Kelemahan lebih lanjut membuat Dolar AS (USD) turun ke posisi terendah multi-hari baru saat investor mengevaluasi penutupan pemerintah federal AS, yang pada gilirannya memicu kembali ketidakpastian di pasar global menjelang rilis data kunci AS.
Berikut adalah yang perlu diperhatikan pada hari Kamis, 2 Oktober:
Indeks Dolar AS (DXY) kehilangan pijakan untuk hari keempat berturut-turut, mengunjungi zona 97,50 di tengah ketidakpastian yang terus berlanjut seputar penutupan pemerintah AS. Klaim Tunjangan Pengangguran Awal mingguan yang biasa tidak akan dirilis mengingat penutupan federal yang sedang berlangsung, sementara ketidakpastian tetap ada seputar publikasi Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) Challenger dan Pesanan Pabrik. Di sisi The Fed, L. Logan dijadwalkan untuk berbicara.
EUR/USD sempat naik ke level tertinggi multi-hari di dekat 1,1780 sebelum menyerahkan sebagian besar kenaikan tersebut pada pemulihan akhir Greenback. Tingkat Pengangguran di zona euro akan dirilis menjelang pidato oleh Montagner dan De Guindos dari ECB.
GBP/USD naik tajam, berhasil melampaui rintangan 1,3500 untuk mencapai puncak baru lima hari. BoE akan menerbitkan survei Decision Market Panel (DMP) mereka.
Penguatan tambahan yen Jepang menarik USD/JPY ke posisi terendah baru dua minggu di dekat 146,60. Angka Investasi Obligasi Asing dan indikator Keyakinan Konsumen akan menjadi agenda berikutnya di kalender domestik.
AUD/USD melanjutkan pergerakan naiknya, naik sedikit melewati penghalang 0,6600. Hasil Neraca Perdagangan akan dirilis, bersama dengan data Pengeluaran Rumah Tangga dan Laporan Stabilitas Keuangan (FSR) RBA.
Harga WTI turun lebih lanjut dan mencapai posisi terendah baru lima bulan di sekitar $61,40 per barel pada hari Rabu, saat para pelaku pasar terus mengevaluasi rencana OPEC+ untuk meningkatkan produksi minyak sementara kekhawatiran permintaan juga menambah penurunan luas komoditas tersebut.
Harga Emas naik ke batas level $3.900 per ons troy, mencapai level tertinggi sepanjang masa di tengah kelemahan lebih lanjut pada greenback, penurunan imbal hasil AS, dan meningkatnya ketidakpastian setelah penutupan pemerintah AS. Harga Perak mengikuti dan mencapai level tertinggi baru di dekat $48,00 per ons untuk pertama kalinya sejak Mei 2011.