Emas Antam Naik 3,25% dalam Sepekan, Didukung Tren Global dan Minat Lindung Nilai

  • Harga emas Antam tembus Rp1,97 juta per gram, naik Rp62.000 dalam sepekan.
  • Saham ANTM menguat 1,4%, didorong sentimen positif dari kenaikan harga emas.
  • Emas global bergerak mendekati resistensi US$3.435 di tengah ketidakpastian global dan penantian data ekonomi AS.

Harga emas batangan Antam kembali mencatat kenaikan signifikan pada Rabu. Logam mulia ini diperdagangkan di level Rp1.970.000 per gram, naik Rp24.000 dari sehari sebelumnya. Dalam sepekan, harga telah melonjak Rp62.000 atau sekitar 3,25%, memperlihatkan minat beli yang tetap solid di tengah meningkatnya kebutuhan diversifikasi portofolio investor di saat ketidakpastian global.

Kenaikan emas domestik selaras dengan tren global. Harga emas dunia sempat menyentuh level tertinggi perdagangan harian di US$3.439 per ons sebelum sedikit melemah 0,13% ke US$3.427. Pergerakan mendekati resistance utama di US$3.435 ini terjadi ketika pasar menilai kembali ekspektasi kebijakan moneter AS, terutama setelah peluang pemangkasan suku bunga The Fed pada September turun menjadi 58,7% dari 69,6% sebulan sebelumnya. Tekanan juga muncul dari komentar keras Presiden AS Donald Trump yang kembali mendesak Ketua The Fed Jerome Powell untuk segera menurunkan suku bunga.

Ketidakpastian global juga diperkuat oleh perkembangan perdagangan AS. Menjelang tenggat tarif 1 Agustus, Washington mengumumkan kesepakatan baru dengan Jepang yang mencakup tarif 15%, serta tarif 19% untuk impor dari Indonesia dan Filipina. Sementara itu, negosiasi dagang AS-India masih tertunda, namun dampaknya diprakirakan terbatas karena AS belum memberlakukan tarif terhadap New Delhi.

Di pasar saham, sentimen positif emas mendukung pergerakan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM). Saham ANTM di pertengahan sesi II menguat 1,4% ke Rp3.000, naik 40 poin dari penutupan sebelumnya di Rp2.960. Saham sempat menyentuh level tertinggi perdagangan harian Rp3.040 sebelum terkoreksi tipis. Kenaikan harga emas Antam ke Rp1,97 juta per gram memperkuat ekspektasi pendapatan emiten di sektor pertambangan logam mulia ini.

Ke depan, investor global akan memantau rilis data pendahuluan PMI S&P Global AS pada Kamis untuk mencari petunjuk arah pasar berikutnya. Bagi pasar domestik, tren kenaikan emas Antam masih berpotensi berlanjut jika ketidakpastian global bertahan, menjaga minat terhadap instrumen safe haven ini.

Prospek Emas (XAU/USD)

Grafik Harian Emas (XAU/USD)

Emas saat ini bergerak mendekati resistance kuat di US$3.435, dan jika level ini berhasil ditembus, ruang kenaikan terbuka menuju area psikologis US$3.500-3.600. Support terdekat berada di US$3.377, dengan support lanjutan di sekitar US$3.322 yang bertepatan dengan Exponential Moving Average (EMA) 50.

Relative strength index (RSI) berada di 63, menandakan tren bullish masih dominan meski mendekati zona jenuh beli (overbought), sehingga peluang koreksi jangka pendek tetap terbuka. Selama harga bertahan di atas Exponential Moving Average (EMA) 50, tren naik jangka menengah dinilai masih terjaga, meskipun pullback ringan mungkin terjadi sebelum upaya menembus resistance. Kinerja positif emas global ini menjadi salah satu pemicu lonjakan harga emas Antam dalam sepekan terakhir, memperkuat optimisme pelaku pasar domestik.

Pertanyaan Umum Seputar Emas

Emas telah memainkan peran penting dalam sejarah manusia karena telah banyak digunakan sebagai penyimpan nilai dan alat tukar. Saat ini, selain kilaunya dan kegunaannya sebagai perhiasan, logam mulia tersebut secara luas dipandang sebagai aset safe haven, yang berarti bahwa emas dianggap sebagai investasi yang baik selama masa-masa sulit. Emas juga secara luas dipandang sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan terhadap mata uang yang terdepresiasi karena tidak bergantung pada penerbit atau pemerintah tertentu.

Bank-bank sentral merupakan pemegang Emas terbesar. Dalam upaya mereka untuk mendukung mata uang mereka di masa sulit, bank sentral cenderung mendiversifikasi cadangan mereka dan membeli Emas untuk meningkatkan kekuatan ekonomi dan mata uang yang dirasakan. Cadangan Emas yang tinggi dapat menjadi sumber kepercayaan bagi solvabilitas suatu negara. Bank sentral menambahkan 1.136 ton Emas senilai sekitar $70 miliar ke cadangan mereka pada tahun 2022, menurut data dari World Gold Council. Ini merupakan pembelian tahunan tertinggi sejak pencatatan dimulai. Bank sentral dari negara-negara berkembang seperti Tiongkok, India, dan Turki dengan cepat meningkatkan cadangan Emasnya.

Emas memiliki korelasi terbalik dengan Dolar AS dan Obligasi Pemerintah AS, yang keduanya merupakan aset cadangan utama dan aset safe haven. Ketika Dolar terdepresiasi, Emas cenderung naik, yang memungkinkan para investor dan bank sentral untuk mendiversifikasi aset-aset mereka di masa sulit. Emas juga berkorelasi terbalik dengan aset-aset berisiko. Rally di pasar saham cenderung melemahkan harga Emas, sementara aksi jual di pasar yang lebih berisiko cenderung menguntungkan logam mulia ini.

Harga dapat bergerak karena berbagai faktor. Ketidakstabilan geopolitik atau ketakutan akan resesi yang parah dapat dengan cepat membuat harga Emas meningkat karena statusnya sebagai aset safe haven. Sebagai aset tanpa imbal hasil, Emas cenderung naik dengan suku bunga yang lebih rendah, sementara biaya uang yang lebih tinggi biasanya membebani logam kuning tersebut. Namun, sebagian besar pergerakan bergantung pada perilaku Dolar AS (USD) karena aset tersebut dihargakan dalam dolar (XAU/USD). Dolar yang kuat cenderung menjaga harga Emas tetap terkendali, sedangkan Dolar yang lebih lemah cenderung mendorong harga Emas naik.

comodity