Harga Emas Naik Tipis saat ADP Meleset dari Ekspektasi
- Harga Emas mengalami sedikit kenaikan, stabil di sekitar $2.650 menyusul data ketenagakerjaan ADP AS yang di bawah prakiraan.
- Laporan ADP bulan November menunjukkan perlambatan perekrutan, dengan hanya 146.000 pekerjaan yang ditambahkan dibandingkan prakiraan 150.000.
- Para pejabat The Fed mempertahankan sikap hati-hati pada penurunan suku bunga di tengah pertumbuhan lapangan kerja yang solid namun melambat dan inflasi yang tetap tinggi.
Harga Emas konsolidasi di sekitar $2.650 untuk hari ketujuh berturut-turut, membukukan kenaikan moderat lebih dari 0,20% setelah data tenaga kerja AS mengungkapkan bahwa perekrutan tenaga kerja swasta menurun, meleset dari prakiraan para ekonom. Pada saat laporan ini ditulis, XAU/USD diperdagangkan di $2.648.
XAU/USD Naik Tipis setelah Pertumbuhan Pekerjaan di November Lebih Lemah dari Prakiraan
Automatic Data Processing (ADP) mengungkapkan bahwa perusahaan-perusahaan di AS menambahkan 146.000 orang ke dalam angkatan kerja pada bulan November, di bawah estimasi 150.000 orang. Perlu dicatat bahwa angka tersebut juga di bawah revisi angka bulan sebelumnya, dengan angka bulan Oktober di 184.000, turun dari 238.000 yang dilaporkan sebulan yang lalu.
Data hari ini, ditambah dengan data Job Openings and Labor Turnover Survey (JOLTS) terbaru yang dirilis pada hari Selasa, menegaskan bahwa pasar tenaga kerja tetap solid. Para pengambil kebijakan Federal Reserve, yang mengalihkan prioritas mandat ganda mereka menuju lapangan kerja maksimum, mengesampingkan stabilitas harga, dapat merasa lega karena ekonomi tetap solid.
Baru-baru ini, inflasi terbukti lebih tinggi dari yang diprakirakan. Dalam tiga bulan terakhir, proses disinflasi AS terhenti, dan meskipun naik sepersepuluh, harga masih jauh dari target 2% The Fed.
Sementara itu, para pejabat The Fed bersilang pendapat. Presiden Fed St Louis, Alberto Musalem, mengatakan bahwa waktunya mungkin sudah dekat untuk memperlambat atau menghentikan sementara penurunan suku bunga. Musalem menambahkan bahwa pasar tenaga kerja konsisten dengan lapangan kerja penuh dan bahwa inflasi dapat menyatu menuju 2% dalam dua tahun ke depan.
Pada siang hari, agenda ekonomi AS akan menampilkan pidato Ketua Fed Jerome Powell sekitar pukul 18:45 GMT (Kamis, 01:45 WIB).
Prakiraan Harga Emas: Prospek Teknis
Emas tetap bias ke atas, namun tetap tenang di sekitar $2.600-$2.650 selama tujuh hari terakhir. Sisi atas dibatasi oleh Simple Moving Average (SMA) 50-hari di $2.668, jika ditembus maka akan mengekspos $2.700. Dengan penguatan lebih lanjut, para pembeli dapat menguji tertinggi tahun ini di $2.790. Sebaliknya, penurunan dapat menyeret XAU/USD ke $2.600, diikuti oleh SMA 100-hari di $2.578.
Pertanyaan Umum Seputar Emas
Emas telah memainkan peran penting dalam sejarah manusia karena telah banyak digunakan sebagai penyimpan nilai dan alat tukar. Saat ini, selain kilaunya dan kegunaannya sebagai perhiasan, logam mulia tersebut secara luas dipandang sebagai aset safe haven, yang berarti bahwa emas dianggap sebagai investasi yang baik selama masa-masa sulit. Emas juga secara luas dipandang sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan terhadap mata uang yang terdepresiasi karena tidak bergantung pada penerbit atau pemerintah tertentu.
Bank-bank sentral merupakan pemegang Emas terbesar. Dalam upaya mereka untuk mendukung mata uang mereka di masa sulit, bank sentral cenderung mendiversifikasi cadangan mereka dan membeli Emas untuk meningkatkan kekuatan ekonomi dan mata uang yang dirasakan. Cadangan Emas yang tinggi dapat menjadi sumber kepercayaan bagi solvabilitas suatu negara. Bank sentral menambahkan 1.136 ton Emas senilai sekitar $70 miliar ke cadangan mereka pada tahun 2022, menurut data dari World Gold Council. Ini merupakan pembelian tahunan tertinggi sejak pencatatan dimulai. Bank sentral dari negara-negara berkembang seperti Tiongkok, India, dan Turki dengan cepat meningkatkan cadangan Emasnya.
Emas memiliki korelasi terbalik dengan Dolar AS dan Obligasi Pemerintah AS, yang keduanya merupakan aset cadangan utama dan aset safe haven. Ketika Dolar terdepresiasi, Emas cenderung naik, yang memungkinkan para investor dan bank sentral untuk mendiversifikasi aset-aset mereka di masa sulit. Emas juga berkorelasi terbalik dengan aset-aset berisiko. Rally di pasar saham cenderung melemahkan harga Emas, sementara aksi jual di pasar yang lebih berisiko cenderung menguntungkan logam mulia ini.
Harga dapat bergerak karena berbagai faktor. Ketidakstabilan geopolitik atau ketakutan akan resesi yang parah dapat dengan cepat membuat harga Emas meningkat karena statusnya sebagai aset safe haven. Sebagai aset tanpa imbal hasil, Emas cenderung naik dengan suku bunga yang lebih rendah, sementara biaya uang yang lebih tinggi biasanya membebani logam kuning tersebut. Namun, sebagian besar pergerakan bergantung pada perilaku Dolar AS (USD) karena aset tersebut dihargakan dalam dolar (XAU/USD). Dolar yang kuat cenderung menjaga harga Emas tetap terkendali, sedangkan Dolar yang lebih lemah cenderung mendorong harga Emas naik.
Artikel Lainnya
Buat Akun Demo
Belajar trading tanpa biaya maupun resiko
Buat Akun Demo
Belajar trading tanpa biaya maupun resiko