perekonomian yang buruk.
  • Investor menunggu data PDB Inggris kuartal kedua untuk panduan lebih lanjut.

Pound Sterling (GBP) melanjutkan penurunan lima harinya karena investor memprakirakan perekonomian Inggris akan masuk ke resesi karena memburuknya kondisi pasar tenaga kerja dan prospek permintaan yang buruk. Pasangan GBP/USD diprakirakan akan mengalami lebih banyak penurunan karena jeda dalam siklus pengetatan suku bunga Bank of England (BoE) akan meningkatkan ekspektasi inflasi konsumen.

Jeda yang tidak terduga dari BoE dalam siklus suku bunganya yang agresif secara historis tidak hanya menyoroti kekhawatiran para pengambil kebijakan terhadap gejolak ekonomi Inggris, namun juga meningkatkan ketidakpastian terhadap prospek inflasi. Harga energi di Inggris terdorong oleh rally harga minyak global dan diprakirakan akan membuat inflasi kembali memanas. Situasi inflasi tinggi dan lemahnya permintaan tenaga kerja dapat memicu risiko stagflasi ke depan.

Intisari Penggerak Pasar Harian: Pound Sterling Menghadapi Konsekuensi dari Jeda Siklus Suku Bunga BoE

  • Pound Sterling menghadapi sentimen risk-off di pasar karena investor masih khawatir terhadap perekonomian global karena semakin besarnya risiko kenaikan suku bunga.
  • Sentimen pasar masih gelisah karena investor melihat ekonomi global kesulitan untuk menyerap konsekuensi dari kebijakan moneter restriktif yang dilakukan oleh para bankir bank sentral.
  • Konsekuensi dari kenaikan suku bunga pada perekonomian Inggris berdampak pada kondisi pasar tenaga kerja dan aktivitas ekonomi.
  • Para pengusaha di Inggris telah memberhentikan para pekerjanya dalam dua bulan terakhir karena perusahaan-perusahaan mengalihkan fokus mereka ke pengendalian biaya karena memburuknya kondisi permintaan.
  • Meskipun permintaan tenaga kerja telah menurun, pertumbuhan upah masih cukup kuat sehingga prospek inflasi tetap tidak berubah.
  • Seperti IMP Manufaktur Inggris yang mengalami kontraksi, IMP Jasa Inggris tergelincir di bawah ambang batas 50,0 untuk kedua kali berturut-turut. Ini mengindikasikan bahwa pendapatan riil rumah tangga tertekan akibat tingginya inflasi dan pulihnya harga bensin.
  • Meskipun terdapat pertumbuhan upah yang kuat dan prospek inflasi konsumen persisten, BoE memutuskan untuk menghentikan sejenak pengetatan kebijakan pada minggu lalu. Ini mengindikasikan bahwa para pengambil kebijakan di BoE lebih khawatir terhadap risiko-risiko peningkatan gejolak ekonomi dibandingkan dengan inflasi yang persisten.
  • Pound Sterling masuk dalam daftar jual investor karena ekspektasi bahwa BoE sudah selesai menaikkan suku bunga. Bertentangan dengan hal tersebut, Dolar AS tetap tangguh setelah jeda dalam pengetatan kebijakan oleh Federal Reserve (The Fed).
  • Jeda pengetatan kebijakan The Fed disebabkan oleh penurunan inflasi dan prospek ekonomi yang kuat. Dalam perekonomian AS, permintaan tenaga kerja kuat, belanja konsumen kuat, dan pertumbuhan upah stabil.
  • Ke depan, investor akan fokus pada data Produk Domestik Bruto (PDB) Inggris kuartal April-Juni, yang akan dipublikasikan pada hari Jumat. Data PDB kuartalan dan tahunan diprakirakan naik dengan laju stabil masing-masing 0,2% dan 0,4%.
  • Indeks Dolar AS (DXY) diperdagangkan dekat tertinggi baru 10-bulan di sekitar 106,30 karena para pengambil kebijakan The Fed mendukung pengetatan kebijakan lebih lanjut untuk memastikan stabilitas harga.
  • Karena kinerja perekonomian AS lebih baik dibandingkan dengan perekonomian negara-negara G7 lainnya, tekanan inflasi yang melebihi tingkat yang diinginkan 2% tidak akan mudah hilang. Keadaan ini telah memaksa para pengambil kebijakan The Fed untuk mempertahankan sikap hawkish pada prospek suku bunga.
  • Pada hari Rabu, investor akan dengan cermat mengamati Pesanan Barang Tahan Lama AS untuk bulan Agustus, yang akan dirilis pada pukul 12:30 GMT (19:30 WIB). Pesanan diprakirakan kontraksi pada laju yang lebih lambat 0,4% dibandingkan penurunan 5,2% yang terlihat di bulan Juli.

Analisis Teknis: Pound Sterling Mencetak Terendah Baru Enam Bulan di 1,2135

Pound Sterling melaporkan penutupan bearish untuk kelima kali berturut-turut. Pasangan GBP/USD melanjutkan penurunannya pada hari Rabu setelah tergelincir di bawah support penting 1,2152. Cable meraih terendah baru enam bulan di 1,2135 dan diprakirakan akan melanjutkan penurunan menuju support angka bulat di 1,2100. Persilangan bearish, yang diwakili oleh Exponential Moving Averages (EMA) 20 dan 200-hari, membenarkan lebih banyak pelemahan di masa depan. Osilator momentum telah mencapai level-level oversold.

forex