- Emas tetap diminati di tengah kelemahan Dolar AS, dengan para pembeli menekan area resistance $4.150
- Dolar melemah saat para investor mengamati akhir penutupan pemerintah AS.
- Senat AS mencapai kesepakatan untuk melanjutkan pendanaan pemerintah AS pada hari Senin.
Emas (XAU/USD) diperdagangkan lebih tinggi selama tiga hari berturut-turut pada hari Selasa, dengan para pembeli menekan area resistance $4.150 pada saat berita ini ditulis. Dolar AS yang sedikit lebih lemah di pasar yang moderat berisiko mendukung logam mulia saat para investor menunggu perkembangan mengenai pendanaan pemerintah AS.
bereaksi
Indeks Dolar AS, yang mengukur nilai Greenback terhadap sekeranjang mata uang, bereaksi negatif terhadap berita yang melaporkan bahwa Senat AS telah mencapai kesepakatan untuk mengakhiri penutupan pemerintah terbesar dalam sejarah pada hari Senin. RUU tersebut akan dikirim ke DPR, di mana diharapkan dapat disetujui dengan lancar sebelum ditandatangani oleh Presiden Trump, mungkin secepatnya pada hari Rabu.
Indikator Menunjukkan Momentum Bullish yang Semakin Meningkat

Pergerakan harga XAU/USD menembus puncak dari rentang perdagangan dua minggu terakhir, di $4.050 pada hari Senin, mencetak candle positif impulsif pada grafik harian, dan menyoroti momentum bullish yang meningkat. Beberapa indikator teknis mendukung pandangan tersebut. Relative Strength Index (RSI) 4-jam menarik kembali dari level jenuh jual sementara Moving Average Convergence Divergence (MACD) terus bergerak di atas garis sinyal.
Konfirmasi di atas area $4.150 yang disebutkan (puncak 22, 23, dan 24 Oktober) akan membuka jalan menuju level support sebelumnya di $4.220 (terendah 20 Oktober), yang mungkin menantang para pembeli menjelang puncak sepanjang masa, sekitar $4.380 (puncak 20, 21 Oktober).
Di sisi bawah, support berada di puncak saluran yang telah ditembus, di area $4.050 yang disebutkan (puncak 31 Oktober), di depan area tepat di bawah $4.000 (terendah 6, 7 November), dan support utama di terendah 28 Oktober dekat $3.880.
Pertanyaan Umum Seputar Emas
Emas telah memainkan peran penting dalam sejarah manusia karena telah banyak digunakan sebagai penyimpan nilai dan alat tukar. Saat ini, selain kilaunya dan kegunaannya sebagai perhiasan, logam mulia tersebut secara luas dipandang sebagai aset safe haven, yang berarti bahwa emas dianggap sebagai investasi yang baik selama masa-masa sulit. Emas juga secara luas dipandang sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan terhadap mata uang yang terdepresiasi karena tidak bergantung pada penerbit atau pemerintah tertentu.
Bank-bank sentral merupakan pemegang Emas terbesar. Dalam upaya mereka untuk mendukung mata uang mereka di masa sulit, bank sentral cenderung mendiversifikasi cadangan mereka dan membeli Emas untuk meningkatkan kekuatan ekonomi dan mata uang yang dirasakan. Cadangan Emas yang tinggi dapat menjadi sumber kepercayaan bagi solvabilitas suatu negara. Bank sentral menambahkan 1.136 ton Emas senilai sekitar $70 miliar ke cadangan mereka pada tahun 2022, menurut data dari World Gold Council. Ini merupakan pembelian tahunan tertinggi sejak pencatatan dimulai. Bank sentral dari negara-negara berkembang seperti Tiongkok, India, dan Turki dengan cepat meningkatkan cadangan Emasnya.
Emas memiliki korelasi terbalik dengan Dolar AS dan Obligasi Pemerintah AS, yang keduanya merupakan aset cadangan utama dan aset safe haven. Ketika Dolar terdepresiasi, Emas cenderung naik, yang memungkinkan para investor dan bank sentral untuk mendiversifikasi aset-aset mereka di masa sulit. Emas juga berkorelasi terbalik dengan aset-aset berisiko. Rally di pasar saham cenderung melemahkan harga Emas, sementara aksi jual di pasar yang lebih berisiko cenderung menguntungkan logam mulia ini.
Harga dapat bergerak karena berbagai faktor. Ketidakstabilan geopolitik atau ketakutan akan resesi yang parah dapat dengan cepat membuat harga Emas meningkat karena statusnya sebagai aset safe haven. Sebagai aset tanpa imbal hasil, Emas cenderung naik dengan suku bunga yang lebih rendah, sementara biaya uang yang lebih tinggi biasanya membebani logam kuning tersebut. Namun, sebagian besar pergerakan bergantung pada perilaku Dolar AS (USD) karena aset tersebut dihargakan dalam dolar (XAU/USD). Dolar yang kuat cenderung menjaga harga Emas tetap terkendali, sedangkan Dolar yang lebih lemah cenderung mendorong harga Emas naik.