Harga Emas Berdetak Lebih Tinggi Jelang Laporan Nonfarm Payrolls AS
- Harga Emas memantul kembali dan bergerak lebih tinggi menjelang data NFP AS untuk bulan November, yang akan mempengaruhi ekspektasi pasar terhadap laju suku bunga The Fed.
- Para pedagang memprakirakan The Fed akan menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin pada 18 Desember.
- Pelanggaran gencatan senjata antara Israel dan Hizbullah telah menghidupkan kembali ketegangan di Timur Tengah, memberikan dukungan lebih lanjut kepada Emas.
Harga Emas (XAU/USD) memulihkan penurunan intraday dan naik tipis ke sekitar $2.640 pada jam-jam perdagangan Eropa hari Jumat menjelang rilis data Nonfarm Payrolls (NFP) Amerika Serikat (AS) untuk bulan November, rilis penting untuk mendapatkan lebih banyak petunjuk terkait arah suku bunga AS.
Dampak dari data pasar tenaga kerja AS terhadap kemungkinan keputusan suku bunga Federal Reserve (The Fed) dalam pertemuan kebijakan 18 Desember akan menjadi signifikan karena para pejabat menjadi lebih fokus untuk menjaga permintaan tenaga kerja ketika bank sentral mulai menurunkan suku bunga pinjaman utamanya pada bulan September. Data ini akan dirilis pada pukul 13:30 GMT (20:30 WIB).
Menurut CME FedWatch tool, ada probabilitas 72% The Fed akan menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin (bp) menjadi 4,25%-4,50% bulan ini, sementara sisanya mendukung membiarkan suku bunga tidak berubah.
Suku bunga yang lebih rendah berdampak positif untuk Emas karena mengurangi biaya peluang memegang aset yang tidak membayar bunga.
Para ekonom memprakirakan ekonomi AS menambah 200 ribu pekerja baru, jauh lebih tinggi dari 12 ribu di bulan Oktober. Laporan NFP bulan sebelumnya menyatakan bahwa estimasi payrolls di beberapa industri terpengaruh oleh badai. Tingkat Pengangguran diprakirakan naik ke 4,2% dari 4,1%.
Para investor juga akan mencermati data Pendapatan Per Jam Rata-Rata AS untuk mendapatkan petunjuk tentang status pertumbuhan upah saat ini. Data ini diprakirakan naik 3,9%, lebih lambat dari 4% di bulan Oktober, dalam basis tahunan.
Menjelang rilis data NFP AS, Indeks Dolar AS (DXY) - yang melacak nilai Greenback terhadap enam mata uang utama - mempertahankan support penting 105,70. Sementara itu, imbal hasil obligasi pemerintah AS bertenor 10-tahun naik ke dekat 4,19%.
Harga Emas Tetap Didukung oleh Ketegangan Baru di Timur Tengah
- Harga Emas diprakirakan akan menghadapi peningkatan volatilitas saat para pedagang bersiap-siap menghadapi data pasar tenaga kerja resmi AS. Namun, ketegangan geopolitik yang meningkat akan terus menopang penurunan harga Emas.
- Perjanjian gencatan senjata di wilayah Timur Tengah antara Israel dan Hizbullah tampaknya mulai goyah karena ketegangan kembali memanas, dengan masing-masing pihak menyalahkan pihak lain karena melanggar ketentuan gencatan senjata. Tentara Israel melakukan serangkaian serangan udara pada Senin malam terhadap Hizbullah sebagai balasan atas serangan dua proyektil terhadap pos militer Israel di dekat Lebanon.
- Sementara itu, perang antara Rusia dan Ukraina juga membuat risiko yang lebih luas tetap ada. Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov memperingatkan bahwa Rusia siap untuk menggunakan segala cara untuk mencegah Barat mencapai tujuannya untuk memberikan "kekalahan strategis" kepada negara tersebut, dalam sebuah wawancara dengan jurnalis AS Tucker Carlson, ThePrint melaporkan.
