Prakiraan Harga Emas: XAU/USD Melonjak ke Dekat $2.650 saat Investor Pertimbangkan Dampak Trump pada Ekonomi Global

  • Harga Emas naik ke dekat $2.650 saat para investor memprakirakan tingginya ketidakpastian global di bawah pemerintahan Trump.
  • Trump diprakirakan akan menaikkan tarif impor dan menurunkan pajak setelah masuk ke Gedung Putih.
  • Dolar AS kembali meraih tertinggi baru dua tahun saat Klaim Pengangguran Awal lebih rendah pada pekan yang berakhir 27 Desember.

Harga Emas (XAU/USD) memperpanjang kenaikan intraday ke dekat $2.650 pada pembukaan sesi Amerika Utara pada hari Kamis setelah libur Tahun Baru. Logam mulia menguat karena daya tarik safe-haven-nya membaik, dengan para investor berfokus pada Presiden terpilih Donald Trump yang akan mulai menjabat pada 20 Januari.

Prakiraan kebijakan dari Trump, seperti tarif impor yang lebih tinggi dan pajak yang lebih rendah, akan menguntungkan Emas. Tarif impor yang lebih tinggi akan menyebabkan potensi perang dagang global dan pajak yang lebih rendah akan meningkatkan tekanan inflasi di Amerika Serikat (AS). Emas cenderung berkinerja lebih baik di tengah ketidakpastian ekonomi sebagai aset safe haven dan tekanan harga yang lebih tinggi, mengingat para investor menggunakan logam mulia ini sebagai lindung nilai terhadap inflasi.

imbal hasil obligasi pemerintah AS bertenor 10-tahun turun ke dekat 4,54% di awal tahun ini karena rally terhenti. Secara umum, imbal hasil yang lebih rendah pada aset-aset berimbal hasil bunga menghasilkan biaya peluang yang lebih rendah pada aset-aset yang tidak memberikan imbal hasil, seperti Emas, dan menjadikannya taruhan yang menarik.

Sementara itu, Dolar AS (USD) juga menguat tajam karena para investor memprakirakan inflasi yang tinggi di bawah pemerintahan Trump akan memaksa Federal Reserve (The Fed) untuk mengadopsi pendekatan pelonggaran kebijakan yang moderat. Indeks Dolar AS (DXY), yang melacak nilai Greenback terhadap enam mata uang utama, membukukan tertinggi baru dalam dua tahun terakhir di 108,90.

Dari sisi ekonomi, berkurangnya Klaim Pengangguran Awal AS untuk pekan yang berakhir pada 27 Desember juga memperkuat Dolar AS. Departemen Tenaga Kerja melaporkan bahwa individu yang mengklaim tunjangan pengangguran yang untuk pertama adalah sebanyak 211 ribu, lebih rendah dari estimasi 222 ribu dan rilis sebelumnya 220 ribu.

Analisis Teknis Emas

Harga Emas diperdagangkan dalam formasi grafik Symmetrical Triangle pada grafik harian, yang menunjukkan kontraksi volatilitas yang tajam. Exponential Moving Average (EMA) 20-hari di dekat $2.630 secara luas tumpang tindih dengan harga Emas, mengindikasikan tren sideways.

Relative Strength Index (RSI) berosilasi di kisaran 40,00-60,00, mengindikasikan keraguan di antara para pelaku pasar.

Jika dilihat ke atas, harga Emas akan menguat setelah penembusan tegas di atas tertinggi Desember di $2.726,00. Sebaliknya, para penjual akan menguat jika aset ini menembus di bawah terendah November di sekitar $2.537,00.

Grafik Harian Emas

Pertanyaan Umum Seputar Emas

Emas telah memainkan peran penting dalam sejarah manusia karena telah banyak digunakan sebagai penyimpan nilai dan alat tukar. Saat ini, selain kilaunya dan kegunaannya sebagai perhiasan, logam mulia tersebut secara luas dipandang sebagai aset safe haven, yang berarti bahwa emas dianggap sebagai investasi yang baik selama masa-masa sulit. Emas juga secara luas dipandang sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan terhadap mata uang yang terdepresiasi karena tidak bergantung pada penerbit atau pemerintah tertentu.

Bank-bank sentral merupakan pemegang Emas terbesar. Dalam upaya mereka untuk mendukung mata uang mereka di masa sulit, bank sentral cenderung mendiversifikasi cadangan mereka dan membeli Emas untuk meningkatkan kekuatan ekonomi dan mata uang yang dirasakan. Cadangan Emas yang tinggi dapat menjadi sumber kepercayaan bagi solvabilitas suatu negara. Bank sentral menambahkan 1.136 ton Emas senilai sekitar $70 miliar ke cadangan mereka pada tahun 2022, menurut data dari World Gold Council. Ini merupakan pembelian tahunan tertinggi sejak pencatatan dimulai. Bank sentral dari negara-negara berkembang seperti Tiongkok, India, dan Turki dengan cepat meningkatkan cadangan Emasnya.

Emas memiliki korelasi terbalik dengan Dolar AS dan Obligasi Pemerintah AS, yang keduanya merupakan aset cadangan utama dan aset safe haven. Ketika Dolar terdepresiasi, Emas cenderung naik, yang memungkinkan para investor dan bank sentral untuk mendiversifikasi aset-aset mereka di masa sulit. Emas juga berkorelasi terbalik dengan aset-aset berisiko. Rally di pasar saham cenderung melemahkan harga Emas, sementara aksi jual di pasar yang lebih berisiko cenderung menguntungkan logam mulia ini.

Harga dapat bergerak karena berbagai faktor. Ketidakstabilan geopolitik atau ketakutan akan resesi yang parah dapat dengan cepat membuat harga Emas meningkat karena statusnya sebagai aset safe haven. Sebagai aset tanpa imbal hasil, Emas cenderung naik dengan suku bunga yang lebih rendah, sementara biaya uang yang lebih tinggi biasanya membebani logam kuning tersebut. Namun, sebagian besar pergerakan bergantung pada perilaku Dolar AS (USD) karena aset tersebut dihargakan dalam dolar (XAU/USD). Dolar yang kuat cenderung menjaga harga Emas tetap terkendali, sedangkan Dolar yang lebih lemah cenderung mendorong harga Emas naik.

 

comodity