- Emas melonjak dari $4.170 tetapi tetap di bawah tertinggi hari Senin, di $4.220.
- Logam mulia ini terus mencari arah menjelang keputusan Fed.
- Penembusan di $4.165 akan mengkonfirmasi pola double top di $4.265.
Emas (XAU/USD) terus diperdagangkan dengan cara yang berombak dan volatil, bergerak sekitar dalam kisaran $40, di kedua sisi garis $4.200 pada hari Selasa. Sumbu panjang pada candlestick grafik harian menyoroti pasar yang ragu-ragu saat para investor menunggu keputusan Federal Reserve pada hari Rabu untuk mendapatkan wawasan lebih lanjut tentang jalur suku bunga jangka pendek.
Para investor telah memperhitungkan pemotongan suku bunga sebesar 25 basis poin pada hari Rabu, dan fokus sekarang adalah pada proyeksi suku bunga, yang disebut “Dot-Plot”, dan konferensi Ketua Powell. Konsensus pasar cenderung ke arah pesan hawkish, setelah pemotongan suku bunga, yang telah mendorong imbal hasil obligasi pemerintah AS lebih tinggi selama beberapa hari terakhir, memberikan dukungan bagi Dolar AS dan membebani logam mulia.
Analisis Teknis: Emas mencari arah di sekitar $4.200

Aksi harga terbaru menunjukkan pola konsolidasi di sekitar level $4.200. Indikator teknis tidak menunjukkan bias yang jelas. Relative Strength Index (RSI) 4-jam mulai pulih dari wilayah negatif, kembali ke level 50, sementara Moving Average Convergence Divergence (MACD) tetap di bawah nol, mengungkapkan momentum bearish yang ringan.
Logam kuning memiliki level support signifikan di area $4.165 (terendah 2 Desember), meskipun para pembeli mulai kehabisan tenaga menjelang tertinggi hari Senin, di area $4.220. Level ini perlu ditembus untuk mengekspos area $4.265, di mana Emas terbatasi pada 1 dan 5 Desember.
Di sisi bawah, penembusan yang berhasil di $4.165 akan mengkonfirmasi double top di $4.265 dan meningkatkan tekanan ke terendah 26 dan 27 November, di $4.140, sebelum terendah 25 November, di dekat $4.110. Target pola Double Top berada di area $4.065.
Pertanyaan Umum Seputar Emas
Emas telah memainkan peran penting dalam sejarah manusia karena telah banyak digunakan sebagai penyimpan nilai dan alat tukar. Saat ini, selain kilaunya dan kegunaannya sebagai perhiasan, logam mulia tersebut secara luas dipandang sebagai aset safe haven, yang berarti bahwa emas dianggap sebagai investasi yang baik selama masa-masa sulit. Emas juga secara luas dipandang sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan terhadap mata uang yang terdepresiasi karena tidak bergantung pada penerbit atau pemerintah tertentu.
Bank-bank sentral merupakan pemegang Emas terbesar. Dalam upaya mereka untuk mendukung mata uang mereka di masa sulit, bank sentral cenderung mendiversifikasi cadangan mereka dan membeli Emas untuk meningkatkan kekuatan ekonomi dan mata uang yang dirasakan. Cadangan Emas yang tinggi dapat menjadi sumber kepercayaan bagi solvabilitas suatu negara. Bank sentral menambahkan 1.136 ton Emas senilai sekitar $70 miliar ke cadangan mereka pada tahun 2022, menurut data dari World Gold Council. Ini merupakan pembelian tahunan tertinggi sejak pencatatan dimulai. Bank sentral dari negara-negara berkembang seperti Tiongkok, India, dan Turki dengan cepat meningkatkan cadangan Emasnya.
Emas memiliki korelasi terbalik dengan Dolar AS dan Obligasi Pemerintah AS, yang keduanya merupakan aset cadangan utama dan aset safe haven. Ketika Dolar terdepresiasi, Emas cenderung naik, yang memungkinkan para investor dan bank sentral untuk mendiversifikasi aset-aset mereka di masa sulit. Emas juga berkorelasi terbalik dengan aset-aset berisiko. Rally di pasar saham cenderung melemahkan harga Emas, sementara aksi jual di pasar yang lebih berisiko cenderung menguntungkan logam mulia ini.
Harga dapat bergerak karena berbagai faktor. Ketidakstabilan geopolitik atau ketakutan akan resesi yang parah dapat dengan cepat membuat harga Emas meningkat karena statusnya sebagai aset safe haven. Sebagai aset tanpa imbal hasil, Emas cenderung naik dengan suku bunga yang lebih rendah, sementara biaya uang yang lebih tinggi biasanya membebani logam kuning tersebut. Namun, sebagian besar pergerakan bergantung pada perilaku Dolar AS (USD) karena aset tersebut dihargakan dalam dolar (XAU/USD). Dolar yang kuat cenderung menjaga harga Emas tetap terkendali, sedangkan Dolar yang lebih lemah cenderung mendorong harga Emas naik.