- Meningkatnya ketegangan geopolitik dan ketidakpastian global meningkatkan daya tarik aset-aset safe haven seperti Emas.
Analisis Teknikal: Harga Emas Masih Bergerak Sideways di Dekat $2.650
Harga Emas diperdagangkan bolak-balik di dekat garis tren miring ke atas di sekitar $2.650, yang diplot dari terendah Februari di $1.984,00 pada grafik harian. Logam mulia ini bombang di dekat Exponential Moving Average (EMA) 20-hari, yang juga berada di sekitar $2.650.
Relative Strength Index (RSI) 14-hari berosilasi di kisaran 40,00-60,00, sangat dekat dengan level netral 50, yang mengindikasikan tren sideways.
Melihat ke bawah, terendah November di sekitar $2.537 akan menjadi support utama untuk pembeli Emas. Di sisi atas, tertinggi Oktober dan sepanjang masa di $2.790 akan bertindak sebagai resistance utama.
Pertanyaan Umum Seputar Emas
Emas telah memainkan peran penting dalam sejarah manusia karena telah banyak digunakan sebagai penyimpan nilai dan alat tukar. Saat ini, selain kilaunya dan kegunaannya sebagai perhiasan, logam mulia tersebut secara luas dipandang sebagai aset safe haven, yang berarti bahwa emas dianggap sebagai investasi yang baik selama masa-masa sulit. Emas juga secara luas dipandang sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan terhadap mata uang yang terdepresiasi karena tidak bergantung pada penerbit atau pemerintah tertentu.
Bank-bank sentral merupakan pemegang Emas terbesar. Dalam upaya mereka untuk mendukung mata uang mereka di masa sulit, bank sentral cenderung mendiversifikasi cadangan mereka dan membeli Emas untuk meningkatkan kekuatan ekonomi dan mata uang yang dirasakan. Cadangan Emas yang tinggi dapat menjadi sumber kepercayaan bagi solvabilitas suatu negara. Bank sentral menambahkan 1.136 ton Emas senilai sekitar $70 miliar ke cadangan mereka pada tahun 2022, menurut data dari World Gold Council. Ini merupakan pembelian tahunan tertinggi sejak pencatatan dimulai. Bank sentral dari negara-negara berkembang seperti Tiongkok, India, dan Turki dengan cepat meningkatkan cadangan Emasnya.
Emas memiliki korelasi terbalik dengan Dolar AS dan Obligasi Pemerintah AS, yang keduanya merupakan aset cadangan utama dan aset safe haven. Ketika Dolar terdepresiasi, Emas cenderung naik, yang memungkinkan para investor dan bank sentral untuk mendiversifikasi aset-aset mereka di masa sulit. Emas juga berkorelasi terbalik dengan aset-aset berisiko. Rally di pasar saham cenderung melemahkan harga Emas, sementara aksi jual di pasar yang lebih berisiko cenderung menguntungkan logam mulia ini.
Harga dapat bergerak karena berbagai faktor. Ketidakstabilan geopolitik atau ketakutan akan resesi yang parah dapat dengan cepat membuat harga Emas meningkat karena statusnya sebagai aset safe haven. Sebagai aset tanpa imbal hasil, Emas cenderung naik dengan suku bunga yang lebih rendah, sementara biaya uang yang lebih tinggi biasanya membebani logam kuning tersebut. Namun, sebagian besar pergerakan bergantung pada perilaku Dolar AS (USD) karena aset tersebut dihargakan dalam dolar (XAU/USD). Dolar yang kuat cenderung menjaga harga Emas tetap terkendali, sedangkan Dolar yang lebih lemah cenderung mendorong harga Emas naik.
Artikel Lainnya
Buat Akun Demo
Belajar trading tanpa biaya maupun resiko
Buat Akun Demo
Belajar trading tanpa biaya maupun resiko