Prakiraan Harga Emas: XAU/USD Melanjutkan Kenaikan Beruntun di Tengah Ketegangan Perdagangan Global yang Diperbarui
- Harga Emas naik mendekati $3.340 seiring dengan ancaman tarif baru Trump yang meningkatkan permintaan terhadap aset-aset safe-haven.
- Presiden AS Trump memberlakukan tarif 35% pada Kanada dan bersiap untuk mengumumkan bea tambahan pada UE.
- Para investor mengalihkan fokus mereka ke data inflasi AS untuk bulan Juni.
Harga emas (XAU/USD) melanjutkan tren kenaikannya selama tiga hari perdagangan pada hari Jumat. Logam kuning ini melonjak mendekati $3.340 seiring meningkatnya permintaan terhadap aset-aset safe-haven setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengancam untuk meningkatkan tarif menjadi "15% atau 20%" dari 10% yang diumumkan pada yang disebut sebagai "Hari Pembebasan" pada 2 April.
Ancaman tarif baru dari Presiden AS Trump telah mengguncang permintaan untuk aset-aset yang lebih berisiko di seluruh dunia. Pada hari Kamis, Trump mengatakan dalam wawancara telepon dengan NBC News bahwa ia bisa mengumumkan tarif 15% atau 20% pada negara-negara yang gagal menutup kesepakatan selama periode jeda tarif timbal balik 90 hari.
"Kami hanya akan mengatakan semua negara yang tersisa akan membayar, apakah itu 20% atau 15%. Kami akan menyelesaikannya sekarang," kata Trump.
Pada hari Kamis, Trump juga mengumumkan tarif 35% pada Kanada dan menyatakan bahwa ia akan mengungkapkan bea tambahan pada impor dari Uni Eropa (UE) hari ini atau besok.
Tensi perdagangan antara AS dan UE diperkirakan akan mengganggu perdagangan global, mengingat besarnya bisnis antara kedua ekonomi tersebut.
Ke depan, pemicu utama berikutnya untuk harga Emas akan menjadi data Indeks Harga Konsumen (IHK) AS untuk bulan Juni, yang akan dirilis pada hari Selasa. Secara teoritis, Emas berkinerja lebih baik dalam lingkungan inflasi tinggi.
Analisis teknis Emas
Harga Emas pulih mendekati Exponential Moving Average (EMA) 20-hari, yang diperdagangkan di sekitar $3.330. Logam mulia ini tetap berada di bawah formasi Ascending Triangle pada kerangka waktu harian.
Secara teoritis, penembusan aset di bawah garis tren miring ke atas dari pola grafik yang disebutkan di atas, yang berasal dari terendah 7 April di $2.957, menghasilkan penurunan tajam. Resistance horizontal dari formasi grafik ditandai dari tertinggi 22 April di sekitar $3.500.
Relative Strength Index (RSI) 14-hari berosilasi di dalam kisaran 40,00-60,00, mengindikasikan tren sideways.
Melihat ke bawah, harga Emas akan jatuh menuju level support angka bulat di $3.200 dan terendah 15 Mei di $3.121, jika menembus di bawah terendah 29 Mei di $3.245
Sebaliknya, harga Emas akan memasuki wilayah yang belum terpetakan jika menembus di atas level psikologis $3.500 secara tegas. Potensi resistance akan berada di $3.550 dan $3.600.
Grafik harian Emas

Pertanyaan Umum Seputar Emas
Emas telah memainkan peran penting dalam sejarah manusia karena telah banyak digunakan sebagai penyimpan nilai dan alat tukar. Saat ini, selain kilaunya dan kegunaannya sebagai perhiasan, logam mulia tersebut secara luas dipandang sebagai aset safe haven, yang berarti bahwa emas dianggap sebagai investasi yang baik selama masa-masa sulit. Emas juga secara luas dipandang sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan terhadap mata uang yang terdepresiasi karena tidak bergantung pada penerbit atau pemerintah tertentu.
Bank-bank sentral merupakan pemegang Emas terbesar. Dalam upaya mereka untuk mendukung mata uang mereka di masa sulit, bank sentral cenderung mendiversifikasi cadangan mereka dan membeli Emas untuk meningkatkan kekuatan ekonomi dan mata uang yang dirasakan. Cadangan Emas yang tinggi dapat menjadi sumber kepercayaan bagi solvabilitas suatu negara. Bank sentral menambahkan 1.136 ton Emas senilai sekitar $70 miliar ke cadangan mereka pada tahun 2022, menurut data dari World Gold Council. Ini merupakan pembelian tahunan tertinggi sejak pencatatan dimulai. Bank sentral dari negara-negara berkembang seperti Tiongkok, India, dan Turki dengan cepat meningkatkan cadangan Emasnya.
Emas memiliki korelasi terbalik dengan Dolar AS dan Obligasi Pemerintah AS, yang keduanya merupakan aset cadangan utama dan aset safe haven. Ketika Dolar terdepresiasi, Emas cenderung naik, yang memungkinkan para investor dan bank sentral untuk mendiversifikasi aset-aset mereka di masa sulit. Emas juga berkorelasi terbalik dengan aset-aset berisiko. Rally di pasar saham cenderung melemahkan harga Emas, sementara aksi jual di pasar yang lebih berisiko cenderung menguntungkan logam mulia ini.
Harga dapat bergerak karena berbagai faktor. Ketidakstabilan geopolitik atau ketakutan akan resesi yang parah dapat dengan cepat membuat harga Emas meningkat karena statusnya sebagai aset safe haven. Sebagai aset tanpa imbal hasil, Emas cenderung naik dengan suku bunga yang lebih rendah, sementara biaya uang yang lebih tinggi biasanya membebani logam kuning tersebut. Namun, sebagian besar pergerakan bergantung pada perilaku Dolar AS (USD) karena aset tersebut dihargakan dalam dolar (XAU/USD). Dolar yang kuat cenderung menjaga harga Emas tetap terkendali, sedangkan Dolar yang lebih lemah cenderung mendorong harga Emas naik.
Buat Akun Demo
Belajar trading tanpa biaya maupun resiko
Buat Akun Demo
Belajar trading tanpa biaya maupun resiko