Emas Menguat saat Rusia Mengubah Doktrin Nuklir
.fxs-faq-module-wrapper{border:1px solid #dddedf;background:#fff;margin-bottom:32px;width:100%;float:left;font-family:Roboto,sans-serif}.fxs-faq-module-title{color:#1b1c23;font-size:16px;font-style:italic;font-weight:700;line-height:22.4px;text-transform:uppercase;background:#f3f3f8;padding:8px 16px;margin:0}.fxs-faq-module-container{padding:16px;width:100%;box-sizing:border-box;display:flex;flex-direction:column;gap:12px}.fxs-faq-module-section{padding-bottom:16px;border-bottom:1px solid #ececf1;margin-bottom:0}.fxs-faq-module-section:last-child{border:none;margin-bottom:0}.fxs-faq-module-container input[type=checkbox]{display:none}.fxs-faq-module-header{padding:4px 0;background-color:#fff;border:none;position:relative;cursor:pointer;margin:0}.fxs-faq-module-header label{display:block;cursor:pointer}.fxs-faq-module-header label span{display:block;width:calc(100% - 50px)}.fxs-faq-module-header label:after,.fxs-faq-module-header label:before{content:"";position:absolute;top:50%;right:16px;width:8px;height:2px;background-color:#49494f;transition:all .2s ease-in-out;transition-delay:0}.fxs-faq-module-header label:after{transform:rotate(45deg) translateX(-4px)}.fxs-faq-module-header label:before{transform:rotate(-45deg) translateX(4px)}.fxs-faq-module-header label:after,.fxs-faq-module-header label:before{transition:transform .3s ease-in-out}input[type=checkbox]:checked+.fxs-faq-module-section .fxs-faq-module-header label:after{transform:rotate(45deg) translateX(4px)}input[type=checkbox]:checked+.fxs-faq-module-section .fxs-faq-module-header label:before{transform:rotate(-45deg) translateX(-4px)}.fxs-faq-module-content{max-height:0;overflow:hidden;transition:all .3s ease-in-out;color:#49494f;font-weight:300;padding:0;font-size:14.72px;line-height:20px;margin:0}input[type=checkbox]:checked+.fxs-faq-module-section .fxs-faq-module-content{max-height:1000px;margin-top:8px}@media (min-width:680px){.fxs-faq-module-title{font-size:19.2px;line-height:27.2px}.fxs-faq-module-header{font-size:19.2px;line-height:25.92px}.fxs-faq-module-content{font-size:16px;line-height:21.6px}}
- Harga Emas pulih lebih jauh ke dekat $2.635 karena eskalasi baru dalam perang antara Rusia dan Ukraina.
- Vladimir Putin telah menandatangani sebuah dekrit untuk memperbarui doktrin nuklir negara.
- Para pejabat The Fed menahan diri dari mamprakirakan dampak kebijakan Trump terhadap perekonomian.
Harga Emas (XAU/USD) memperpanjang pemulihannya untuk hari kedua berturut-turut, diperdagangkan di sekitar $2.635 pada jam-jam Eropa pada hari Selasa, saat Ukraina telah meluncurkan rudal balistik ATACMS buatan AS ke Rusia, menurut laporan dari media lokal RBC yang mengutip sumber dari Angkatan Bersenjata Ukraina. Aksi ini telah meningkatkan kekhawatiran akan perang nuklir, mendorong para investor untuk melarikan diri ke aset-aset safe haven seperti Emas.
Kekhawatiran akan eskalasi ketegangan geopolitik sudah tinggi setelah Presiden Rusia Vladimir Putin menyetujui revisi kebijakan nuklir negara, yang tampaknya merupakan jawaban kepada AS karena mendukung kekuatan militer Ukraina dengan mengizinkan Kyiv menggunakan rudal ATACMS yang dipasok oleh Washington untuk menyerang wilayah Kursk, Rusia.
Doktrin nuklir "menyangkut fakta bahwa Federasi Rusia berhak menggunakan senjata nuklir jika terjadi agresi dengan penggunaan senjata konvensional terhadapnya" di mana itu dianggap telah menciptakan "ancaman kritis terhadap kedaulatan atau integritas teritorial," kata Dmitry Peskov, Sekretaris Pers Presiden Federasi Rusia, kepada TASS pada hari Selasa.
Peskov juga menyatakan bahwa Rusia mengakui persetujuan Presiden AS Joe Biden untuk memasok rudal ke Ukraina sebagai sebuah niat untuk memperpanjang konflik.
Secara historis, daya tarik safe haven logam mulia seperti Emas meningkat pada saat ketidakpastian atau meningkatnya risiko geopolitik.
Perusahaan perbankan investasi terkemuka Goldman Sachs optimis terhadap harga Emas untuk jangka waktu satu tahun ke depan dan melihatnya naik ke $3.000 pada tahun 2025 karena berbagai faktor pendorong. "Penggerak struktural prakiraan ini adalah permintaan yang lebih tinggi dari bank-bank sentral, sementara dorongan siklis akan datang dari aliran dana ke exchange-traded funds saat Federal Reserve menurunkan (suku bunga)."
