Prakiraan Harga Emas: XAU/USD Goyah di Sekitar EMA 20-Hari Menjelang Data IHP AS
- Harga Emas diperdagangkan sideways di sekitar $3.335 saat para investor menunggu data PPI AS untuk bulan Juni.
- Harga barang yang diimpor oleh AS telah meningkat akibat tarif yang diterapkan oleh Presiden Trump.
- Para pedagang mengurangi taruhan dovish The Fed di tengah tanda-tanda tekanan harga yang meningkat akibat tarif Trump.
Harga Emas (XAU/USD) diperdagangkan dalam kisaran ketat di sekitar $3.335 selama perdagangan sesi Eropa pada hari Rabu. Logam mulia ini berkonsolidasi saat para investor menunggu data Indeks Harga Produsen (IHP) Amerika Serikat (AS) untuk bulan Juni, yang akan diterbitkan pada pukul 12:30 GMT.
Para investor akan memantau dengan seksama data IHP AS untuk bulan Juni karena ini akan menunjukkan seberapa banyak produsen mengubah harga barang dan jasa di gerbang pabrik untuk mengimbangi dampak tarif yang diterapkan oleh Presiden Donald Trump pada baja dan aluminium, serta mobil dan komponennya.
Para ekonom memprakirakan inflasi di tingkat produsen tumbuh secara moderat dibandingkan tahun lalu. Namun, secara bulan-ke-bulan, baik IHP utama maupun inti naik pada laju yang lebih cepat sebesar 0,2%.
Laporan Indeks Harga Konsumen (IHK) AS menunjukkan pada hari Selasa bahwa harga barang dari sektor-sektor yang banyak mengimpor naik tajam, yang mendorong para pedagang untuk mengurangi taruhan yang mendukung pemotongan suku bunga oleh Federal Reserve (The Fed) untuk pertemuan kebijakan bulan September.
Para analis di Principal Asset Management mengatakan, "Dengan kenaikan di kategori seperti perabotan rumah tangga, rekreasi, dan pakaian, tarif impor perlahan-lahan mulai terlihat, adalah bijaksana bagi The Fed untuk tetap absen setidaknya selama beberapa bulan ke depan."
Secara teoritis, harga Emas berkinerja lebih baik dalam lingkungan inflasi tinggi. Namun, pemeliharaan suku bunga pada tingkat yang lebih tinggi oleh The Fed menjadi pertanda buruk bagi aset-aset yang tidak memberikan imbal hasil, seperti Emas.
Sementara itu, ketegangan perdagangan antara Uni Eropa (UE) dan AS terus mendukung harga Emas. Laporan Bloomberg menunjukkan pada hari Selasa bahwa blok perdagangan tersebut siap untuk mengumumkan langkah-langkah balasan yang proporsional jika perundingan perdagangan dengan AS tidak membuahkan hasil.
Analisis teknis Emas
Harga Emas diperdagangkan dalam formasi Segitiga Simetris pada kerangka waktu harian, yang menunjukkan kontraksi volatilitas. Garis tren yang miring ke atas dari pola grafik yang disebutkan di atas berasal dari terendah 15 Mei di $3.120,83, sementara batas miring ke bawahnya diplot dari tertinggi 22 April di sekitar $3.500.
Logam mulia ini diperdagangkan dekat dengan Exponential Moving Average (EMA) 20-hari di sekitar $3.333, menunjukkan tren sideways.
Relative Strength Index (RSI) 14-hari berosilasi dalam kisaran 40,00-60,00, menunjukkan keraguan di antara para pelaku pasar.
Melihat ke atas, harga Emas akan memasuki wilayah yang belum pernah dijelajahi jika menembus di atas level psikologis $3.500 secara tegas. Potensi resistance akan berada di $3.550 dan $3.600.
Sebaliknya, harga Emas akan jatuh menuju level support angka bulat di $3.200 dan terendah 15 Mei di $3.121, jika menembus di bawah terendah 29 Mei di $3.245.
Grafik harian Emas

Pertanyaan Umum Seputar Emas
Emas telah memainkan peran penting dalam sejarah manusia karena telah banyak digunakan sebagai penyimpan nilai dan alat tukar. Saat ini, selain kilaunya dan kegunaannya sebagai perhiasan, logam mulia tersebut secara luas dipandang sebagai aset safe haven, yang berarti bahwa emas dianggap sebagai investasi yang baik selama masa-masa sulit. Emas juga secara luas dipandang sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan terhadap mata uang yang terdepresiasi karena tidak bergantung pada penerbit atau pemerintah tertentu.
Bank-bank sentral merupakan pemegang Emas terbesar. Dalam upaya mereka untuk mendukung mata uang mereka di masa sulit, bank sentral cenderung mendiversifikasi cadangan mereka dan membeli Emas untuk meningkatkan kekuatan ekonomi dan mata uang yang dirasakan. Cadangan Emas yang tinggi dapat menjadi sumber kepercayaan bagi solvabilitas suatu negara. Bank sentral menambahkan 1.136 ton Emas senilai sekitar $70 miliar ke cadangan mereka pada tahun 2022, menurut data dari World Gold Council. Ini merupakan pembelian tahunan tertinggi sejak pencatatan dimulai. Bank sentral dari negara-negara berkembang seperti Tiongkok, India, dan Turki dengan cepat meningkatkan cadangan Emasnya.
Emas memiliki korelasi terbalik dengan Dolar AS dan Obligasi Pemerintah AS, yang keduanya merupakan aset cadangan utama dan aset safe haven. Ketika Dolar terdepresiasi, Emas cenderung naik, yang memungkinkan para investor dan bank sentral untuk mendiversifikasi aset-aset mereka di masa sulit. Emas juga berkorelasi terbalik dengan aset-aset berisiko. Rally di pasar saham cenderung melemahkan harga Emas, sementara aksi jual di pasar yang lebih berisiko cenderung menguntungkan logam mulia ini.
Harga dapat bergerak karena berbagai faktor. Ketidakstabilan geopolitik atau ketakutan akan resesi yang parah dapat dengan cepat membuat harga Emas meningkat karena statusnya sebagai aset safe haven. Sebagai aset tanpa imbal hasil, Emas cenderung naik dengan suku bunga yang lebih rendah, sementara biaya uang yang lebih tinggi biasanya membebani logam kuning tersebut. Namun, sebagian besar pergerakan bergantung pada perilaku Dolar AS (USD) karena aset tersebut dihargakan dalam dolar (XAU/USD). Dolar yang kuat cenderung menjaga harga Emas tetap terkendali, sedangkan Dolar yang lebih lemah cenderung mendorong harga Emas naik.
Buat Akun Demo
Belajar trading tanpa biaya maupun resiko
Buat Akun Demo
Belajar trading tanpa biaya maupun resiko