- Harga emas naik mendekati $4.365 di awal sesi Asia hari Jumat.
- Taruhan penurunan suku bunga The Fed, kekhawatiran yang meningkat atas ketegangan perdagangan AS-Tiongkok mendukung harga Emas.
- Meredanya kekhawatiran akan risiko geopolitik dapat membatasi kenaikan logam mulia ini.
Harga emas (XAU/USD) melanjutkan kenaikannya ke sekitar $4.365 selama awal sesi Asia pada hari Jumat. Logam mulia ini mempertahankan posisi positif setelah mencapai rekor tertinggi $4.380 di sesi sebelumnya. Ketakutan akan penutupan pemerintah AS yang berkepanjangan, meningkatnya taruhan penurunan suku bunga tambahan AS, dan ketegangan perdagangan AS-Tiongkok mendukung logam kuning ini. Para pedagang akan mengawasi komentar The Fed nanti pada hari Jumat untuk mendapatkan dorongan baru.
Selain itu, ada kekhawatiran yang semakin meningkat tentang penutupan pemerintah AS yang sedang berlangsung, yang membebani Dolar AS (USD) dan mendukung harga komoditas yang berdenominasi USD. Penutupan federal telah memasuki minggu ketiga setelah Senat gagal memajukan undang-undang yang akan memulihkan pendanaan. Pejabat Departemen Keuangan AS mengatakan bahwa penutupan pemerintah AS dapat mengakibatkan kerugian ekonomi hingga $15 miliar per minggu dalam output yang hilang.
Taruhan penurunan suku bunga oleh Federal Reserve AS (The Fed) juga memicu momentum. Ketua The Fed Powell mengatakan pada hari Selasa bahwa perlambatan tajam dalam perekrutan menimbulkan risiko yang semakin besar bagi ekonomi AS, menunjukkan bahwa bank sentral AS kemungkinan akan menurunkan suku bunga kunci dua kali lagi tahun ini.
Selain itu, Gubernur The Fed Christopher Waller mencatat bahwa ia setuju dengan pengurangan suku bunga lainnya pada pertemuan kebijakan The Fed akhir bulan ini, mengutip pembacaan campuran tentang keadaan pasar kerja. Suku bunga yang lebih rendah dapat mengurangi biaya peluang untuk memegang Emas, mendukung logam mulia yang tidak berimbal hasil ini.
Ketegangan perdagangan AS-Tiongkok yang meningkat berkontribusi pada kenaikan logam kuning ini. Presiden AS Donald Trump mengatakan Washington sedang mempertimbangkan untuk memotong beberapa hubungan perdagangan dengan Tiongkok setelah kedua negara mulai memberlakukan biaya pelabuhan tambahan pada kapal yang mengangkut kargo.
Di sisi lain, meredanya kekhawatiran akan risiko geopolitik dapat melemahkan aset-aset safe-haven seperti Emas. Trump mengatakan pada Kamis malam bahwa ia dan Presiden Rusia Vladimir Putin sepakat untuk mengadakan pertemuan puncak lainnya untuk membahas akhir perang di Ukraina, sehari sebelum Trump dijadwalkan berbicara dengan pemimpin Ukraina Volodymyr Zelenskiy, menurut Bloomberg.
Pertanyaan Umum Seputar Emas
Emas telah memainkan peran penting dalam sejarah manusia karena telah banyak digunakan sebagai penyimpan nilai dan alat tukar. Saat ini, selain kilaunya dan kegunaannya sebagai perhiasan, logam mulia tersebut secara luas dipandang sebagai aset safe haven, yang berarti bahwa emas dianggap sebagai investasi yang baik selama masa-masa sulit. Emas juga secara luas dipandang sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan terhadap mata uang yang terdepresiasi karena tidak bergantung pada penerbit atau pemerintah tertentu.
Bank-bank sentral merupakan pemegang Emas terbesar. Dalam upaya mereka untuk mendukung mata uang mereka di masa sulit, bank sentral cenderung mendiversifikasi cadangan mereka dan membeli Emas untuk meningkatkan kekuatan ekonomi dan mata uang yang dirasakan. Cadangan Emas yang tinggi dapat menjadi sumber kepercayaan bagi solvabilitas suatu negara. Bank sentral menambahkan 1.136 ton Emas senilai sekitar $70 miliar ke cadangan mereka pada tahun 2022, menurut data dari World Gold Council. Ini merupakan pembelian tahunan tertinggi sejak pencatatan dimulai. Bank sentral dari negara-negara berkembang seperti Tiongkok, India, dan Turki dengan cepat meningkatkan cadangan Emasnya.
Emas memiliki korelasi terbalik dengan Dolar AS dan Obligasi Pemerintah AS, yang keduanya merupakan aset cadangan utama dan aset safe haven. Ketika Dolar terdepresiasi, Emas cenderung naik, yang memungkinkan para investor dan bank sentral untuk mendiversifikasi aset-aset mereka di masa sulit. Emas juga berkorelasi terbalik dengan aset-aset berisiko. Rally di pasar saham cenderung melemahkan harga Emas, sementara aksi jual di pasar yang lebih berisiko cenderung menguntungkan logam mulia ini.
Harga dapat bergerak karena berbagai faktor. Ketidakstabilan geopolitik atau ketakutan akan resesi yang parah dapat dengan cepat membuat harga Emas meningkat karena statusnya sebagai aset safe haven. Sebagai aset tanpa imbal hasil, Emas cenderung naik dengan suku bunga yang lebih rendah, sementara biaya uang yang lebih tinggi biasanya membebani logam kuning tersebut. Namun, sebagian besar pergerakan bergantung pada perilaku Dolar AS (USD) karena aset tersebut dihargakan dalam dolar (XAU/USD). Dolar yang kuat cenderung menjaga harga Emas tetap terkendali, sedangkan Dolar yang lebih lemah cenderung mendorong harga Emas naik.