Prakiraan Harga Emas: XAU/USD Pertahankan Kerugian di Bawah $3.300 saat Trump Menetapkan Tarif Dasar sebesar 10%
- Harga Emas turun menjadi sekitar $3.285 di awal sesi Asia hari Jumat.
- Trump mempertahankan tarif minimum global sebesar 10%.
- Data ketenagakerjaan AS untuk bulan Juli akan menjadi sorotan pada hari Jumat nanti.
Harga Emas (XAU/USD) diperdagangkan di wilayah negatif di dekat $3.285 selama jam perdagangan awal Asia pada hari Jumat. Logam mulia ini kehilangan nilai di tengah rebound Dolar AS (USD) setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan kesepakatan tarif baru dengan mitra dagang.
Gedung Putih pada Kamis malam menyatakan bahwa Trump akan menetapkan tarif dasar sebesar 10%, menolak saran sebelumnya bahwa ia dapat menaikkan batas tarif menjadi 15% atau lebih tinggi, menurut Bloomberg. Selain itu, Trump telah menandatangani perintah eksekutif yang meningkatkan tarif terhadap Kanada dari 25% menjadi 35%, yang berlaku mulai 1 Agustus 2025. Trump memperpanjang tarif saat ini terhadap Meksiko selama 90 hari untuk memberikan lebih banyak waktu untuk negosiasi perdagangan.
Para pedagang terus menilai perkembangan seputar tarif AS menjelang data ketenagakerjaan AS untuk bulan Juli, yang akan dipublikasikan nanti pada hari Jumat. Ekonomi AS diproyeksikan akan menambah 110 ribu lapangan pekerjaan pada bulan Juli, sementara Tingkat Pengangguran diperkirakan akan naik menjadi 4,2% dari 4,1% selama periode yang sama.
Sikap hawkish dari Federal Reserve (The Fed) AS dapat membebani logam kuning yang tidak berimbal hasil ini dalam jangka pendek. Bank sentral AS mempertahankan suku bunga stabil pada pertemuan bulan Juli pada hari Rabu, dan Ketua The Fed Jerome Powell mengatakan bahwa The Fed perlu menunggu lebih banyak data sebelum memutuskan apakah akan menyesuaikan suku bunga pada bulan September. Namun, tanda-tanda ketegangan perdagangan atau ketegangan geopolitik yang meningkat dapat meningkatkan aliran safe-haven dan membantu membatasi kerugian emas.
Pertanyaan Umum Seputar Emas
Emas telah memainkan peran penting dalam sejarah manusia karena telah banyak digunakan sebagai penyimpan nilai dan alat tukar. Saat ini, selain kilaunya dan kegunaannya sebagai perhiasan, logam mulia tersebut secara luas dipandang sebagai aset safe haven, yang berarti bahwa emas dianggap sebagai investasi yang baik selama masa-masa sulit. Emas juga secara luas dipandang sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan terhadap mata uang yang terdepresiasi karena tidak bergantung pada penerbit atau pemerintah tertentu.
Bank-bank sentral merupakan pemegang Emas terbesar. Dalam upaya mereka untuk mendukung mata uang mereka di masa sulit, bank sentral cenderung mendiversifikasi cadangan mereka dan membeli Emas untuk meningkatkan kekuatan ekonomi dan mata uang yang dirasakan. Cadangan Emas yang tinggi dapat menjadi sumber kepercayaan bagi solvabilitas suatu negara. Bank sentral menambahkan 1.136 ton Emas senilai sekitar $70 miliar ke cadangan mereka pada tahun 2022, menurut data dari World Gold Council. Ini merupakan pembelian tahunan tertinggi sejak pencatatan dimulai. Bank sentral dari negara-negara berkembang seperti Tiongkok, India, dan Turki dengan cepat meningkatkan cadangan Emasnya.
Emas memiliki korelasi terbalik dengan Dolar AS dan Obligasi Pemerintah AS, yang keduanya merupakan aset cadangan utama dan aset safe haven. Ketika Dolar terdepresiasi, Emas cenderung naik, yang memungkinkan para investor dan bank sentral untuk mendiversifikasi aset-aset mereka di masa sulit. Emas juga berkorelasi terbalik dengan aset-aset berisiko. Rally di pasar saham cenderung melemahkan harga Emas, sementara aksi jual di pasar yang lebih berisiko cenderung menguntungkan logam mulia ini.
Harga dapat bergerak karena berbagai faktor. Ketidakstabilan geopolitik atau ketakutan akan resesi yang parah dapat dengan cepat membuat harga Emas meningkat karena statusnya sebagai aset safe haven. Sebagai aset tanpa imbal hasil, Emas cenderung naik dengan suku bunga yang lebih rendah, sementara biaya uang yang lebih tinggi biasanya membebani logam kuning tersebut. Namun, sebagian besar pergerakan bergantung pada perilaku Dolar AS (USD) karena aset tersebut dihargakan dalam dolar (XAU/USD). Dolar yang kuat cenderung menjaga harga Emas tetap terkendali, sedangkan Dolar yang lebih lemah cenderung mendorong harga Emas naik.
Artikel Lainnya
Buat Akun Demo
Belajar trading tanpa biaya maupun resiko
Buat Akun Demo
Belajar trading tanpa biaya maupun resiko