Prakiraan Harga Perak: XAG/USD Menguat Mendekati $33 atas Ancaman Tarif Baru Trump
- Harga Perak melonjak mendekati $33,00 setelah Trump mengancam akan mengumumkan tarif pada impor farmasi.
- Tiongkok menyatakan bahwa perundingan perdagangan hanya akan dimulai setelah AS mengurangi tarif tambahan, yang saat ini mencapai 145%.
- The Fed diprakirakan akan mempertahankan suku bunga stabil pada hari Rabu.
Harga Perak (XAG/USD) melonjak mendekati $33,00 selama jam perdagangan Eropa pada hari Selasa. Logam putih ini menguat seiring meningkatnya permintaan terhadap aset-aset safe-haven setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengancam akan memberlakukan tarif pada produk farmasi.
Pada hari Senin, Presiden AS Trump mengisyaratkan bahwa ia berniat untuk mengurangi ketergantungan pada impor farmasi dan akan mengumumkan tarif pada mereka dalam dua minggu. Trump menandatangani perintah untuk mengurangi waktu tunggu persetujuan pabrik farmasi baru dan menginstruksikan Badan Perlindungan Lingkungan (EPA) untuk mempercepat pembangunan fasilitas produksi baru.
Sementara itu, ketidakpastian yang terus-menerus mengenai perundingan perdagangan AS-Tiongkok terus mendukung permintaan untuk aset-aset safe-haven, seperti Perak. Kedua negara sedang bertransaksi pada tingkat tarif yang sangat tinggi, yang mengurangi margin operasional bisnis. AS telah memberlakukan tarif 145% pada impor dari Tiongkok, sementara Tiongkok mengenakan bea masuk 125%. Washington telah mengisyaratkan bahwa tingkat tarif ini tidak berkelanjutan, tetapi ingin Beijing memulai perundingan perdagangan sebelum menurunkan bea masuk. Namun, Beijing telah menjelaskan bahwa mereka akan datang ke meja perundingan perdagangan hanya setelah AS memangkas beban tambahan.
Selain itu, kinerja Dolar AS yang kurang baik menjelang keputusan kebijakan moneter Federal Reserve (Fed) pada hari Rabu juga mendukung harga Perak. Indeks Dolar AS (DXY), yang melacak nilai Greenback terhadap enam mata uang utama, diperdagangkan lebih rendah di sekitar 99,60. Secara teknis, Dolar AS yang lebih rendah menjadikan harga Perak sebagai taruhan menarik bagi para investor.
Menurut alat FedWatch CME, para pedagang telah sepenuhnya memperhitungkan bahwa Fed akan mempertahankan suku bunga stabil di kisaran 4,25%-4,50% untuk pertemuan ketiga berturut-turut.
Skenario Fed yang mempertahankan suku bunga berdampak negatif bagi aset-aset yang tidak memberikan imbal hasil, seperti Perak.
Perak FAQs
Perak adalah logam mulia yang banyak diperdagangkan di kalangan investor. Secara historis, perak telah digunakan sebagai penyimpan nilai dan alat tukar. Meskipun kurang populer dibandingkan Emas, investor dapat beralih ke Perak untuk mendiversifikasi portofolio investasi mereka, untuk nilai intrinsiknya atau sebagai lindung nilai potensial selama periode inflasi tinggi. Para investor dapat membeli Perak fisik, dalam bentuk koin-koin atau batangan, atau memperdagangkannya melalui sarana seperti Dana yang Diperdagangkan di Bursa, yang melacak harganya di pasar internasional.
Harga Perak dapat bergerak karena berbagai faktor. Ketidakstabilan geopolitik atau ketakutan akan resesi yang dalam dapat membuat harga Perak meningkat karena statusnya sebagai tempat berlindung yang aman, meskipun pada tingkat yang lebih rendah daripada Emas. Sebagai aset tanpa imbal hasil, Perak cenderung naik dengan suku bunga yang lebih rendah. Pergerakannya juga bergantung pada bagaimana Dolar AS (USD) berperilaku karena aset tersebut dihargai dalam dolar (XAG/USD). Dolar yang kuat cenderung menjaga harga Perak tetap stabil, sedangkan Dolar yang lemah cenderung mendorong harga naik. Faktor lain seperti permintaan investasi, pasokan pertambangan – Perak jauh lebih melimpah daripada Emas – dan tingkat daur ulang juga dapat memengaruhi harga.
Perak banyak digunakan dalam industri, khususnya di sektor-sektor seperti elektronik atau energi surya, karena memiliki salah satu konduktivitas listrik tertinggi dari semua logam – lebih dari Tembaga dan Emas. Lonjakan permintaan dapat meningkatkan harga, sementara penurunan cenderung menurunkannya. Dinamika ekonomi AS, Tiongkok, dan India juga dapat berkontribusi pada perubahan harga: bagi AS dan khususnya Tiongkok, sektor industri besar mereka menggunakan Perak dalam berbagai proses; di India, permintaan konsumen terhadap logam mulia ini yang digunakan dalam perhiasan juga memainkan peran penting dalam menentukan harga.
Harga Perak cenderung mengikuti pergerakan Emas. Ketika harga Emas naik, Perak biasanya mengikutinya, karena statusnya sebagai aset-aset safe haven serupa. Rasio Emas/Perak, yang menunjukkan jumlah ons Perak yang dibutuhkan untuk menyamakan nilai satu ons Emas, dapat membantu menentukan valuasi relatif antara kedua logam tersebut. Beberapa investor mungkin menganggap rasio yang tinggi sebagai indikator bahwa Perak dinilai terlalu rendah, atau Emas dinilai terlalu tinggi. Sebaliknya, rasio yang rendah mungkin menunjukkan bahwa Emas dinilai terlalu rendah relatif terhadap Perak.
Buat Akun Demo
Belajar trading tanpa biaya maupun resiko
Buat Akun Demo
Belajar trading tanpa biaya maupun resiko