Harga Emas Global dan Domestik Tertekan, ANTM Justru Berpotensi Breakout di Tengah Ketidakpastian Global

  • Harga emas Antam turun Rp9.000 ke Rp1.950.000 per gram, sejalan koreksi emas global ke $3.377.
  • Saham ANTM naik 4,1% ke Rp3.060, mencerminkan rotasi minat ke sektor riil.
  • Pasar menanti dampak tarif AS bertingkat yang mulai berlaku Kamis waktu setempat.

Laju harga emas saat ini merefleksikan kegamangan pasar terhadap arah kebijakan global yang masih belum menemukan titik terang. Harga emas Antam 1 gram hari ini, Rabu, tercatat di level Rp1.950.000, melemah Rp9.000 dari hari sebelumnya. Penurunan ini sejalan dengan koreksi tipis harga emas dunia yang bergerak ke kisaran $3.377 per ons troy, turun 0,10% setelah rally awal Agustus tertahan di bawah level resistance teknis sekitar $3.390.

Pergerakan emas dunia saat ini memasuki fase jeda, di tengah tarik-menarik sinyal makro yang saling bertentangan dan dolar AS yang relatif stabil. Menurut Ilya Spivak, Kepala Makro Global di Tastylive, harga emas saat ini berada dalam fase tarik-menarik antara sejumlah kekuatan pasar. “Penurunan imbal hasil memang sempat mendukung pergerakan emas, namun di sisi lain, dolar AS masih cukup tangguh meskipun sempat mengalami tekanan. Ketidakpastian ini membuat harga bergerak dalam rentang sempit, sambil menanti pemicu arah yang lebih jelas,” ujarnya dalam pernyataan yang dikutip Reuters.

Meski harga emas batangan di dalam negeri melemah, saham emiten tambang logam justru menunjukkan arah yang berlawanan. Saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) menguat 4,8% ke Rp3.080, setelah dibuka di Rp2.970 dan sempat menyentuh level tertinggi Rp3.100. Pergerakan ini mencerminkan meningkatnya minat beli investor, didorong oleh ekspektasi terhadap pemulihan permintaan komoditas dan daya tarik logam mulia sebagai aset lindung nilai.

Secara teknis, penguatan hari ini menempatkan ANTM dalam pola breakout, membuka peluang kenaikan lanjutan jika mampu menembus resistance di atas Rp3.100. Di tengah pasar yang penuh ketidakpastian, pergeseran minat investor dari aset keuangan ke sektor riil seperti tambang mencerminkan pencarian kestabilan baru – dan itu memberi ruang bagi saham seperti ANTM tetap menarik.

Namun demikian, Arah harga emas dan logam mulia dalam waktu dekat masih sangat bergantung pada eskalasi kebijakan perdagangan dari Amerika Serikat. Presiden Donald Trump memastikan tarif bertingkat antara 10% hingga 50% akan mulai diberlakukan pada Kamis pagi waktu AS, mendorong rata-rata tarif ke level 15,2%. Di tengah upaya negosiasi yang masih berlangsung, Tiongkok disebut nyaris mencapai titik kompromi. Namun, negara-negara lain seperti India dan Swiss masih berjuang keras menavigasi tekanan baru ini, sementara Jepang dan Uni Eropa terus mengupayakan pengecualian tarif atas sejumlah produk andalan mereka.

Dengan lanskap global yang terus berubah, emas tetap menjadi cerminan dari pencarian pasar terhadap arah yang lebih pasti. Di saat logam mulia tertahan oleh resistance dan spekulasi kebijakan, saham tambang seperti Antam justru menemukan ruang untuk bergerak – setidaknya untuk hari ini.

Prospek Harga Emas (XAU/USD)

Grafik Harian Emas (XAU/USD)

Secara teknis, meskipun pola uptrend jangka menengah masih bertahan sejak pertengahan Mei, risiko koreksi tetap membayangi selama harga belum mampu menembus secara konsisten resistance penting di $3.390 dan $3.430. Rentetan kegagalan menembus zona ini dapat memicu tekanan jual, terutama jika sentimen global berubah lebih defensif.

Sementara indikator Relative Strength Index (RSI) berada di level 54,96, mendekati area netral, menandakan belum ada dominasi arah yang jelas dari sisi momentum.

Dalam skenario korektif, emas diprakirakan akan menguji level support awal di $3.360, dengan support lanjutan berada di kisaran $3.320, yang juga berdekatan dengan garis tren naik jangka menengah. Penembusan di bawah zona tersebut dapat memicu pelemahan lebih dalam dan menggagalkan struktur uptrend sementara.

comodity