Prakiraan Harga Perak: XAG/USD Naik di Atas $33,00, Menerima Dukungan dari Permintaan Safe-Haven

  • Harga Perak menguat seiring permintaan safe-haven mengimbangi kekhawatiran komoditas.
  • Undang-undang "One Big Beautiful Bill" Trump disetujui oleh DPR AS dan kini menuju ke Senat.
  • Kekhawatiran utang dan tarif AS melemahkan permintaan Perak di industri fotovoltaik.

Harga Perak (XAG/USD) naik setelah mencatat kerugian lebih dari 1% di sesi sebelumnya, melayang di sekitar $33,10 per troy ons selama perdagangan sesi Asia pada hari Jumat. Komoditas yang sensitif terhadap manufaktur, termasuk Perak, menghadapi tantangan akibat kekhawatiran yang meningkat mengenai peningkatan defisit fiskal di Amerika Serikat (AS). Namun, meningkatnya permintaan safe-haven atas kekhawatiran fiskal ini dapat mengimbangi ancaman terkait permintaan yang mengelilingi komoditas tersebut.

Pada hari Kamis, undang-undang "One Big Beautiful Bill" Presiden AS Donald Trump disetujui oleh DPR AS dan sedang dalam perjalanan menuju Senat. DPR AS menyetujui anggaran Trump dengan satu suara. Proposal ini diperkirakan akan meningkatkan defisit sebesar $3,8 miliar, karena akan memberikan pemotongan pajak atas pendapatan tip dan pinjaman mobil yang diproduksi di AS, menurut Kantor Anggaran Kongres (CBO).

Perak menarik para penjual karena kondisi ekonomi AS yang tidak pasti, bersama dengan kekhawatiran tarif, melemahkan momentum kuat untuk industri fotovoltaik. Perak digunakan dalam berbagai aplikasi industri, seperti elektronik, panel surya, dan komponen otomotif.

Pada kuartal pertama 2025, kapasitas angin dan solar Tiongkok meningkat menjadi hampir 1.500 GW akibat lonjakan 60GW dalam tenaga fotovoltaik. Mengingat status Tiongkok sebagai salah satu pusat manufaktur terbesar di dunia, permintaan industri negara tersebut terhadap Perak sangat signifikan. Selain itu, output tenaga surya di Eropa juga melonjak sebesar 30% secara tahunan pada kuartal pertama.

Moody’s menurunkan peringkat kredit AS dari Aaa menjadi Aa1 dan memprediksi bahwa utang federal AS diperkirakan akan naik menjadi sekitar 134% dari PDB pada tahun 2035, naik dari 98% pada tahun 2023, dengan defisit anggaran diperkirakan akan melebar menjadi hampir 9% dari PDB. Penurunan ini disebabkan oleh meningkatnya biaya pembayaran utang, program hak yang berkembang, dan penurunan pendapatan pajak.

Perak FAQs

Perak adalah logam mulia yang banyak diperdagangkan di kalangan investor. Secara historis, perak telah digunakan sebagai penyimpan nilai dan alat tukar. Meskipun kurang populer dibandingkan Emas, investor dapat beralih ke Perak untuk mendiversifikasi portofolio investasi mereka, untuk nilai intrinsiknya atau sebagai lindung nilai potensial selama periode inflasi tinggi. Para investor dapat membeli Perak fisik, dalam bentuk koin-koin atau batangan, atau memperdagangkannya melalui sarana seperti Dana yang Diperdagangkan di Bursa, yang melacak harganya di pasar internasional.

Harga Perak dapat bergerak karena berbagai faktor. Ketidakstabilan geopolitik atau ketakutan akan resesi yang dalam dapat membuat harga Perak meningkat karena statusnya sebagai tempat berlindung yang aman, meskipun pada tingkat yang lebih rendah daripada Emas. Sebagai aset tanpa imbal hasil, Perak cenderung naik dengan suku bunga yang lebih rendah. Pergerakannya juga bergantung pada bagaimana Dolar AS (USD) berperilaku karena aset tersebut dihargai dalam dolar (XAG/USD). Dolar yang kuat cenderung menjaga harga Perak tetap stabil, sedangkan Dolar yang lemah cenderung mendorong harga naik. Faktor lain seperti permintaan investasi, pasokan pertambangan – Perak jauh lebih melimpah daripada Emas – dan tingkat daur ulang juga dapat memengaruhi harga.

Perak banyak digunakan dalam industri, khususnya di sektor-sektor seperti elektronik atau energi surya, karena memiliki salah satu konduktivitas listrik tertinggi dari semua logam – lebih dari Tembaga dan Emas. Lonjakan permintaan dapat meningkatkan harga, sementara penurunan cenderung menurunkannya. Dinamika ekonomi AS, Tiongkok, dan India juga dapat berkontribusi pada perubahan harga: bagi AS dan khususnya Tiongkok, sektor industri besar mereka menggunakan Perak dalam berbagai proses; di India, permintaan konsumen terhadap logam mulia ini yang digunakan dalam perhiasan juga memainkan peran penting dalam menentukan harga.

Harga Perak cenderung mengikuti pergerakan Emas. Ketika harga Emas naik, Perak biasanya mengikutinya, karena statusnya sebagai aset-aset safe haven serupa. Rasio Emas/Perak, yang menunjukkan jumlah ons Perak yang dibutuhkan untuk menyamakan nilai satu ons Emas, dapat membantu menentukan valuasi relatif antara kedua logam tersebut. Beberapa investor mungkin menganggap rasio yang tinggi sebagai indikator bahwa Perak dinilai terlalu rendah, atau Emas dinilai terlalu tinggi. Sebaliknya, rasio yang rendah mungkin menunjukkan bahwa Emas dinilai terlalu rendah relatif terhadap Perak.

comodity