Prakiraan Harga Perak: XAG/USD Merayap Lebih Rendah ke Dekat $31,00 karena Kekhawatiran Tiongkok

  • Harga Perak terdepresiasi karena melambatnya perekonomian di Tiongkok, pusat manufaktur terbesar di dunia.
  • Sidang pleno ketiga mengindikasikan tidak ada perubahan besar dalam strategi ekonomi konsumen utama Tiongkok.
  • Perak yang tidak memberikan imbal hasil mengalami kesulitan setelah pernyataan hawkish anggota The Fed Dr. Adriana Kugler pada hari Selasa.

Harga Perak (XAG/USD) memangkas kenaikan baru-baru ini, diperdagangkan di sekitar $30,90 per troy ounce selama jam-jam Eropa pada hari Rabu. Logam abu-abu menghadapi tantangan karena melambatnya perekonomian Tiongkok, yang merupakan pusat manufaktur terbesar di dunia. Permintaan industri Tiongkok terhadap Perak sangat besar, karena Perak penting dalam berbagai penerapan seperti elektronik, panel surya, dan komponen-komponen otomotif.

Produk Domestik Bruto (PDB) Tiongkok tumbuh 4,7% pada basis tahunan di kuartal kedua, dibandingkan dengan ekspansi 5,3% pada kuartal pertama dan prakiraan 5,1%. Ini menandai pertumbuhan paling lambat sejak kuartal pertama 2023.

Pleno ketiga Kongres Nasional ke-20 Partai Komunis Tiongkok, yang diadakan pada 15-18 Juli, sejauh ini mengindikasikan tidak ada perubahan besar dalam strategi ekonomi konsumen utama Tiongkok. Presiden Xi Jinping mendesak Partai Komunis untuk mempertahankan “keyakinan dan komitmen yang teguh” pada agenda strategisnya.

Standard Chartered mengantisipasi People's Bank of China (PBoC) akan menerapkan penurunan suku bunga dan rasio persyaratan cadangan/reserve requirement ratio (RRR) seiring melambatnya pertumbuhan PDB pada kuartal kedua. Faktor-faktor pendorong pertumbuhan Tiongkok masih belum merata, dan ketegangan perdagangan semakin meningkat, dengan Amerika Serikat dan UE memberlakukan tarif baru pada kendaraan listrik Tiongkok.

Selain itu, harga Perak kesulitan karena munculnya sentimen hawkish di seputar sikap kebijakan Federal Reserve (The Fed) setelah pernyataan anggota Dewan Gubernur Federal Reserve (The Fed) Dr. Adriana Kugler pada hari Selasa. Dr. Kugler mengindikasikan bahwa jika data yang akan datang tidak mengkonfirmasi inflasi bergerak menuju target 2%, maka mungkin lebih tepat jika mempertahankan suku bunga saat ini untuk jangka waktu yang lebih lama.

comodity