- Emas berfluktuasi tanpa bias yang jelas, dengan upaya penurunan terjaga di atas area $3.340.
- Volatilitas tetap rendah pada hari Kamis, dengan investor menunggu angka IHP AS yang akan dirilis nanti hari ini.
- XAU/USD berkonsolidasi setelah kerugian sebelumnya dengan $3.375 menahan para pembeli untuk saat ini.
Harga Emas (XAU/USD) berbalik dari tertinggi minggu lalu tepat di atas $3.400 telah terjaga di area $3.335-$3.345, di mana pasangan ini menemukan support pada level terendah 4 dan 5 Agustus, serta retracement Fibonacci 50% dari reli awal Agustus.
Logam mulia telah diperdagangkan tanpa bias yang jelas selama beberapa hari terakhir, dan upaya kenaikan tetap terbatasi pada hari Kamis, dengan investor mengamati dari pinggir lapangan, menjelang rilis data Klaim Pengangguran AS dan IHP, yang akan dirilis nanti hari ini.
Analisis teknis: Emas berkonsolidasi setelah mencapai target wedge
Dari perspektif teknis, XAU/USD berkonsolidasi setelah mencapai target pola wedge yang terputus di $3.345. Sumbu panjang pada candle grafik harian menyoroti keraguan investor pada level saat ini.
Di sisi bawah, konfirmasi di bawah level terendah 12 Agustus di $3.330 akan membawa fokus para penjual kembali ke terendah 29 Juli dan tertinggi 31 Juli, di area $3.305-$3.315. Lebih jauh ke bawah, target berikutnya adalah terendah 1 Agustus, di $3.282.
Upaya kenaikan, di sisi lain, tetap terbatas di bawah tertinggi dalam perdagangan harian, di $3.375. Reaksi bullish di atas sini akan mengalihkan fokus ke area $3.400-$3.410 (tertinggi 7 dan 10 Agustus) menjelang tertinggi akhir Juli, di $3.440.
Pertanyaan Umum Seputar Emas
Emas telah memainkan peran penting dalam sejarah manusia karena telah banyak digunakan sebagai penyimpan nilai dan alat tukar. Saat ini, selain kilaunya dan kegunaannya sebagai perhiasan, logam mulia tersebut secara luas dipandang sebagai aset safe haven, yang berarti bahwa emas dianggap sebagai investasi yang baik selama masa-masa sulit. Emas juga secara luas dipandang sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan terhadap mata uang yang terdepresiasi karena tidak bergantung pada penerbit atau pemerintah tertentu.
Bank-bank sentral merupakan pemegang Emas terbesar. Dalam upaya mereka untuk mendukung mata uang mereka di masa sulit, bank sentral cenderung mendiversifikasi cadangan mereka dan membeli Emas untuk meningkatkan kekuatan ekonomi dan mata uang yang dirasakan. Cadangan Emas yang tinggi dapat menjadi sumber kepercayaan bagi solvabilitas suatu negara. Bank sentral menambahkan 1.136 ton Emas senilai sekitar $70 miliar ke cadangan mereka pada tahun 2022, menurut data dari World Gold Council. Ini merupakan pembelian tahunan tertinggi sejak pencatatan dimulai. Bank sentral dari negara-negara berkembang seperti Tiongkok, India, dan Turki dengan cepat meningkatkan cadangan Emasnya.
Emas memiliki korelasi terbalik dengan Dolar AS dan Obligasi Pemerintah AS, yang keduanya merupakan aset cadangan utama dan aset safe haven. Ketika Dolar terdepresiasi, Emas cenderung naik, yang memungkinkan para investor dan bank sentral untuk mendiversifikasi aset-aset mereka di masa sulit. Emas juga berkorelasi terbalik dengan aset-aset berisiko. Rally di pasar saham cenderung melemahkan harga Emas, sementara aksi jual di pasar yang lebih berisiko cenderung menguntungkan logam mulia ini.
Harga dapat bergerak karena berbagai faktor. Ketidakstabilan geopolitik atau ketakutan akan resesi yang parah dapat dengan cepat membuat harga Emas meningkat karena statusnya sebagai aset safe haven. Sebagai aset tanpa imbal hasil, Emas cenderung naik dengan suku bunga yang lebih rendah, sementara biaya uang yang lebih tinggi biasanya membebani logam kuning tersebut. Namun, sebagian besar pergerakan bergantung pada perilaku Dolar AS (USD) karena aset tersebut dihargakan dalam dolar (XAU/USD). Dolar yang kuat cenderung menjaga harga Emas tetap terkendali, sedangkan Dolar yang lebih lemah cenderung mendorong harga Emas naik.