Prakiraan Harga Emas: XAU/USD Turun di Bawah EMA 20 Hari saat Israel-Iran Memanggil Gencatan Senjata

  • Harga Emas turun lebih dari 1% mendekati $3.320 seiring gencatan senjata Israel-Iran mengurangi permintaan safe-haven.
  • Fed Bowman mendukung penurunan suku bunga di bulan Juli di tengah meningkatnya risiko pasar tenaga kerja.
  • Dolar AS tertekan akibat gencatan senjata Israel-Iran dan komentar dovish dari Fed Bowman.

Harga Emas (XAU/USD) anjlok mendekati $3.320 selama sesi perdagangan Eropa pada hari Selasa. Logam kuning menghadapi tekanan jual yang tajam karena aset-aset safe-haven berkinerja buruk setelah pengumuman gencatan senjata antara Israel dan Iran.

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyatakan dalam sebuah posting di Truth.Social bahwa kedua negara di Timur Tengah tersebut telah setuju untuk menghentikan perang udara yang berlangsung selama 12 hari. "Gencatan senjata kini berlaku. Mohon jangan melanggarnya!" tulis Trump.

Sementara itu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memperingatkan bahwa angkatan bersenjata mereka akan merespons dengan keras jika Iran melanggar gencatan senjata.

Namun, para investor memprakirakan harga Emas akan mendapatkan dukungan dari perubahan dramatis dalam sikap Federal Reserve (Fed) terhadap prospek kebijakan moneter. Wakil Ketua Fed Michelle Bowman menyatakan dalam sebuah pertemuan di Praha pada hari Senin bahwa penyesuaian kebijakan moneter menjadi semakin tepat di tengah meningkatnya risiko pasar kerja dan ekspektasi bahwa kebijakan tarif yang diumumkan oleh Donald Trump akan memiliki dampak terbatas pada inflasi.

Jika tekanan inflasi tetap terjaga, saya [Michelle] akan mendukung penurunan suku bunga kebijakan sesegera mungkin pada pertemuan kami berikutnya untuk mendekatkannya ke pengaturan netral dan untuk mempertahankan pasar tenaga kerja yang sehat," kata Bowman.

Penurunan suku bunga oleh Fed menjadi sinyal positif bagi aset-aset yang tidak memberikan imbal hasil, seperti Emas. Sementara itu, sikap dovish Fed terhadap prospek kebijakan moneter dan meredanya ketegangan geopolitik telah membebani Dolar AS (USD).

Analisis teknis Emas

Harga Emas diperdagangkan dalam formasi Segitiga Meningkat (Ascending Triangle) pada kerangka waktu harian, yang menunjukkan kontraksi volatilitas. Resistance horizontal dari pola grafik yang disebutkan di atas diplot dari tertinggi 22 April sekitar $3.500, sementara garis tren yang miring ke atas ditempatkan dari terendah 7 April di $2.957.

Logam berharga ini meluncur di bawah Exponential Moving Average (EMA) 20-hari, menunjukkan bahwa tren jangka pendek telah menjadi tidak pasti.

Relative Strength Index (RSI) 14-hari turun di bawah 50,00, mengindikasikan bahwa momentum telah beralih ke sisi bawah.

Melihat ke atas, harga Emas akan memasuki wilayah yang belum terpetakan setelah menembus di atas level psikologis $3.500 secara meyakinkan. Resistance potensial akan berada di $3.550 dan $3.600.

Sebaliknya, pergerakan turun oleh harga Emas di bawah terendah 29 Mei di $3.245 akan menyeretnya menuju support level bulat di $3.200, diikuti oleh terendah 15 Mei di $3.121.

Grafik harian Emas

 


Emas FAQs

Emas telah memainkan peran penting dalam sejarah manusia karena telah banyak digunakan sebagai penyimpan nilai dan alat tukar. Saat ini, selain kilaunya dan kegunaannya sebagai perhiasan, logam mulia tersebut secara luas dipandang sebagai aset safe haven, yang berarti bahwa emas dianggap sebagai investasi yang baik selama masa-masa sulit. Emas juga secara luas dipandang sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan terhadap mata uang yang terdepresiasi karena tidak bergantung pada penerbit atau pemerintah tertentu.

Bank-bank sentral merupakan pemegang Emas terbesar. Dalam upaya mereka untuk mendukung mata uang mereka di masa sulit, bank sentral cenderung mendiversifikasi cadangan mereka dan membeli Emas untuk meningkatkan kekuatan ekonomi dan mata uang yang dirasakan. Cadangan Emas yang tinggi dapat menjadi sumber kepercayaan bagi solvabilitas suatu negara. Bank sentral menambahkan 1.136 ton Emas senilai sekitar $70 miliar ke cadangan mereka pada tahun 2022, menurut data dari World Gold Council. Ini merupakan pembelian tahunan tertinggi sejak pencatatan dimulai. Bank sentral dari negara-negara berkembang seperti Tiongkok, India, dan Turki dengan cepat meningkatkan cadangan Emasnya.

Emas memiliki korelasi terbalik dengan Dolar AS dan Obligasi Pemerintah AS, yang keduanya merupakan aset cadangan utama dan aset safe haven. Ketika Dolar terdepresiasi, Emas cenderung naik, yang memungkinkan para investor dan bank sentral untuk mendiversifikasi aset-aset mereka di masa sulit. Emas juga berkorelasi terbalik dengan aset-aset berisiko. Rally di pasar saham cenderung melemahkan harga Emas, sementara aksi jual di pasar yang lebih berisiko cenderung menguntungkan logam mulia ini.

Harga dapat bergerak karena berbagai faktor. Ketidakstabilan geopolitik atau ketakutan akan resesi yang parah dapat dengan cepat membuat harga Emas meningkat karena statusnya sebagai aset safe haven. Sebagai aset tanpa imbal hasil, Emas cenderung naik dengan suku bunga yang lebih rendah, sementara biaya uang yang lebih tinggi biasanya membebani logam kuning tersebut. Namun, sebagian besar pergerakan bergantung pada perilaku Dolar AS (USD) karena aset tersebut dihargakan dalam dolar (XAU/USD). Dolar yang kuat cenderung menjaga harga Emas tetap terkendali, sedangkan Dolar yang lebih lemah cenderung mendorong harga Emas naik.

comodity