Emas Turun seiring Pengurangan Tarif AS-Tiongkok Memberikan Dampak pada Permintaan Safe-Haven

  • Harga Emas jatuh lebih dari 3% seiring melemahnya permintaan safe-haven setelah kesepakatan antara AS dan China untuk menurunkan tarif timbal balik.
  • Kekuatan Dolar AS dan sentimen risiko yang membaik menekan XAU/USD.
  • XAU/USD terjun menuju support kunci di $3.200 menjelang data inflasi AS pada hari Selasa.


Harga Emas berada di bawah tekanan signifikan dalam sesi hari Senin, tertekan oleh membaiknya sentimen risiko global dan penguatan Dolar AS (USD). 

Pada saat berita ini ditulis, XAU/USD diperdagangkan sekitar $3.217 per ounce, mencatatkan penurunan lebih dari 3% dari sesi sebelumnya seiring permintaan safe-haven memudar. 

Penurunan ini terjadi setelah pengumuman kesepakatan perdagangan 90 hari antara Amerika Serikat dan China untuk memotong tingkat tarif yang mereka terapkan pada barang-barang satu sama lain, yang telah membantu meredakan ketegangan geopolitik dan mendorong kenaikan di ekuitas dan Dolar AS, mengurangi daya tarik Emas.

Emas Meluncur pada kesepakatan perdagangan AS-China, Dolar Kuat menjelang rilis CPI

Menambah tekanan lebih lanjut, Indeks Dolar AS (DXY) diperdagangkan di atas 100,60, membuat Emas menjadi lebih mahal bagi pemegang mata uang non-Dolar dan semakin mengurangi permintaan. 

Selain itu, perkembangan geopolitik, termasuk gencatan senjata antara India dan Pakistan serta negosiasi yang sedang berlangsung antara Rusia dan Ukraina, telah mengurangi penghindaran risiko, berkontribusi pada aliran keluar dari Emas. 

Para pelaku pasar juga menantikan rilis Indeks Harga Konsumen (IHK) AS pada hari Selasa, sebuah data kunci yang dapat mempengaruhi keputusan kebijakan Federal Reserve (The Fed) di masa depan, dan dengan demikian, harga Emas.

Analisis Teknis: Emas menembus support saat momentum berbalik bearish

Di sisi teknis, Emas diperdagangkan di bawah beberapa level kunci, menunjukkan penurunan momentum jangka pendek. Harga telah jatuh di bawah titik tengah rally April di $3.228, yang dihitung dari level terendah April di $2.957 hingga level tertinggi sepanjang masa di $3.500, menjadikan level ini sebagai resistance langsung. Resistance lebih lanjut terletak di Simple Moving Average (SMA) 20-hari di dekat $3.314, yang kini berfungsi sebagai langit-langit dinamis setelah penurunan baru-baru ini.

Emas (XAU/USD) grafik harian


Support kunci berikutnya terletak di level psikologis $3.200, sebuah zona yang bertahan selama penarikan 1 Mei ketika Emas sempat menguji $3.202. 

Pembreakan di bawah level ini akan mengekspos retracement Fibonacci 61,8% di $3.164, diikuti oleh support SMA 50-hari di dekat $3.138. 

Jika support ini gagal, Emas berpotensi melanjutkan penurunannya menuju $3.150 dan $3.000.

Di sisi atas, setiap pemulihan perlu merebut kembali titik tengah di $3.228, yang dapat membawa retracement Fibonacci 38,2% di $3.292 kembali menjadi fokus.

Pergerakan di atas $3.300, diikuti dengan penutupan di atas SMA 20-hari, dapat membuka jalan untuk menguji ulang 23,6% Fib di $3.372.

Indikator momentum mencerminkan pergeseran bearish ini. Indeks Kekuatan Relatif (RSI) pada grafik harian berada di 47,80, sedikit di bawah level netral 50 dan mengarah ke bawah, menandakan hilangnya momentum bullish tanpa mencapai kondisi jenuh jual.

Emas FAQs

Emas telah memainkan peran penting dalam sejarah manusia karena telah banyak digunakan sebagai penyimpan nilai dan alat tukar. Saat ini, selain kilaunya dan kegunaannya sebagai perhiasan, logam mulia tersebut secara luas dipandang sebagai aset safe haven, yang berarti bahwa emas dianggap sebagai investasi yang baik selama masa-masa sulit. Emas juga secara luas dipandang sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan terhadap mata uang yang terdepresiasi karena tidak bergantung pada penerbit atau pemerintah tertentu.

Bank-bank sentral merupakan pemegang Emas terbesar. Dalam upaya mereka untuk mendukung mata uang mereka di masa sulit, bank sentral cenderung mendiversifikasi cadangan mereka dan membeli Emas untuk meningkatkan kekuatan ekonomi dan mata uang yang dirasakan. Cadangan Emas yang tinggi dapat menjadi sumber kepercayaan bagi solvabilitas suatu negara. Bank sentral menambahkan 1.136 ton Emas senilai sekitar $70 miliar ke cadangan mereka pada tahun 2022, menurut data dari World Gold Council. Ini merupakan pembelian tahunan tertinggi sejak pencatatan dimulai. Bank sentral dari negara-negara berkembang seperti Tiongkok, India, dan Turki dengan cepat meningkatkan cadangan Emasnya.

Emas memiliki korelasi terbalik dengan Dolar AS dan Obligasi Pemerintah AS, yang keduanya merupakan aset cadangan utama dan aset safe haven. Ketika Dolar terdepresiasi, Emas cenderung naik, yang memungkinkan para investor dan bank sentral untuk mendiversifikasi aset-aset mereka di masa sulit. Emas juga berkorelasi terbalik dengan aset-aset berisiko. Rally di pasar saham cenderung melemahkan harga Emas, sementara aksi jual di pasar yang lebih berisiko cenderung menguntungkan logam mulia ini.

Harga dapat bergerak karena berbagai faktor. Ketidakstabilan geopolitik atau ketakutan akan resesi yang parah dapat dengan cepat membuat harga Emas meningkat karena statusnya sebagai aset safe haven. Sebagai aset tanpa imbal hasil, Emas cenderung naik dengan suku bunga yang lebih rendah, sementara biaya uang yang lebih tinggi biasanya membebani logam kuning tersebut. Namun, sebagian besar pergerakan bergantung pada perilaku Dolar AS (USD) karena aset tersebut dihargakan dalam dolar (XAU/USD). Dolar yang kuat cenderung menjaga harga Emas tetap terkendali, sedangkan Dolar yang lebih lemah cenderung mendorong harga Emas naik.

comodity