Intisari Penggerak Pasar Harian: Harga Emas Pulih Tajam setelah Anjlok Dua Minggu Lalu
- Harga emas telah pulih hampir 38% dari penurunan yang terlihat di paruh pertama November di tengah meningkatnya kekhawatiran geopolitik. Logam mulia ini menghadapi sell-off yang hebat karena Dolar AS (USD) dan imbal hasil obligasi menguat di tengah ekspektasi bahwa perubahan kebijakan fiskal dan eksternal yang dijanjikan oleh Presiden terpilih Donald Trump dalam kampanye pemilihannya akan diimplementasikan dengan lancar, mengingat kemenangannya di kedua majelis.
- Trump telah berjanji akan menaikkan tarif impor sebesar 10% secara universal dan menurunkan pajak. Skenario ini diprakirakan dapat meningkatkan inflasi dan pertumbuhan ekonomi, yang dapat mengakibatkan penurunan suku bunga yang lebih lambat dan lebih sedikit oleh Federal Reserve (The Fed). Namun, para pejabat The Fed, termasuk Ketua Jerome Powell, telah menghindari berkomentar tentang kemungkinan dampak kebijakan Trump terhadap perekonomian.
- Dampak dari kemenangan Trump terlihat pada ekspektasi pasar terhadap jalur suku bunga The Fed. Menurut para analis di Nomura, The Fed diprakirakan akan membiarkan suku bunga tidak berubah pada pertemuan Desember. "Saat ini kami memprakirakan tarif akan mendorong inflasi yang direalisasikan lebih tinggi pada musim panas, dan risikonya condong ke arah jeda yang lebih awal dan lebih lama," kata para analis di Nomura.
- Pada saat berita ini ditulis, Indeks Dolar AS (DXY), yang melacak nilai Greenback terhadap enam mata uang utama, bangkit dari 106,10 karena eskalasi baru dalam perang Rusia-Ukraina telah mengurangi selera risiko para investor.
Analisis Teknikal: Harga Emas Bangkit ke Dekat EMA 50-Hari
Harga Emas memantul kembali dengan kuat setelah menemukan support di dekat Exponential Moving Average 100-hari di sekitar $2.535. Logam mulia ini telah pulih mendekati Exponential Moving Average (EMA) 50-hari di sekitar $2.635.
Relative Strength Index (RSI) 14-hari telah pulih di atas 40,00, mengindikasikan bahwa momentum bearish telah berakhir.
Di sisi atas, EMA 20-hari di sekitar $2.650 akan menjadi penghalang utama bagi para pembeli Emas. Di sisi bawah, EMA 100-hari akan menjadi support utama.
Pertanyaan Umum Seputar Emas
Mengapa Orang Berinvestasi dalam Emas?
Emas telah memainkan peran penting dalam sejarah manusia karena telah banyak digunakan sebagai penyimpan nilai dan alat tukar. Saat ini, selain kilaunya dan kegunaannya sebagai perhiasan, logam mulia tersebut secara luas dipandang sebagai aset safe haven, yang berarti bahwa emas dianggap sebagai investasi yang baik selama masa-masa sulit. Emas juga secara luas dipandang sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan terhadap mata uang yang terdepresiasi karena tidak bergantung pada penerbit atau pemerintah tertentu.
Siapa yang Membeli Emas Paling Banyak?
Bank-bank sentral merupakan pemegang Emas terbesar. Dalam upaya mereka untuk mendukung mata uang mereka di masa sulit, bank sentral cenderung mendiversifikasi cadangan mereka dan membeli Emas untuk meningkatkan kekuatan ekonomi dan mata uang yang dirasakan. Cadangan Emas yang tinggi dapat menjadi sumber kepercayaan bagi solvabilitas suatu negara. Bank sentral menambahkan 1.136 ton Emas senilai sekitar $70 miliar ke cadangan mereka pada tahun 2022, menurut data dari World Gold Council. Ini merupakan pembelian tahunan tertinggi sejak pencatatan dimulai. Bank sentral dari negara-negara berkembang seperti Tiongkok, India, dan Turki dengan cepat meningkatkan cadangan Emasnya.
Bagaimana Emas Berkorelasi Dengan Aset-Aset Lainnya?
Emas memiliki korelasi terbalik dengan Dolar AS dan Obligasi Pemerintah AS, yang keduanya merupakan aset cadangan utama dan aset safe haven. Ketika Dolar terdepresiasi, Emas cenderung naik, yang memungkinkan para investor dan bank sentral untuk mendiversifikasi aset-aset mereka di masa sulit. Emas juga berkorelasi terbalik dengan aset-aset berisiko. Rally di pasar saham cenderung melemahkan harga Emas, sementara aksi jual di pasar yang lebih berisiko cenderung menguntungkan logam mulia ini.
Harga Emas Bergantung pada Apa?
Harga dapat bergerak karena berbagai faktor. Ketidakstabilan geopolitik atau ketakutan akan resesi yang parah dapat dengan cepat membuat harga Emas meningkat karena statusnya sebagai aset safe haven. Sebagai aset tanpa imbal hasil, Emas cenderung naik dengan suku bunga yang lebih rendah, sementara biaya uang yang lebih tinggi biasanya membebani logam kuning tersebut. Namun, sebagian besar pergerakan bergantung pada perilaku Dolar AS (USD) karena aset tersebut dihargakan dalam dolar (XAU/USD). Dolar yang kuat cenderung menjaga harga Emas tetap terkendali, sedangkan Dolar yang lebih lemah cenderung mendorong harga Emas naik.
comodity